1 tahun kemudian....Jeongyeon POV
Aku terbangun dengan badan yang sakit semua. Apa yang terjadi? Dan....
Aku tidur di jalanan dekat sungai Han!?
Aku segera bangun dan berjalan pulang. Aku bingung kenapa tidak ada orang yang menyadari keberadaanku? Aku berusaha memanggil salah satu dari mereka.
"Unnie! Unnie!" Aku melambaikan tanganku di depan salah satu wanita yang sedang duduk. Tapi wanita itu sama sekali tidak berkutik.
"Ada apa ini!? Tolong siapapun jawab pertanyaanku!" Aku berteriak sekencang kencangnya. Namun, respon mereka masih sama.
Aku semakin bingung dan segera berlari menuju dorm. Entah kenapa tenagaku sama sekali tidak berkurang. Bahkan nafasku tetap normal.
Tunggu!
Aku tidak bernafas!?
Oh God! Apalagi ini!?
Aku segera membuka pintu. Tapi aku tidak dapat menyentuh daun pintunya.
Apa ini mimpi?
Aku masuk dan menemui semua member fokus kepada TV yang sedang menampilkan film komedi. Tapi, kenapa tidak satupun yang tertawa?
"Hey! Aku pulang!" Aku berlari dan kini berada di tengah tengah mereka. Aku ingin menyentuh rambut Tzuyu. Tetap tidak bisa. Aku frustasi dan berlari menuju kamarku. Aku terduduk di lantai dan memeluk diriku.
Mina POV
"J-Jeongyeon!?" Gumamku. Aku melihatnya menangis dan berlari menuju kamarnya.
"Kenapa Mina? Kau memanggil Jeongyeon? Dia sudah tiada Mina... Jangan berhalusinasi." Ucap Momo. Aku terdiam sejenak kemudian aku mengikuti dimana Jeongyeon berlari.
Ceklek~
Aku membuka pintu kamarnya dan mendapatinya sedang duduk dan memeluk dirinya. Seakan nafasku menguap begitu saja. Apa ini nyata? Ah, aku tidak peduli. Jikapun ini mimpi, jangan pernah ada yang membangunkan ku.
"J-Jeong?" Dengan tangan gemetar aku menyentuh pundaknya. Dia mendongak dan melihatku.
"M-mina? Kau bisa melihatku!?" Jeongyeon berdiri dan memelukku erat. Menenggelamkan wajahnya di antara ceruk leherku. Entah keberanian dari mana, aku membalas pelukan hangatnya.
"Mina, apa yang sebenarnya terjadi?" Tanyanya setelah melepaskan pelukan kami.
"S-sebenarnya...
Kau sudah tiada satu tahun lalu."
Wajahnya tampak mengernyit bingung karena penuturanku.
"A-apa maksudmu?" Dia memeriksa setiap bagian tubuhnya.
"Kau telah dibunuh."
"Lalu jika aku mati kenapa aku bisa kembali disini, di tempat ini?" Tanyanya.
"Mungkin sesuatu belum selesai." Jelas ku.
"Lihat, legomu sudah berdebu..." Aku membersihkan Lego itu dan memeluknya sekitar 10 detik.
"Aku merindukan semua ini!" Gumamnya. Dia menyentuh Lego itu dan menggenggamnya.
"Hah!? Aku bisa menyentuhnya!? Tapi kenapa tadi sama sekali aku tidak bisa menyentuh apapun?" Dia masih melihat Lego yang ada di genggamannya. Dan hal itu sukses membuatku berfikir sejenak dan mulai menyimpulkan sesuatu.
"Apa mungkin benda yang ku sentuh sekitar 10 detik juga akan dapat kau sentuh?" Terkaku. Aku mencoba berbaring dengan posisi tengkurap di atas ranjang Jeongyeon dengan tangan seolah olah aku sedang memeluk kasurnya. Sekitar 10 detik aku melepaskannya dan mempersilahkan Jeongyeon duduk di sana.
Perlahan dia duduk walaupun wajahnya tersirat sedikit rasa tidak yakin. Hingga dia berhasil berbaring. Matanya berbinar dan menatapku. Dia berdiri dan melompat lompat di atas kasurnya seperti kera di hutan.
"HEY! I CAN DO IT!!!!" teriknya kegirangan. Aku naik dan merangkul pundaknya. Aku ikut melompat di atas kasur hingga kami kelelahan dan terbaring di kasur.
"Terima kasih.* Ucapnya tiba tiba.
"Karena hanya kau yang mampu membantuku." Dia memiringkan badannya dan menghadapku.
Grep~
Dia memelukku lagi. Aku membalas pelukannya dan menangis.
"Jangan menangis..." Bisiknya.
"Aku sangat bahagia melihatmu kembali walaupun dengan keadaan yang mustahil untuk kembali seperti semula."
.
.
.
.
.
Double update!!!!Typo abaikan
Sumpah ceritanya gaje pake bangetzzzz
KAMU SEDANG MEMBACA
What's Wrong? [JeongMi]
Fanfiction[𝑬𝒏𝒅✓] Tolong! Siapapun jawab pertanyaanku! - Yoo Jeongyeon