Dingin tetapi menyejukkan.
Happy Reading guys❤️
****
Jakarta, 8 Oktober 2018
Upacara hari ini, Dara lebih memilih barisan paling belakang. Cuaca hari ini cukup panas, sinar matahari sangat menyengat. Dara lupa tidak membawa topi jadi dia lebih memilih untuk baris paling belakang, karena takut ketahuan oleh guru pengawas ketika upacara. Karena hukumannya jika tidak memakai atribut sekolah tidak lengkap saat upacara, akan dibariskan dekat para guru, dan di suruh membersihkan kamar mandi. Dan dara takut itu.
Sementara, dari jarak jauh ada yang diam-diam memperhatikannya. Dia mengetahui bahwa Dara tidak memakai topi. Cowok itu menggeser-geser barisan hingga dia bersebelahan dengan Dara.
"Nih, pake topi gue" Dara yang sedari tadi memperhatikan pembina upacara, sontak kaget melihat Andra yang kini berada di sampingnya.
"K-kaak And-ra"
"Ganteng" ucap Andra dengan pede-nya. Dara yang mendengar jawaban Andra langsung memalingkan wajahnya.
"Gue tau, lo pasti takut di hukum. Nih, pake topi gue aja" tawar Andra
"Gak kok gue gak takut. Lagian jadi orang jangan so perhatian deh"
"Gue perhatiannya, cuma sama lo doang kok, Dar"
"Oh"
Kalo gak cantik, udah gue tinju ni anak gumam Andra dalam hati.
"Kalo lo gak mau yaudah gue paksa ya" dia memakaikan topinya, dan segera berlari menuju barisan kelasnya.
"Eh tapi..." Dia melihat Andra yang sudah berbaris rapih. Dara hanya bisa pasrah menerima keadaan bahwa topi Andra sekarang ada di kepalanya.
Saat Pembacaan pancasila dibacakan. Dara melihat Andra di bariskan di depan dekat barisan para guru. Itu artinya Andra sedang melaksanakan hukuman, seharusnya memang Dara yang ada di posisi Andra. Dan seharusnya dia yang melaksanakan hukumannya. Dalam hatinya dia merasa bersalah dan entah kenapa Dara enggan melihat Andra di hukum.
****
Jam istirahat pertama, Dara memberanikan diri menginjakkan kaki ke kelas XII MIPA 1, ia mengedarkan pandangannya untuk mencari seseorang. Senyum nya merekah ketika menemukan Andra sedang duduk bersandar di atas pohon mangga bersama genk nya, di belakang kelasnya.
Dara mengabaikan banyaknya pasang mata yang melihatnya dan juga banyak kakak kelas terutama cowok yang menggoda dia, tapi dia berusaha bodo amat.
Dara menghela nafas dan dengan rasa percaya dirinya dia berjalan menghampiri Andra "Huhhh, pokoknya gue gak boleh takut, gue harus balikin topinya Kak Andra"
Andra yang sedang bersandar sambil memejamkan matanya, tiba-tiba saja di senggol oleh Arno. "Woi, tuh ada yang nyariin"
Andra membuka matanya, dan melihat Dara sedang berdiri memperhatikan dirinya. Dia turun dari atas pohon dan berjalan menghampiri Dara.
"Iiii-ni t-topi kakak, makasih ya" Dara mengatakan itu dengan gugup. Mungkin sepertinya Dara harus belajar berbicara dulu agar lebih lancar kepada mamahnya.
"Santai aja kali, Dar. Gausah gugup gitu, gue kan jadi nambah cinta." Ucap Andra, seraya memegang pundak Dara.
"Btw maap ya kak, tadi kakak di hukum gara-gara gue" dia memasang raut wajah bersalahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CANDARA
Teen FictionIni cerita tentang seorang gadis lugu yang memiliki perasaan kaku tentang cinta, dan mampu menarik perhatian seorang cowok playboy tingkat dewa di SMA Candra Winata.