Bg 5

13 5 0
                                    

Ah, kenapa rasanya mataku berat sekali untuk dibuka. Samar-samar aku bisa mendengar namaku dipanggil berulang kali. Ingin menyahut tapi kerongkonganku perih sekali untuk sekedar mengatakan "ya".
Kurasakan tangan seseorang menyentuh dahiku. Kupaksa mataku membuka untuk melihat siapa gerangan orang tersebut.
"akhirnya kamu sadar juga"
Sua?
"semalam unnie demam tinggi sampai mengigau-ngigau" suara Siyeon mengagetkanku.
"iya, embul panik tau un. Ini embul bawain dreamcatcher punya embul biar unnie gak mimpi buruk lagi" kali ini suara Gahyeon yang membuatku terkejut. Ia memasangkan aksesoris dreamcatcher didekat tempat tidurku.

Ah, hanya mimpi?
Sepertinya iya, buktinya sekarang mereka semua ada disini dan tersenyum padaku.
Untunglah...

"kamu minum dulu ya Ji, pasti kerongkonganmu sakit" ujar SuA yang membantuku untuk duduk.
"demam kamu udah turun" tambahnya sambil memperlihatkan termometer padaku.
Aku mengangguk. Pikiranku masih berputar-putar mengenai mimpi itu.
Untunglah hanya mimpi.
Aku menarik nafas lega dan menatap mereka.
SuA dengan segelas air ditangannya.
Siyeon yang duduk ditepi ranjangku masih dengan tampang khawatir.
Gahyeon yang sibuk membetulkan dreamcatcher yang ia gantungkan.
Dami yang masih setia dengan bukunya tengah berdiri diambang pintu kamarku.
Handong yang duduk dikursi sambil menatapku. Lalu Yoohyeon...

Eh dimana Yoohyeon?

"Yoohyeon dimana?" tanyaku dengan suara serak.
"Yoohyeon?" tanya Siyeon bingung. Mereka semua saling menatap, kemudian beralih menatapku bingung.
"teman sekolah unnie?" tanya Handong yang membuatku menatapnya aneh.
"bukan. Yoohyeon teman kita"
"Yoohyeon siapa?" tanya Siyeon lagi yang membuatku geleng-geleng tak habis pikir. Ada apa dengan mereka?
"Yoohyeon!! Yoohyeon yang tinggal di asrama ini!! Yang sering adu mulut denganmu Siyeon!!"
"siapa sih un? Hanya kita berenam yang tinggal di asrama ini! Yang sering adu mulut denganku itu Handong" ujar Siyeon yang membuatku terdiam.
Apa-apaan ini?
"unnie mimpi apa sih semalam? Kok jadi aneh kayak gini?" tanya Gahyeon yang membuatku tersentak.
Mimpi itu apa nyata?
"udah-udah!! Kamu istirahat dulu. Jangan mikir yang aneh-aneh" ujar SuA kemudian menyuruhku kembali berbaring.
"dan kalian, bergegaslah berangkat sekolah" lanjutnya pada yang lain.
SuA menatapku sebentar sebelum ia keluar mengikuti yang lain.

Tidak mungkin Yoohyeon hanya mimpi!
Kita bertujuh sudah lama hidup bersama.
Apa semalam itu nyata? Dan aku telah mengorbankan Yoohyeon?
Tapi kenapa tak ada yang mengingatnya kecuali aku?
Ah... Apa yang sebenarnya terjadi?

Apakah ini hanya mimpi?
Teror itu dan Yoohyeon, apa hanya mimpi?

NightmareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang