— Read 'Late' first.
Baca Late part 1 nya dulu ya.
* * *
Chaewon brengsek. Perkiraannya amat bodoh. Wonyoung sudah pulang dari mananya? Dan aku, aku lebih bodoh. Percaya saja dengannya. Umpatnya dalam hati.
"Sedang apa, Minju-ah?" itu suara Eunbi. Ia baru selesai mengembalikan kotak obat ke dorm sebelah.
"Ani, hanya mengecek Yujin.. Namun dia masih tidur, ya, tidur, haha." jawabnya canggung.
"Ah, baiklah. Oh iya, apakah kau melihat Wonyoung? Dorm sebelah mencarinya, terutama Chaeyeon. Entahlah, mereka memasak sesuatu dan ingin Wonyoung mencicipinya."
Deg.
"Tidak tahu unnie, mungkin sedang ke minimarket?" bual Minju.
Eunbi mengangguk, meninggalkan Minju yang masih terpaku di ruang tamu menuju kamar.
Mianhae, Wonyoung-ah.
* * *
Suara lenguhan terdengar jelas di telinganya. Ia mengusap matanya dan mulai tersadar.
"Wo-wonyoung, ah.. Bangun sebentar, bisa? Aku ingin duduk.." pinta Yujin yang keringatnya mulai bercucuran.
"Ah, ne unnie. Mianhae."
"Kukira kau benar-benar pulang, terima kasih telah menunggu. Sungguh." ucapnya berat, suara seraknya menambah kesan romantis yang tidak terdefinisi.
"Apa aku boleh pulang?" pinta Wonyoung. Ia tahu, dormnya bukan disini. Dan ia merasa sekarang sedang dicari oleh rekan se dormnya. Terutama Yuri dan Chaeyeon.
"Hmh," Yujin mengangguk lemah. Mulai membenarkan posisinya, dibantu perlahan oleh wanita disebelahnya ini.
"Tapi- bisakah aku minta tolong sesuatu?"
"Eung?"
Yujin menunjukkan handphone-nya, meminta Wonyoung mengirimkan pesan pada Yena agar bergegas pergi ke kamar Yujin. Ada beberapa hal yang ingin dibicarakan.
Setelah itu, Wonyoung benar-benar keluar kamar, tanpa lupa berpamitan.
"Get well soon, Yujin-ah." ucapnya sembari menutup pintu.
Yujin terkekeh, Berani beraninya memanggilku tanpa embel-embel Unnie ya, Youngie-ah?
Sementara di sisi lain, Yena yang sedang sibuk melepas maskernya, menerima pesan dari ponselnya.
Yudaeng sent you a message.
Bisakah kesini sebentar? Aku butuh pikiranmu, ayo berbicara. Jangan sampai yang lain tahu aku sudah bangun.
Kamsahaeyo, Yujin.
Yena menutup ponselnya dan bersegera menyelesaikan pelepasan masker dari wajahnya itu.
"Eunbi unnie! Wadah yang tadi dipakai untuk kompres Yujin kau taruh dimana?" teriak Yena, yang langsung disambut oleh death glare milik Eunbi.
"Aish, bisakah tidak teriak?" Eunbi merapihkan uang yang berserakan akibat teriakan Yena yang membuat konsentrasinya buyar.