part 2

42 0 0
                                    

"hay cantik"

"hay"

"heii"

Setiap orang lorong club ini menyapaku. Aku tidak terlalu menyukai mereka,  seperti halnya sebenarnya mereka tidak menyukaiku sepenuh hati. Mereka hanya penasaran dengan apa yang mereka inginkan. Yaitu melucutiku di ranjang.

Aku terus berjalan, ini pekerjaan sambilanku. Karena untuk menenuhi hidup diperkotaan tidaklah mudah.  Apa lagi aku punya keluarga di desa. Yang menungguku pulang dan berhasil. Aku punya apartemen,  aku punga mobil pribadi. Adalah hasil kerja kerasku, aku tidak menjual tubuhku untuk tidur dengan lakilaki. Meskipun kerja sambilanku tidaklah baik bagi orang pada umumnya.

Tapi bukan berarti aku tidak pernah tidur dengan laki laki. Aku menyukai seseorang. Lebih tepatnya pernah mencintai.  Karena sudah berlalu.

Karena gajiku lumayan besar dikantor dan aku bisa kerja sambilan di club sebagai sexy dance. Hanya 3-4 jam aku bisa peroleh banyak tiap malam. Hanya berlenggak lenggok di club bersama wanita sepertiku. Aku kadang tidak pernah melihat satu persatu wajah pengunjung. Aku hanya menikmati alunan musik. Aku tidak mau menggoda laki laki seperti yang lainya untuk mendapat saweran yang terkadang mereka menyumpalkan uang dibalik celana dan bra. Aku benci itu. Biasanya laki laki seperti itu laki laki kere yang ingin terlihat kaya didepan teman temanya. Dan mendapat selakangan dengan murah. Dia tidak mampu membayar untuk short time nya.

Aku tidak cukup kenal dengan rekan rekan sexy dance, mereka sangat pandai menggadaikan tubuhnya.  Permalam ada yang bisa mendapat jutaan sampai puluhan. Bahkan kalau aku mau bisa satu koper aku dapatkan. Suatu hari aku pernah didatangi  pengawal seorang bos,  bos properti, hanya untuk menemani dia keliling mengunjungi rekan pebisnis. Tapi aku sudah cukup pandai dalam hal ini. Tentu saja aku tidak mau jadi bunganya.

"asal kalian tau, aku bukan pekerja seks, bilang lah bos kalian. Aku tau dunianya"

Itu yang aku sampaikan ke pengawal itu. Tentu saja aku tau, untuk apa seorang bos membawa bunga,  tentu saja untuk menjadi hidangan rekan rekanya. Mereka lebih jahat dari sekedar seorang pemerkosa. Mereka tidak serta merta melakukan seks tapi juga menyiksa bunga untuk kepuasan. Mereka seperti mempunyai penyakit mental.

"apa kamu mau menjadi madu tuan saya? "

Aku juga pernah didatangi seorang yang mengaku pengawal seorang bos.  Aku tetap bersikukuh,  aku tidak mau. Madu adalah simpanan bos. Biasanya bisa mendapat rumah mobil semuanya. Tanpa diperbolehkan menjalin hubungan dengan orang lain, atau imbalanya mati. Madu lebih seperti ratu didalam sangkar emas,  penuh kemewahan,  hidupnya cuma merawat tubuh, bermanja. Didalam rumah atau apartemen mewah ditemani pembantu dan pengawal. Memakai pakaian seksi setiap hari, untuk keluar sangkar ditemani pengawal dan hanya bisa pergi dengan ijin Tuanya.

Sahabatku yang menjadi seorang madu hidupnya tidaklah mudah.

My big inspiratorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang