2. Missing You

162 25 27
                                    

Chapter Two

"Apa kau tidak merindukan ibu, Soonyoung? Bagaimana keadaanmu di sana? Apakah ibu Chan dan ayahmu sering mengunjungi kalian? Jika kau ada waktu, datang lah untuk menemui ibu, ibu sangat merindukanmu dan juga Chan."

Sederet kalimat tanya langsung tertuju pada Soonyoung setelah dia menerima panggilan telfon dari ibunya dan membuka suara dengan kata Hallo.

"Minggu lalu ayahmu dan ibu Chan datang menemui ibu, ayahmu ingin agar ibu tinggal bersama mereka, tapi ibu menolaknya, ibu tidak mau terlibat urusan lagi dengan mereka, Jika bukan karena kau, ibu tidak akan sudi menemui ayahmu lagi." Soonyoung tidak menyahut, dia hapal betul akan jadi seperti apa percakapan antara dia dan ibunya jika sudah seperti ini, "Soonyoung, jaga Chan dan dirimu baik-baik, ibu benar-benar sangat merindukan kalian, jika kau tidak ingin tinggal bersama Chan lagi, kau bisa tinggal bersama dengan ibu di sini. Mengerti?"

Soonyoung menghela napas, dia tahu betapa sakit perasaan ibunya waktu dulu dan waktu kini, meskipun ibunya sering mengatakan bahwa semua ini bukan salah dari ayah Soonyoung, tapi tetap saja luka tidak dapat disembunyikan dari tatapan mata.

Ayah Soonyoung menikah dengan seorang perempuan lagi saat Soonyoung berusia 5 tahun, tentu atas persetujuan ibu Soonyoung, meskipun pada awalnya semua terasa baik-baik saja, namun akhirnya ibu Soonyoung tidak bisa menahannya lagi, mereka memang tidak bercerai tapi ibu Soonyoung tidak ingin tinggal dalam satu rumah dengan ayah Soonyoung dan sang istri muda; memutuskan untuk meninggalkan Korea dan menetap di Canada sampai sekarang.

Ibu Soonyoung datang menjeguk saat Chan dilahirkan. Dia tidak membenci Chan dan tidak pula membenci ibu Chan, dia hanya membenci keputusan yang sudah dia buat sendiri di masa lalu yang selalu membuat hatinya terasa pilu. Itu saja. Dan sejak saat itu; kelahiran Chan, ibu Soonyoung akan secara rutin datang ke Korea untuk melihat kedua putranya; Soonyoung dan Chan. Meski hanya setahun sekali saja. Tepat di hari ulang tahun sang ibu.

Soonyoung menghela napas kembali, "ibu, kami berdua baik-baik saja, ibu jangan terlalu khawatir. Aku janji akan datang menemui ibu jika semua pekerjaanku di sini sudah selesai. Aku juga sangat merindukan ibu."

Soonyoung sudah tidak bisa mengingat lagi seperti apa masa kecilnya ketika ibunya memutuskan untuk pindah ke tempat lain disaat usianya masih belum bisa menyimpan memori dengan baik dan benar, yang dia tahu hanyalah keluarganya yang berbeda dengan keluarga teman-temannya, karena dia memiliki dua orang ibu dan satu orang ayah.

"Kau harus menepati janjimu, Soonyoung, karena ibu tidak yakin akan bisa datang menemui kalian tahun ini. Ibu sangat mencitaimu dan Chan."

"Aku juga sangat mencintaimu ibu."

Telfon ditutup.

Soonyoung meletakan ponselnya di atas meja kerja, dia masih berada di kantor sekarang. Jam menunjukan pukul 7:58 PM tapi tumpukan kertas dihadapannya tidak bisa dia abaikan begitu saja. Namun dia harus pulang sekarang entah pekerjaannya itu sudah selesai ataupun belum, karena Chan sudah mengiriminya pesan sore tadi untuk menjemputnya di rumah sahabatnya; Minghao, jam 8:00 PM tepat.

Ah, sepertinya dia akan datang terlambat karena sampai jam sekarang Soonyoung masih belum bergerak dari tempat dia duduk. Dia sudah pasti terlambat.

Soonyoung kembali meraih ponselnya, setidaknya dia harus memberitahu Chan jika dia tidak bisa datang tepat waktu, agar Chan tidak menunggu kedatangan Soonyoung terlalu lama.

Dari: Soonyoung
Untuk: Chan

Sepertinya hyung akan datang terlambat, kau tetap lah di rumah temanmu, jangan pulang seorang diri. Maafkan, hyung.

Wings [If These Wings Could Fly]▫[Seokmin & Soonyoung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang