BLUE DECEMBER
SoonHoon, angst.
.
.
Tidak sulit bagi seseorang yang gemar berfoya-foya di klub mengantar Lee Jihoon ke sebuah resort. Yang membuat dirinya cukup terpana adalah bahwa resort itu tidak berada di Korea.
Kwon Soonyoung, pemuda yang menyatakan cinta padanya di penghujung wisuda. Dia yang mengajak Jihoon ke sana. Tanpa orangtua ataupun teman-teman mereka.
Hanya berdua.
Sepanjang jalan penuh salju, Jihoon hanya mencuri-curi pandang ke arah pemuda itu. Kedua pipinya memerah karena temperatur. Mereka berjalan sangat dekat. Soonyoung sengaja menggandeng lengan Jihoon untuk memangkas jarak.
Barusan Soonyoung mengajaknya makan malam. Saat Jihoon berjalan berdua sekarang, mereka memutuskan untuk kembali ke penginapan. Malam di bulan Desember sangat dingin. Wajah mereka berdua bisa sepenuhnya merah kalau berada di luar. Mungkin saja akan berakhir membeku.
Kamar penginapan mereka cenderung hangat. Perapiannya tengah menyala. Jihoon melepaskan jaket tebalnya. Ia tidak ingin tidur dalam keringat, akan sangat tidak nyaman.
Sementara itu Soonyoung duduk di depan perapian. Ekspresinya seakan tengah mengkhwatirkan sesuatu.
"Soon, apa kau tidak melepas jaketmu?" interupsi Jihoon.
Yang dipanggil menoleh, kedua matanya menyorot sendu. Perlahan Soonyoung melepaskan jaketnya dan menaruhnya di atas sofa tempatnya duduk. Ia bangkit dan berjalan menghampiri kekasihnya.
"Akan kembali dingin saat perapiannya mati dini hari," balas Soonyoung.
Pemuda yang berpostur lebih kecil itu mengangguk paham. Ia belum pernah pergi ke Eropa. Mana tahu soal perapian akan mati dini hari. Di Korea sekalipun, tidak ada perapian seperti ini dalam rumahnya. Semua ini baru bagi Jihoon.
"Berbaringlah," suruh Soonyoung.
Jihoon menurut, lagipula sudah larut dalam waktu setempat. Saat yang baik untuk mempersiapkan mimpi. Ia duduk di atas ranjangnya.
Soonyoung ikut duduk di atas ranjang Jihoon. Kekasihnya itu balas menatapnya bingung. Tapi Soonyoung tidak mengatakan apapun. Ia hanya memangkas jarak di antara mereka lagi dengan meraup bibir Jihoon.
Kedua mata Jihoon terbelalak. Ia tersentak saat Soonyoung memegangi tengkuknya den membuat ciuman mereka semakin dalam. Ia bahkan mengigit lembut bibir bawah Jihoon agar bibir mereka dapat bertaut.
Perlahan Jihoon memejamkan kedua matanya, sementara jemari Soonyoung turun dan menyusuri garis punggungnya, mencapai ujung bawah sweater yang dikenakan Jihoon.
Pemuda mungil itu refleks menggigit bibir Soonyoung saat jemarinya menelusup. Lelaki itu tengah mengelus permukaan punggungnya sementara bibirnya belum jera bertaut dengan milik Jihoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
[~] Palette of Desire | Seventeen
Fiksi Penggemarseventeen smut fics collection; idk why I make this warn! smut, bxb pitike17©2018