2-Ngomong sama tembok!

36 6 1
                                    

Kini, Bu Marline tengah menjelaskan beberapa rumus matematika yang suaranya seperti alunan lagu nina bobo.

Bisa ditebak, sebagian dari mereka banyak yang menguap, dan sebagiannya lagi mungkin sudah di alam bawah sadar.

Terkecuali Amanda dan Sintya. Mereka berdua tidak mengantuk. Mereka bukan memerhatikan guru di depannya, namun mereka asyik menggosip tentang Lucinta Luna yang benar wanita atau tidak.

Bu Marline tengah menulis di papan tulis, cara dan rumus mengerjakan materi yang baru saja di berinya. Setelah selesai, ia berbalik badan menghadap anak muridnya.

Mereka yang tadinya sedang ngantuk ngantukan, kini duduk tegak, mengingat garangnya guru yang satu itu.

Namun, Amanda terlalu asyik mengobrol sehingga tak sadar tatapan guru itu sedang berada pada dirinya.

"Amanda!" Panggil Bu Marline dengan suara tinggi.

Amanda langsung berhenti berbicara, menengok Bu Marline dengan perlahan dan hati hati.

"I-iya bu?" Jawabnya dengan cengiran di bibirnya.

"Saya dari tadi memperhatikan kamu, ya! Jangan kira saya tidak melihat apa yang kamu lakukan!" Tegas Bu Marline.

"Hehe, iya bu maafin saya ya, abisnya saya bingung, Lucinta itu laki laki atau perempuan" Kata Amanda menjelaskan. Semua sontak tertawa karena kata kata Amanda, terkecuali Bu Marline dan Suga.

Suga baru sekelas dengan Amanda sejak kelas dua belas. Mereka pun baru naik ke kelas dua belas belum lama ini, jadi Amanda hanya tahu Suga adalah orang yang pendiam dari kelakuannya.

"Diam semuanya!" Ketus Bu Marline.

Semua langsung diam, Amanda sedikit menunduk.

"Pokoknya Amanda, kamu pindah duduk di samping Suga! Sekarang!" Kata Bu Marline lagi.

"Lah ta-tapi bu-"

"Tak ada bantahan! Setiap pelajaran saya, kamu pindah duduk di samping Suga supaya tidak berisik dan fokus mencerna pelajaran!" Ucap Bu Marline tegas.

Amanda berdecak kesal. Duduk dengan makhluk dingin itu bisa bisa membuatnya terasingkan. Bagaimana ketusnya ucapan dia di kantin tadi saja sudah membuat Amanda enggan melihatnya lagi.

"Ga, jaga ucapan lo ya, jangan kaya tadi" Jin yang merupakan teman sebangku Suga mencoba menasihatinya.

Suga hanya memutar bola matanya malas.

"Kok malah dipindahin duduk sama gue si, sial"  Gumamnya dalam hati.

Jin kini bertukar tempat duduk dengan Amanda. Amanda duduk dengan Suga, Jin duduk dengan Sintya.

Amanda meletakkan tasnya di kursi, lalu duduk dengan hati hati.

Ia melirik Suga sekilas, jujur ia sedikit takut dengan tatapan Suga yang seram.

"H-hai" Kata Amanda sambil sedikit menunduk dan tersenyum.

Suga hanya menaikkan satu alisnya dan melirik Amanda, lalu kembali melihat papan tulis tanpa tersenyum.

"Azab apa lagi ini Ya Tuhan"  Kata Amara dalam hati.

***

"Ihhh pokoknya gue kesell!" Amanda meninggikan suaranya.

"Yaudah sih terima aja" Kata Clara yang sedang mencemili kripik singkongnya.

"Tapi ya, dia tuh- ishh ngeselin banget" Amanda melanjutkan omelannya.

"Ehem, mana nih yang katanya bisa naklukin Suga? Dicuekin gitu doang aja udah kesel" Kata Sintya disambut dengan tertawaan Clara. Tapi tidak dengan Amanda.

"Ya.. Nggak gitu juga" Amanda mencoba membela dirinya.

Sepulang sekolah, mereka sudah biasa main dulu di rumah Clara, wifi gratis dan cemilan yang banyak menjadi penyebab utamanya.

"Jarang ya cowok kaya dia" Ucap Clara.

"Biasanya mah cowok kalo dikedipin dikit udah pada terbang, jelalatan. Dia mah boro boro. Dilirik aja kaga" Lanjutnya kemudian.

"Ya berati bukan cowok sembarangan dong" Kata Amanda.

"Man, kalo lo bisa taklukin Suga, gue akuin lo emang bener cewek yang paling bisa dapetin hati cowok" Kata Clara.

"Apaan sih lo! Gue nggak mau ah ada urusan sama dia!" Ucap Amanda.

"Kalo gitu.. Berarti lo takut dong sama dia?" Kata Sintya memanaskan suasana.

"Ya bukan gitu jugaa.. Gue bisa kok taklukin siapa aja" Ucap Amanda meyakinkan kedua sahabatnya.

"Ah masa?"

"Kalo bisa, ya buktiin dong! Coba lo taklukin Suga"

"Ya jangan Suga juga, dia susah!" Kata Amanda lagi.

"Berarti lo nggak bisa, Man!" Kata Sintya.

"Ah ngeselin lo berdua! Oke! Gue bisa!" Amanda berdiri percaya diri, meskipun sedikit ragu dalam hati.

Sintya dan Clara puas tertawa karena mereka berhasil mengerjai Amanda. Ngegebet Suga? Itu mustahil! Yang ada malah di maki sama dia! Hahaha.

"Tapi ada batasan waktunya" Kata Clara.

"Berapa lama?" Balas Amanda.

"2 minggu!" Kata Sintya sambil menunjuk Amanda.

"Gila lo, lo kan tau dia bukan cowok sembarangan" Kata Amanda.

"Sebulan dah. Bisa ga lo?" Tanya Clara.

"Emang ya lo berdua ngeselin parah" Kata Amanda sedikit frustasi.

***

Bagaimana caranya? - Amanda

Jangan lupa vomment guys!

Suganda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang