Kejadian Tak Terduga

217 14 0
                                    


Keesokan harinya...

Aku menunggu Belle di kelas meskipun aku agak bingung dengan sikap Belle yang berubah kemarin. Hari ini Hari Sabtu dimana para siswa di sekolahku menggunakan baju bebas untuk club day.

Tiba-tiba muncul Belle di depan pintu kelasku. Penampilannya berbeda dari sebelumnya. Dia tampak cantik dari sebelumnya.

 Dia tampak cantik dari sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku ternganga melihatnya.

"Hai Bryan", sapa Belle.

Tiba-tiba di depan pintu kelas, Rina masuk dengan muka tertutupi poni.

" Belle, ini sampul bukumu yang sudah aku gantikan", kata Rina sambil mengeluarkan sampul buku dan memberikannya ke Belle.

"Oh oke. Terima kasih", kata Belle sambil menerima sampul buku dengan wajah datar.

"Kucing hitamku dimana?? Kemarin sudah kuberikan padamu", tanya Rina.

" Mmm, ada di gudang sih. Kemarin aku menaruhnya disana", jawab Belle.

"Oh oke. Aku mau ke gudang dulu", kata Rina.

"Eh, kamu ikut club apa hari ini??", tanya Belle.

" Club masak di team dua", jawab Rina lalu keluar kelas.

Belle melihat sampul buku yang ada di tangannya. Dia tidak menyangka Rina akan menggantikan sampul bukunya yang sudah rusak dirobeknya.

Pukul 07.30, Club day dimulai

Aku dan Rio satu club di Club Futsal. Sedangkan Belle dan Angel di Club masak Team satu.

Aku menunggu Rio di Sport Center di belakang sekolah. Dan akhirnya dia datang.

"Btw kamu tumben duluan datang. Biasanya kamu ke kantin bareng anak futsal lain dan aku di tinggal", kata Rio disusul tawanya yang menggelegar.

"Hahaha, aku lagi nggak bawa uang", jawabku.

" Itu namanya karma bagi orang yang suka ninggalin sahabatnya sendiri. Wkwkwk", kata Rio. Kita tertawa bersama.

Pukul 12.00, pulang sekolah

Belle berlari ke arahku dan membuatku bingung.

"Ada apa??", tanyaku.

"Tadi Rina tidak ikut club masak. Apakah dia masih di gudang??", tanya Belle padaku.

" Coba kita ke gudang berdua. Siapa tau dia ada disana", ajakku sambil menggandeng tangannya ke gudang.

 Siapa tau dia ada disana", ajakku sambil menggandeng tangannya ke gudang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di gudang...

Debu-debu menghalangi kami untuk masuk lebih dalam ke gudang. Kami berjalan menuju tempat dimana Belle menyiksa kucing hitam milik Rina.

Semakin ke dalam, bau busuk semakin menyengat. Kami menutupi hidung agar tidak merasakan bau busuknya.

Aku membiarkan Belle berjalan lebih dulu di depanku. Tiba-tiba, teriakan Belle membuatku penasaran dengan apa yang dilihatnya.

"What?? Rina!?! Dia....",Belle menutupi mukanya sambil menangisi Rina yang tergeletak dengan pergelangan tangan kiri berlumuran darah dan tangan kanan memegang sebuah Cutter.

Aku ikut menangisi kepergian Rina. Apalagi dia meninggal disebelah kucing hitamnya yang senasib dengannya.

Belle memelukku sambil menangis.

"Aku nggak nyangka Rina bisa ngelakuin hal ini gara-gara salahku. Aku hanya kesal dengan sikapnya yang aneh dan tidak sengaja membunuh kucing hitamnya itu",kata Belle.

Aku tahu Rina melakukan hal ini karena kucing hitamnya. Dia tidak ingin kucingnya menderita.  Aku juga tahu ini salah Belle. Rina sudah berbaik hati menggantikan sampul bukunya, namun dibalas dengan nasib kucing hitamnya.

Aku membalas memeluk  Belle. Langsung kuraih Handphoneku untuk menelpon Mrs Mia dan mengabarkan tentang keberadaan Rina sekarang.

Tak lama kemudian, Mrs Mia, Mr Mark, dan anggota OSIS sekolahku datang ke gudang dan mengerumuni mayat Rina.

Dengan sigap, Mr Mark dibantu anggota OSIS laki-laki membo-pong Rina dan kucingnya keluat gudang, sedangkan yang lainnya—termasuk aku— keluar mengi-kuti Mr Mark.

Mayat Rina dikuburkan di pema-kaman umum di dekat sekolah. Mr Mark, kepala sekolahku, turut berduka karena Rina adalah murid baru dan baru beberapa hari dia bersekolah, namun nyawanya sudah melayang.

Mr Mark kembali ke kantornya dengan raut muka sedih. Aku, Belle, Angel, dan Rio masih penasaran dengan asal usulnya Rina. Bahkan keluarganya sama sekali tidak datang di pemakaman mayat Rina.

"Hari sudah mulai senja. Kita pulang yuk!", ajakku kepada para sahabatku yang masih terme-nung memikirkan Rina.

" Mmm, baiklah. Ayo,friends! Kita balik!", kata Rio.

Kami berjalan keluar pemaka-man umum dan berpisah di depan pagar sekolah. I hope tomorrow is no problem.

My School (Horror)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang