5

33 4 0
                                    

Mina membuka pintu ruang kerja lelakinya dengan semangat.

"Daniel!" dan langsung terduduk di depan lelakinya itu.

"Wae?" tanya Daniel dengan senyum khasnya.

"Kamu sibuk minggu ini?"

"Hm, sepertinya tidak. Kenapa? Ingin mengajakku kencan?" tanya Daniel dengan menatap Mina.

"Eng! Aku punya dua tiket taman hiburan. Kamu bisa?" tanya Mina dengan menunjukkan dua lembar tiket yang dia dapatkan dengan memaksa Seongwoo membelinya kemarin.

"Ah, bagaimana kamu bisa mendapatkannya?" Daniel terpana, seorang Song Mina, perempuan penggila kerja ini bisa mendapatkan tiket taman hiburan?

"Ada dong!" Mina menjawan enteng.

Ya, Song Mina, seorang wanita karir yang berhasil meneruskan jejak ayahnya menjadi pengusaha muda, di usianya yang masih terbilang muda, yaitu 27 tahun.

Berpacaran dengan seorang pengusaha muda juga yang seumuran dengannya.

Dipertemukan pada acara kluarga Song, Daniel dan Mina dijodohkan untuk menjadi sepasang kekasih.

Tidak ada penolakan dari keduanya, membuat Mina berfikir bahwa Daniel bisa menerimanya.

Daniel adalah anak penurut. Dia bahkan akan menuruti semua permintaan eommanya. Karena, dia adalah anak satu-satunya, dan berjanji akan membahagiakan eommanya di depan appanya, ketika appa menghembuskan nafas terakhirnya.

"Baiklah, aku jemput jam sembilan? Atau lebih pagi? Agar kita bisa sarapan dulu?" sungguh, Daniel memperlakukan Mina sangat lembut. Bagai kaca yang tipis, dan bisa retak kapan saja.

"Hm, boleh juga, kita sarapan dirumahku. Aku akan masak untukmu." Mina menyetujui usulan Daniel.

"Call! Aku akan sampai jam delapan pagi." Daniel mencubit pipi tembem Mina.

"Daniel!" membuat Mina merengut.

"Haha, mian, mian. Kamu kesini hanya untuk ini?" tanya Daniel menunjuk kembali tiket tersebut.

"Iya." Mina menunjukkan senyumnya yang paling menawan.

"Aigoo, gadisku ini! Kamu kan bisa menelfonku?" Daniel bangkit dari meja kerjanya dan berjalan menuju Mina untuk memeluknya.

"Sebenarnya, aku rindu." Mina membenamkan wajahnya pada dada bidang sang kekasih.

"Nah, bagusnya kamu jujur dari tadi. Masa harus aku peluk dulu baru bilang rindu?" Daniel mengusak rambut hitam Mina dan mencium kening kekasihnya itu.

Dua insan yang saling berpelukan. Indah? Memang. Namun, ada rahasia dibalik semua itu. Mina tahu, Daniel tahu. Namun Daniel tidak tahu bahwa Mina mengetahuinya. Dan Mina? Tahu bahwa Daniel tidak menyadari kalau dia mengetahuinya.

~~~

"Makanlah. Aku sudah menunggumu." Mina menyiapkan sarapan yang cukup simple untuk Daniel. Spaghetti.

Ya, Daniel suka spaghetti buatan Mina. Sesuai dengan seleranya.

"Hm, enak sekali. Geomawo, gadisku." Daniel mengecup sekilas kening Mina, yang kebetulan duduk di sebelahnya.

"Daniel! Ini di ruang makan!" Mina menepuk tangan Daniel.

"Ah, jadi kamu ingin aku melakukannya di mana? Kamar?" tanya Daniel dengan alis yang diangkat.

Daniel hanya mendapatkan tatapan malas dari Mina.

"Arra, arra, mian. Aduh, galak sekali calon istriku ini." Daniel melanjutkan makannya.

S T O R YWhere stories live. Discover now