Ketahuan?

1.3K 123 53
                                    

King Record ⓒ Hypnosis Microphone

If You Know ⓒ Akira1798

Tidak ada niatan untuk mengambil keuntungan, hanya sebatas kesenangan pribadi.

.

.

.

Sudah beberapa hari ini Ichiro berada dirumah saja. Ya, karena faktor tidak ada pekerjaan yang memanggilnya atau emang gak ada hal yang membuatnya keluar rumah. Akhirnya Ichiro habiskan waktu untuk kedua adiknya.

.

Pagi ini, dengan senangnya ia membuat sarapan dan bekal untuk kedua adiknya. Yang semakin hari, volume pertengaran kedua adiknya itu berkurang. Sebenernya Ichiro penasaran, akan alasan kenapa mereka jarang bertengkar. Bukan karena ia suka keduanya bertengkar, tapi murni hanya penasaran saja.

"Ohayo ne, Ichinii..." sapa Sibungsu yang langsung membantu Ichiro membereskan meja.

"Ohayo Saburo. Jiro masih belum bangun?" tanyanya, mengusap kepala adik kecilnya.

"Baru bangun Ichinii, tadi baru mau mandi..." jelasnya. Senang karena mendapatkan usapan kepala dari kakak sulungnya.

"Ahaha... Dia itu, masih saja sering telat bangun..." Ichiro menggelengkan kapalanya.

Padahal sebelumnya, Ichiro sudah membangunkan Jiro lebih awal. Tapi adik pertamanya itu masih belum ada niatan untuk bangun dari mimpinya.

"Semalam dia baca manga terus sih..." jawab Saburo ngasal.

"Siapa yang baca manga. Aku mengerjakan pr, tau!" saut dari pintu dapur, Jiro masih belum mengeringkan rambut hitamnya itu, membiarkan handuk dilehernya. Belum pula ditata seperti biasanya. Main duduk aja di meja makan, dengan wajah yang masih setengah ngatuk. Mengundang kekeh kecil dari sang sulung Yamada.

Jiro udah pake seragam lengkap, tapi masih terlihat berantakan.

.

Melihat Jiro yang masih berantakan, dengan gemas Saburo mendekati kakak keduanya, mengambil handuk yang ada dileher Jiro.

"KAU BISA MASUK ANGIN BODOH!!" dengan kekuatan gemasnya, Saburo mengeringkan rambut hitam itu sekuat tenaga.

"OI! OI! OI! OI! CHOTTO SABUROOOO!! SAKIT" Ucapan doang bilang sakit, sebenernya sih Jiro seneng aja.

Terbukti dianya santai aja.

.

Setelah acara mengeringkan rambut Jiro, langsung aja nyerahin sisir kepada Jiro. "Sisir sendiri!"

"Ha'i Ha'i...." sambil cemberut, Jiro ambil alih sisirnya. Dan jalan ke kamar mandi lagi buat nata rambutnya.

Ichiro menunggu Jiro selesai sambil menata sarapan mereka bertiga dengan dibantu Saburo.

Ichiro masih dengan senyum terlukis pada bibirnya. Melihat perlakuan Saburo pada Jiro tadi membuatnya takjub dan bangga. Melihat keakraban adik-adiknya itu seperti melihat sebuah kelangkaan yang luar biasa.

.

"Niichan ayo makan!" seru Jiro, ceria. Lengkap dengan tas sekolahnya, juga menyerahkan tas sekolah Saburo.

"Nih..."

"Hum..." cuman dijawab deheman doang sih. Masih mending, daripada sebelumnya malah kena tampol. Menurut Jiro, hal ini sebuah kemajuan untuknya?

Apa ini termasuk lampu hijau untuknya?

Atau malah sebaliknya? kita hanya bisa nunggu keputusan yang nulis. orangnya lagi galau sih, mungkin bakal ada bumbu bawangnya :)

If You KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang