Partner [Yenyul]

3.1K 330 70
                                    

Cast :

Yuri as Sekretaris OSIS, dipilih langsung sama si ketos.

Yena as Ketua OSIS yang gak pernah nyerah untuk dapetin apa yang dia mau.

WARN ! Non baku words.

***

"Apa sih, udah deh kak. Gak liat nih lagi sibuk?"

"Aish jinjja! Gabisa sekali aja yur?"

"Huft,"

"Iya deh iya,"

"Besok kita ke kafe deket Neverland. Tapi lo yang bayar, gak mau tau."

"Oke!" peluk Yena ke kekasihnya- calon kekasih lebih tepatnya. Karena sekarang masih status adik kakak zone.

Yuri masih bolak-balik duduk-berdiri demi menghindar dari ketos gak warasnya itu yang terus menempel padanya.

"Ih diem dulu deh kak, nanti typo ngetik proposalnya!"

"Gapapa, kan ketua osisnya gue. Sekretarisnya lo. It's okay, Yuri-ah," ucap Yena manja.

Yuri hanya bisa bergidik dan menghindar sambil membawa laptopnya.

"Geli. Bye, gue pergi kak, besok gak jadi ke kafe deket Neverla-"

"Iya iya! Gue diem aja nih gak ganggu," Yena membulatkan pipinya.

"Lanjutin ngetiknya,"

"Mau liat muka serius lo lagi,"

"Eh- maksudnya nanti gue yang kena marah sama Hongki Ssaem kalo ga dikerjain proposalnya,"

"Kan repot!"

"I-iya kan?"

Yena salting, salah ngomong.

Yuri tersenyum dan tertawa sedikit, tak tahan dengan kakak kelasnya ini.

Entahlah, Yuri hanya berpikir Yena seperti ini karena mereka sudah dekat layaknya kakak adik, Yuri tidak berpikir lebih.

Namun perasaannya? Tentu saja.

Hatinya tidak bisa berhenti berdegup kencang setiap saat ia berdampingan dengan Yena, partner kerjanya di OSIS. Hanya berdua seperti ini. Yuri selalu merasa aman dan nyaman jika berada bersama Yena, seperti ada rasa tidak ingin kehilangan.

Apakah ini yang namanya rasa ingin memiliki?

Ah, tidak mungkin. Pikir Yuri.

Walaupun demikian, Yuri bukanlah tipe murahan. Ia termasuk tipe yang memilih jual mahal meski harus sering bersandiwara soal ekspresi. Yang seharusnya senyum salting, ia mudah mengontrolnya menjadi muka datar. Ia ahlinya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Gue pulang dulu ya? Besok jam 9 pagi tunggu di depan gerbang. See you,"

Yuri mengangguk. Yena langsung merapihkan tas dan laptopnya yang sedari tadi dikerjakan oleh Yuri, dan bergegas menuju gerbang.

"Oh iya,"" Yena lupa akan sesuatu.

"Yur!"

Yuri menoleh.

"Pake baju yang bagus ya! Besok kita foto pre-wed disana!" teriak Yena.

Mata Yuri langsung melebar, Hah?!

"- Maksud gue foto booth! Aish, mulut ini dasar," Yena langsung menepuk kecil bibirnya.

Yuri tertawa melihat tingkah konyol partner kerjanya di OSIS itu.

ʙᴜᴄɪɴ ; ɪᴢᴏɴᴇ (ᴏɴᴇsʜᴏᴏᴛ)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang