When You Weak I'm Keep Hold You

5.3K 566 25
                                    


"Aku mencintaimu karena kau tidak pernah berhenti mencintaiku.."

Masa menjelang comeback merupakan saat-saat yang paling berat bagi member Seventeen, semuanya di press untuk menghasilkan sesuatu yang luar biasa dan tak mengecewakan Carats. Tak jarang ada member yang mengalami guncangan emosional seperti mereka tidak yakin dengan apa yang ingin mereka tampilkan, semua orang stress tapi tetap tak menurunkan semangat mereka.

Selalu ada yang menguatkan disaat ada yang lemah, itulah gunanya team.

Soonyoung pernah menjadi yang paling terguncang ketika menjelang comeback, setelah mengadakan rapat dengan semua pihak unuk penentuan songtrack, Soonyoung ditemukan menangis sendirian di practice room. Saat semua orang sudah pulang, tidur kelelahan diranjang masing-masing, tapi Soonyoung terisak sendirian seperti bocah malang.

Dan yang menemukannya adalah jihoon tentu saja, anak itu hendak pulang dari studio dan mendengar tangisan lirih dari practice room. Jihoon tidak penakut soal hantu seperti Mingyu, yang akan langsung keringat dingin saat mendengar ceritanya saja.

Jihoon lebih takut ketika menemukan orang yang selalu menguatkannya, yang selalu menenangkannya, sedang lemah dan berantakan seperti sekarang.

Jihoon bukan seseorang yang pandai membujuk dengan penuh lemah lembut seperti halnya Jeonghan dan Jisoo, itulah kenapa Jihoon kebingungan harus berbuat apa ketika menemukan Soonyoung meringkuk dengan lutut dilipat dipojok ruangan. Jihoon menghampirinya dan ikut berjongkok dihadapan Soonyoung, kemudian mendekap kepala pemuda itu ke dadanya. Tanpa berkomentar apapun, karena semua orang tahu Jihoon buruk dalam merangkai kalimat langsung, dia hanya lancar ketika menuliskannya kedalam bait lagu.

"Ji.. maafkan aku.."

Soonyoung masih terisak hingga suaranya serak, dan Jihoon hanya mendengarkan sambil berkedip dengan kepalanya yang ia tumpukan diatas kepala Soonyoung.

"Kenapa minta maaf?" tanya Jihoon tak mengerti.

"Aku mengacaukan semuanya, lagu-lagumu itu indah tapi aku buruk membuat tariannya.." gumam Soonyoung.

Jihoon tidak sepakat dengan apa yang Soonyoung katakan, semua orang akan memuji jika melihat koreo mereka, dan tidak bisa koreo-koreo itu disebut buruk.

Mereka tidak akan memenangkan Best Performance Of The Year waktu itu kalau bukan Soonyoung pembuat koreonya, jadi Jihoon menghela nafas panjang dan melepaskan pelukannya untuk duduk bersila dihadapan Soonyoung.

"Ingat siapa yang mengataan padaku, lakukan yang terbaik dan tetap percaya pada kemampuanmu, karena langkah awal menjadi hebat adalah meyakinkan dirimu bahwa kau mampu? Aku tidak percaya pencetus ucapan itu sekarang seperti ini.." ujar Jihoon, karena ia ingat Soonyoung menguatkannya dulu saat ia terpuruk hanya karena ada orang-orang yang tidak cukup bertanggung jawab mengatakan lagunya plagiat.

"Aku hanya khawatir.."

"Stop worrying about stupid things, Soonyoung.."

Soonyoung terdiam, menatap wajah serius Jihoon yang manis dan segera menubruknya dengan pelukan diperut sampai si mungil itu telentang kebelakang.

Soonyoung tertawa-tawa karena Jihoon memprotes gerakan tiba-tibanya dan kini Soonyoung tiduran disebelah Jihoon, menempel keperutnya dengan posisi yang lebih rendah. Jihoon memandang langit-langit practice room yang terang benderang karena lampu yang menyala, tangannya mengusak bagian belakang kepala Soonyoung, rambutnya yang halus membuat Jihoon menguap merasakan kantuk.

"Terima kasih yah Ji.. kau selalu menjadi alasanku untuk bangkit.." ucap Soonyoung sambil tersenyum.

"Lain kali bicara padaku kapan pun kau butuh bicara, jangan menangis seperti tadi sendirian, itu menakutiku.."

Jihoon menyahuti dengan mata yang setengah terpejam, ia mendengar Soonyoung terkekeh bodoh khasnya, membuat Jihoon berpikir mungkin Soonyoung ini berkepribadian ganda, kadang menangis seperti bayi tapi kadang tertawa seperti psycopath.

"Tadi kupikir kau sudah pulang, makanya aku menangis sendirian. Kalau aku tahu masih ada kau di studio aku akan lebih keren dengan diam saja bukannya menangis. Itu memalukan.."

"Bodoh.." Maki Jihoon dan Soonyoung terkekeh.

"Ji, ayo minum coklat panas di cafe depan? Aku ingin mengembalikan moodku lagi.." ajak Soonyoung, matanya berkedip pelan memperhatikan cermin yang menampilkan refleksi dirinya dan Jihoon yang hampir tertidur.

"Seriously? Ini sudah larut malam.."

"Ayolah Ji, lima belas menit saja sebelum pulang ke dorm.."

Soonyoung memaksa, ia selalu suka minum coklat jika Jihoon ikut duduk didepannya. Soonyoung cheesy karena bilang coklatnya jauh lebih manis kalau ada Jihoon.

"Tidak mau, nanti aku gemuk.." ujar Jihoon malas-malasan, didengarnya Soonyoung terkekeh karena ucapannya barusan sebelum ia merasakan perutnya berat karena Soonyoung menduselkan kepalanya kesana.

"Aww.. my cute little baby!!"

Jika ada yang suka rela bertanya, apa kegemaran Soonyoung, maka pemuda itu akan dengan senang hati menjawab, mengunyel Jihoon sampai ia mengamuk dengan wajah memerah seperti sekarang.

Soonyoung sengaja menduselkan wajahnya keperut Jihoon sambil tertawa-tawa, tak perduli Jihoon kegelian dan meneriakinya agar berhenti.

"Yaaakkkhh..."

"Adadada.. sakit Ji!!"

Tapi Soonyoung yang jail selalu berakhir dengan malang ditangan Jihoon, pemuda chubby itu meringis sakit sambil mengusak-usak bagian kepalanya yang dijambak Jihoon dengan penuh cinta sampai tercabut beberapa helai.

Jihoon sebagai pelaku tersenyum miring dengan kejam tanpa belas kasihan pada Soonyoug setelahnya.

"MAU SAMPAI KAPAN KALIAN JAMBAK-JAMBAKAN DISINI EOH? TIDAK LIHAT INI SUDAH JAM BERAPA?"

Dan suara Seungcheol selaku sang leader menginterupsi, tetua di Seventeen itu dengan mata mengantuk mengenakan jaket datang menjemput Soonyoung dan Jihoon karena belum pulang ke dorm dengan wajah yang dibuat seseram mungkin.

Tbc.

Haii.. aku balik lagi dengan bagian keduanya. Masih berkenan membacanya? Oh iya boleh mintak tolong gak? Give me feedback dong jgn cuma dibaca terus close tab 😭 aku kan juga butuh kritik dan saran kalian naaaakk 😂😂

Sekian,

PurpleLittleCho^^

It's All About You (SoonHoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang