“Tumben buat bekal,” cetus Nyonya Kim saat mendapati putra kesayangannya tengah berkutat dengan beberapa bahan dasar memasak. Mingyu bukannya tidak pandai memasak, ia sangat pandai malah, akan tetapi memang tidak biasanya ia membuat bekal, dan itu membuat spekulasi timbul di kepala Sang Ibu.
“Aku akan memberikannya pada temanku,” jawab Mingyu jujur tanpa ditambah ataupun dikurang.
Mendengar itu, Nyonya Kim tersenyum penuh arti, “Benarkah?," tanya beliau dengan alis bergerak naik-turun —berniat menggoda Mingyu.
Sebagai anak penurut, Mingyu hanya bisa mengerlingkan bola matanya jengah. “Sudahlah, Bu. Jangan menggodaku lagi," rajuknya lucu.
“Haha, baiklah. Lanjutkan kegiatanmu," tukas Nyonya Kim seraya terkekeh melihat tingkah Mingyu yang benar-benar lucu di matanya. Di sisi lain, beliau juga merasa terharu karena ini adalah kali pertama anaknya bertingkah demikian. Ia jadi berandai-andai, teman seperti apakah yang menarik hati Mingyu sehingga membuatnya jadi seperti ini. Yah, sebagai ibu, Nyonya Kim pasti mengharapkan yang terbaik bagi anaknya.
Mingyu berangkat lebih awal hari ini, dengan niat ingin membawakan bekal untuk teman dari kelas sebelah. Setelah sekian lama tidak menyentuh pisau dapur dan antek-anteknya, akhirnya ia kembali meski hanya dengan makanan sederhana. Ia sudah menata makanan itu agar terlihat enak dan menarik, meletakkannya di dalam wadah khusus favoritnya tapi karena Mingyu terlalu malu, ia berpikir untuk meletakan bekal buatannya ke dalam lokernya saja. Sebut Mingyu pengecut karena memang demikian adanya. Ia belum memiliki keberanian yang cukup hanya untuk sekadar menyapanya di saat berpapasan dan itu memalukan.
Kuharap ia menyukainya, batin Mingyu cemas.
—
Bel istirahat sudah berbunyi. Para siswa yang semula terdusuk lesu di belakang bangku kini tampak berlomba-lomba untuk keluar dan bergegas menuju kantin sebelum semua persediaan makanan luluh lantak. Namun lain halnya dengan mereka, Wonwoo lebih memilih untuk menyendiri di atap, menyibukkan diri dengan novel tebal yang selalu ia bawa.
“Yah, novelku ketinggalan di loker,” keluh lelaki kurus itu saat menyadari novelnya yang sempat hilang itu tidak ada di dalam tas.
Segera saja Wonwoo beranjak pergi dari tempat duduknya untuk mengambil novelnya yang tertinggal di loker dan setelahnya menuju atap. Akan tetapi, satu hal pertama yang menarik perhatian Wonwoo saat membuka loker adalah keberadaan sebuah kotak aneh berwarna merah yang ia yakini adalah sebuah kotak bekal.
Alis Wonwoo mengernyit bingung, menciptakan keritan pada dahinya dengan mata menyipit memandangi bekal di tangannya. “Milik siapa ini, aku 'kan tidak membawa bekal," gumamnya seraya melirik sekitar.
Sepersekian detik kemudian disadarinya ada sebuah sticky note yang tertempel di sisi bawah wadah itu.
‘for Jeon Wonwoo,
hope you like it ><
from your secret admirer’
“Hah?! Secret admirer? Aku punya secret admirer? Sangat tidak masuk akal,” gumamku bingung. Akan tetapi benda di tangan Wonwoo saat ini sungguh berbalik dengan perkataannya barusan. Tak ingin semakin pusing, Wonwoo memilih untuk membawa bekal itu bersama ke atap. Lagipula ia yakin tak baik untuk menolak pemberian orang lain, terlebih jika itu dari —err, penggemar rahasiamu.
Cklekk
Berbekalkan kunci atap yang ia pinjam secara pribadi dari penjaga sekolah, Wonwoo membuka pintu itu. Tapi tidak seperti biasanya, pintu atap terlihat sudah terbuka, dan sepertinya hari ini ia tidak akan sendiri di tempat itu. Wonwoo melangkah dengan ragu, ekor matanya melirik pada sosok tinggi yang berdiri bersandar pada pagar pembatas. Rasanya ia tidak asing dengan perawakan tinggi itu, dan juga kulit tan nan eksotis yang mengkilat di bawah terik matahari.
Ahh~ Kurasa dia adalah Kim Mingyu yang kemarin, batin Wonwoo menebak. Ia melangkahkan kaki mencari tempat ternyaman untuk menghabiskan waktu makan siang lalu menyantap bekal tadi. Tidak menyadari bahwa dalam keheningan yang ia nikmati, ada seseorang yang tengah menatapnya penuh harap dalam diam. Lagi, sosok itu tampak terkekeh kecil saat menyadari Wonwoo makan dengan lahap.
"Syukurlah kau menyukainya."
—to be continued.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Best Part ☆ Meanie
Fanfictionpea-chy ©2018 [REPUBLISH, REVISED] Loker dan atap sekolah menjadi saksi bisu akan benih cinta yang tumbuh di antara Mingyu dan Wonwoo.