•
•"Aku mencintaimu karena kau tidak pernah berhenti mencintaiku.."
Kata orang-orang, love is coming from the most simple thing. Dan menurut Jihoon itu ada benarnya juga, mengingat bagaimana caranya ia akhirnya bisa jatuh cinta pada sang kekasih adalah karena itu dia, Kwon Soonyoung.
Kalau saja yang menyatakan cinta padanya malam itu bukan Soonyoung, walau sambil berlutut dan memberi bunga sekalipun, mungkin Jihoon takkan menerimanya. Sayangnya Soonyoung bahkan menyatakan cinta bukan dengan cara semanis yang terbayangkan, anak yang lebih tua lima bulan dari Jihoon itu mengajaknya kencan seperti orang-orang mengajak teman sekelasnya mengerjakan tugas kelompok dihari minggu yang cerah. Datar sekali.
Waktu itu Jihon sedang sibuk dengan aransement lagunya di studio, mengutak-atik komputer dengan dahi setengah terlipat dan segelas plastik kopi Americano menemani, ketika pintu ruangan studionya dibuka tanpa ketukan permisi terlebih dahulu. Soonyoung masuk dengan kasual dan membuka mantelnya untuk kemudian ditaruh diatas kursi, anak itu mengusap-usap telapak tangannya yang beku dan kemudian menempelkannya pada kedua pipi Jihoon yang tak beralih dari layar komputer.
"Ck.."
Jihoon berdecak tanda terganggu dan menoleh untuk melihat raut cengengesan Soonyoung yang bodoh. Anak itu sudah menarik tangannya kembali dan bergumam
''Dingin kan?'' tanpa repot-repot menanti sahutan sebagai respon dari Jihoon.
"Kenapa kemari?"
Jihoon bertanya sambil meraih gelas kopinya dan meminumnya perlahan.
Soonyoung menoleh kebelakang dengan bingung, membuat Jihoon juga ikut bingung melihat tingkah aneh leader performance itu.
"Kenapa? Setahuku tidak ada tulisan 'Soonyoung dilarang masuk' dipintu.."
respon Soonyoung sambil diiringi kekehan 'hehehe' yang membuat Jihoon merasa menyesal sudah bertanya pada makhluk satu itu.
Sebenarnya Jihoon tidak suka ada begitu banyak orang yang bebas lalu-lalang ke studionya selain Bumzu, karena Jihoon bisa cepat merasa terganggu dan ia tak dapat bekerja saat tidak tenang, tapi melengketkan plang 'DILARANG MASUK SELAIN YANG BERKEPENTINGAN' di depan pintu masih Jihoon anggap berlebihan.
Kebetulan semua member Seventeen seolah paham peraturan tak terucap dari Jihoon itu, takkan ada yang berani datang kemari selain untuk rekaman dan karena Jihoon suruh, selain Soonyoung seperti sekarang, memperhatikan Jihoon seperti sekarang dan lucunya Jihoon tak pernah mengusirnya.
Karena dari semua orang, Jihoon harus mengakui kalau Soonyoung lah makhluk yang bisa diajak bertukar pikiran, seolah makhluk konyol di stage itu bukanlah dia.
"Diluar dingin, kau tidak bawa mantel yah Ji?"
Soonyoung bertanya setelah matanya meneliti keseluruhan ruangan dan tak menemukan mantel milik Jihoon. Yang ditanya hanya bergumam 'Hm' sebagai jawaban dan karena itu Soonyoung menghela nafas.
"Kau akan mati beku kalau pulang tanpa mantel. Kau lupa membawanya yah? Apa Jeonghan hyung juga lupa mengingatkanmu?"
Soonyoung yang cerewet sudah kambuh.
"Tadi aku bawa, tapi kena tumpahan kopi.."
Soonyoung tampak mendengarkan sambil berpikir, ia yang tadinya sedang memegang ponsel untuk bermain game segera memasukkannya ke saku celana lagi dan segera berdiri.
"Mau kemana?" Tanya Jihoon dan melirik Soonyoung dari ujung matanya.
"Pulang sebentar, biar kuambilkan mantel untukmu..," sahut Soonyoung.
Ini yang Jihoon suka dari Soonyoung, anak itu perhatian dan tulus. Orang lain mungkin akan dengan mudahnya menelfon anggota lain di dorm dan menyuruh salah satu mengantar mantel, tapi Soonyoung tidak. Entah dia yang bodoh atau bagaimana tapi dia lebih memilih melelahkan dirinya sendiri daripada merepotkan siapapun.
Dan dari semua member, hanya Soonyoung yang perduli pada Jihoon sampai ke pertanyaan kecil seperti 'mana mantelmu?' Jihoon bilang begitu bukan berarti karena yang lain egois dan tak perduli, hanya saja Soonyoung lebih dari sekedar perduli, dia perhatian.
"Tidak usah, ini juga sudah hampir selesai. Aku akan segera pulang.." sahut Jihoon santai, ia memang sudah menyelesaikan pembuatan lagunya kali ini, ia segera mematikan komputernya dan merapikan kertas-kertas yang berserakan disana sebelum mengajak Soonyoung pulang.
Disepanjang jalan, udara makin dingin dan sunyinya malam menemani langkah kedua pemuda itu menuju dorm, hanya terdengar suara binatang malam dan alunan lagu Stand By Me milik Shinee yang diputar diponsel Soonyoung dengan volume sedang.
Soonyoug berjalan seperti orang mau pipis karena ia sudah memberikan mantelnya pada Jihoon, dan yang dipinjami juga pura-pura tidak perduli pada ekspresi kesusahan Soonyoung menahan dingin.
"Aduh Ji, kau jadi pacarku saja. Jadi saat dingin aku bisa memelukmu. Bukannya membeku sendiri seperti ini karena mantelku untukmu."
Soonyoung bergumam dan membuat Jihoon menghentikan langkahnya.
"Biar kukembalikan mantelmu kalau begitu.."
Sahut Jihoon dan menatap Soonyoung dalam.
"Kau menolakku yah?"
Tanya Soonyoung dengan wajah yang dibuat menyedihkan.
"Memangnya kau menyatakan cinta?"
Tanya Jihoon balik, Soonyoung menepuk dahinya sendiri karena kecewa, tapi Jihoon segera memeluknya sambil tertawa dan mengatainya bodoh.
Seperti itu cara mereka menjadi sepasang kekasih, dan karena itu Soonyoung maka Jihoon menyukainyai.
TBC..
Haii,salam kenal aku author newbie di fandom sekaligus kapal ini 😊
Ini fict uda lama dan aku post buat perkenalan, semoga sukaa 😂PurpleLittleCho^^
KAMU SEDANG MEMBACA
It's All About You (SoonHoon)
Random[DONE] Just a bunch of SoonHoon's drabble. "Aku mencintaimu karena kau tidak pernah berhenti mencintaiku.."