Kau duniaku

1.6K 157 81
                                    

King Record ⓒ Hypnosis Microphone

If You Know ⓒ Akira1798

.

.

.

.

Happy reading~

...

...

...

...


Sebenarnya, Saburo sangat malas. Malas sekali, untuk berjalan lebih jauh. Hanya untuk mengunjungi sekolah Jiro, kalo saja bukan karena janjinya pada Ichiro. Saburo akan langsung saja pulang kerumah.

Tapi karena hari ini. Karena permintaan langsung Ichiro, Saburo rela melakukannya.

"Uhuk.. Uhuk..." Sedikitnya Saburo terbatuk, dan rasa linu pada perutnya terasa menyiksa.

Apa rasa sakit ini yang sering Jiro rasakan saat setelah berkelahi?

Berjalan dengan pelan, sedikitnya menggigil ketika angin berhembus. Seragamnya basah, walau ia sudah memakai jaket. Angin musim gugur terlalu dingin untuk tubuhnya.

.

.

Tak sengaja, Saburo mendengar percakapan Jiro dengan temannya itu.

Tidak disekolahnya, tidak tetangga rumah mereka. Tidak guru disekolahnya. Bahkan teman sekolahnya.

Selalu saja, topik percakapan mereka tidak jauh-jauh dari tentang dirinya yang menyusahkan Ichiro ataupun Jiro.

Dengan segala emosi yang ia pendam. Mengabaikan rasa pening kepalanya.

Saburo, "Maaf saja, kalau aku ini bocah rese. Setidaknya aku tidak memalukan seperti kau.." Dengan ekspresi andalannya.

Saburo menatap ketiganya datar.

.

.

.

"Kenapa kau ada disini? Sekolahmu lumayan jauh dari sini, bocah!" Saburo menatap Jiro, entah kenapa wajah Jiro terlihat lelah.

"Ichi-nii tidak akan pulang . Ia menyuruh kita belanja bahan makan malam..." Jelasnya, tanpa basa-basi.

Lalu hening beberapa saat, hingga terdengar tawa yang tertahankan. Saburo tau ia akan jadi bual-bualan seluruh dunia.

"Hummpfffff... Hahaha, heh bocah! Kau ini selalu merepotkan! Kenapa kau harus menyusul orang yang kau tidak anggap kakak? Kenapa kau tidak belanja sendiri?"

Saburo masih mencoba menahan emosinya. Pandangannya sudah mulai kabur, badannya terasa lemas.

"Aku hanya menuruti perintah Ichi-nii..." Dengan nada dingin sebisanya, ia menjawab. Ia sudah terlalu sering diperlakukan seperti itu sejak sekolah dasar. Hingga sudah terlalu muak akan hal itu.

Tawa menyebalkan terdengar oleh indra pendengarannya. Saburo tidak suka.

"Bhahaha... Kau bocah, dan bocah sepertimu itu selalu menyusahkan kedua kakakmu. "

"........." Saburo tidak menjawab.

"Kenapa kau tidak mati saja? Jadi beban kakakmu dan Jiro, temanku, berkurang dengan tidak adanya dirimu!"

If You KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang