2.0

37 5 0
                                    

Aku berhenti, berbalik ke belakang, menatap dia dan kekasihnya, tersenyum. Aku berjalan kembali ke arah mereka, memeluk dia dan kekasihnya secara bergantian.

"Sampai jumpa lagi, temanku." Aku berkata kepada kekasihnya

"Aku akan merindukanmu, sahabatku." Aku berkata kepada dia.

Ya, aku memutuskan untuk pindah, atau tepatnya, menjauh dari kehidupan dia dan kekasihnya.

Dia, sahabatku, yang aku cintai. Namun, dia memilih, kekasihnya. Dan mengkhianati cintaku.

Kekasihnya, temanku. Yang aku sayangi, yang merebut sahabatku yang sempat menjadi kekasihku, dan menjadikannya kekasihnya.

Dia telah memilih untuk jatuh hati pada kekasihnya.

Tanpa memerdulikan aku yang terkhianati.

Tapi, aku tidak mau merusak kebahagiaan mereka.

Aku hanya bisa menerima keputusannya.

Jika memang dia memilih kekasihnya, aku akan mundur. Aku akan merelakan dia, untuk kekasihnya.

Ini, cerita 6 tahun lalu.

~~~~

Akhirnya, setelah enam tahun, aku kembali kesini. Bermacam perasaan muncul dalam diriku.

Rindu, senang, sedih, kecewa, bahagia. Semua bercampur.

Namun, kenapa ada bahagia?

Karena sekarang aku sedang bersama dengan dirinya.

Aku, yang telah memiliki dirinya, mencintai dirinya, yang tentu saja juga mencintai aku.

"Ah, sudah lama aku tidak mengunjungi tanah kelahiranku." Dirinya menggenggam tanganku, menapaki jalan di bandara.

"Aku juga oppa. Sepertinya sudah enam tahun aku tidak kembali." Aku membalas genggamannya.

"Ya, tidak sangka, sudah berbeda sekali."

Dirinya sangat senang ketika aku meminta liburan kami disini saja. Mengingat, aku juga bisa mengunjungi tempat-tempat yang menjadi kenangan dirinya.

Ya, aku ingin mengetahui semua tentang dirinya yang pernah tinggal disini.

Aku, sangat mencintai dirinya.

Dirinya yang sangat mengerti aku, sangat mengayomi aku, dan sangat mencintai aku juga tentunya.

"Baiklah, kita ke hotel dulu, istirahat. Kamu pasti lelah." Dirinya mengusap lembut kepalaku, memberikan rasa nyaman yang memabukkan bagiku.

"Ne oppa." Aku kembali menangkup tangan dirinya dalam genggamanku.

~~~~

Aku dan dirinya memutuskan untuk istirahat di hotel saja hari ini.

"Tidurlah sayang, kamu harus istirahat. Ingat kata dokter. Kamu tidak boleh kelelahan." Dirinya mengusap lembut rambutku. Tangan yng satu lagi menepuk lembut punggung tanganku.

Dan aku? Tertidur pulas dalam dekapan dirinya.

Dirinya sungguh tempat yang nyaman untukku.

Aku bahkan bisa tertidur hanya dengan usapan tangan dirinya di punggungku.

Dirinya, adalah rumahku.

"I love you, too much, even more than I love myself. You are my angel." Dirinya membisikkan kata-kata yang menjadi favoritku.

"I love you too. You know me more than me myself. I can't imagine my life without you." Aku membalasnya.

"Ah, kamu belum tertidur?" Dirinya terkekeh.

"Sudah, tapi suara lembut oppa sungguh menggodaku." Aku tersenyum.

"Baiklah, maafkan aku. Tidurlah. Besok akan sedikit melelahkan untukmu."

Dan aku pun tertidur dalam dekapan dirinya.

~~~~

"Kamu sudah membawa obatmu?" Dirinya memgingatkanku.

"Sudah oppa." Aku membuka tasku, dan menunjukkan obat yang tersimpan dalam tas.

"Ayo." Dirinya mengulurkan tangannya untuk menggenggam tanganku.

Dan aku? Menerima uluran tangannya. Tersenyum bahagia tentu.

"Kemana kita hari ini?" Tanyaku.

"Hmm, bagaimana kalau kita ke daerah yang dekat dulu? Setelah itu, ke lokasi makan yang direkomendasikan kemarin. Pulangnya akan lebih jauh, sehingga kamu bisa istirahat di mobil." Dirinya yang sangat memperhatikn kesehatanku. Ah, membuatku semakin mencintai dirinya.

"Call. Aku ikut saja. Kan oppa yang menyetir." Ya, kami menyewa mobil untuk tour kami.

Dirinya memang sedikit banyak lupa akan jalan di kota ini, tapi, gps tentu akan membantu.

"Jadi kamu anggap oppa driver?" Dirinya berakting seakan merajuk dengan apa yang aku ucapkan.

"Hahaha, aku bercanda oppa." Aku tertawa melihat kelakuan dirinya.

~~~~

Tidak banyak yang bisa kami kunjungi karena kondisiku yang mudah lelah.

Akhirnya kami memutuskan untuk langsung ke lokasi makan malam yang di rekomendasikan, setelah seharian yg kami lakukan hanya jalan dan istrahat.

Memakan cukup banyak waktu. Sekitar dua jam perjalanan. Tapi,

Sepadan sekali. Pemandangan yang disuguhi restoran ini sungguh indah.

Walaupun makan malam, namun, pemandangan jelas terlihat.

"Hai?" Aku terkejut dengan sebuah sapaan.

Dia! Dan kekasihnya. Menyapa kami yang baru akan duduk di meja, yang memang tepat berada di sebelah meja kami.

"Oh, hai!" Aku, yang bahkan sudah mengubur dalam-dalam perasaanku pada dia, kembali menyapa, tanpa ada rasa canggung.

"Kamu balik?" Tanya kekasihnya.

"Ah, tidak, aku hanya berlibur." Aku sengaja menunjukkan tangan yang sedng kugenggam.

"Angel?" Dirinya memanggilku.

"Ah, oppa, kenalkan, dia, sahabatku, dan kekasihnya, temanku."

"Ah! Ya!" Tebtu saja dirinya tahu. Karena dirinya lah yang telah menemaniku di hari aku ingin melupakan dia dan kekasihnya.

Membuatku menyadari, aku, mulai mencintai dirinya. Aku tak akan bisa melewati ini semu tanpa dirinya.

"Kamu ingin makan sesuatu?" Tanya dirinya.

"Soup saja oppa, aku tidak ingin muntah lagi."

"Baiklah, tapi pastikan kamu kenyang agar bisa makan obatmu."

"Eng." Aku menjawab dan menatap dirinya yang sungguh mengkhawatirkn diriku.

Tidak tahu apakah ada yang salah denganku, namun, aku menangkap pandangan yang tidak biasa dari dia.

Namun, aku tidak menanggapinya.

~~~~

Makan malam itu sungguh membuatku mual.

"Hoooeekk.." Aku mengeluarkan semua makan malamku di kloset hotel paginya.

"Kamu baik-baik saja?" Tanya dirinya.

"Ya oppa. Aku baik. Mungkin setelah ini, aku ingin dua butir telur goreng, boleh?"
Tanyaku.

"Tentu saja. Aku akan memesannya."

Dirinya langsung memesan apa yang menjadi keinginanku.

Sungguh, dirinya sungguh sangat menyayangiku. Terlihat bagaimna dia mengkhawatirkan kesehatanku.

~~~~

S T O R YWhere stories live. Discover now