1

11.8K 411 10
                                    

Kasih tahu kalo ada typo!

***

"Bentar." Teriakan Lia begitu keras terdengar sampai teras rumahnya. Tak lama gadis itu muncul dengan menggigit tempe goreng serta tangan kirinya yang memegang sepatu dan tangan kanannya memegang tas ransel.

Arga yang melihat kelakuan dari sepupunya itu hanya bisa geleng-geleng. Lia itu lama bukan karena harus danda ini-itu, tapi karena bangunnya yang sudah kesiangan, ia yakin akan hal itu. Bisa dilihat bagaimana Lia tanpa polesan bedak atau apapun itu, bahkan rambutnya saja hanya diikat apa adanya. Dasi yang seharusnya terpasang dengan rapi, ia yakin jika benda itu hilang entah ke mana. Kejadian Lia yang sering bangun kesiangan adalah hal yang sering Arga jumpai, makanya dia sudah tidak perlu kaget dengan itu semua.

"Lo lama, gue tinggal, nih," ancam Arga.

Lia yang tengah memakai sepatu langsung mendongak, karena ucapan dari Arga tersebut ia langsung mengumpati sepupunya. Tempe goreng yang masih utuh dan ia bawa dengan mulut langsung terjatuh dan membuat Lia berteriak kesal. Lia yang berada pada tim "Belum 5 menit" segera mengambilnya tanpa banyak berpikir. Segera ia bangkit dan menghampiri Arga lalu memukul punggung pemuda tersebut.

"Gara-gara lo nih tempe goreng gue jatuh."

Arga tidak menjawab ucapan dari Lia, ia memilih untuk menyerahkan helm kepada sepupunya. "Cepetan naik, Dimas sama Leon udah sampek di sekolah."

"Kok tumben?"

"Nggak tau tuh, palingan abis dimarahin emaknya kali."

Lia tertawa. Ia jadi teringat saat pertemuannya pertama kali dengan Dimas. Cowok itu dulu cukup anak mama, dan selalu sedikit-sedikit melaporkan kepada ibunya jika terjadi sesuatu. Itu dulu, sekarang cowok itu sudah tidak lagi, bahkan jika diungkit kejadian itu lagi, maka Dimas akan marah karena merasa malu. Padahal Lia sama sekali tidak mempermasalahkan jika Dimas adalah anak mama, asalkan tidak begitu berlebihan tentunya.

Untuk Leon sendiri, cowok itu adalah tetangga dari Dimas. Sudah dapat dipastikan jika pemuda tersebut pasti juga akan kena getahnya jika sampai Dimas terkena masalah. Pernah suatu ketika Dimas medapatkan masalah, Leon juga terkena imbas padahal pemuda itu tidak tahu menahu apa yang sebenarnya terjadi.

Lia dan Arga sudah tiba di sekolah. Parkiran kelas 11 sudah cukup ramai karena tinggal 10 menit lagi bel masuk akan berbunyi. Segera Lia turun dari motor dan menyerahkan helm yang ia kenakan pada Arga. Keduanya berjalan menuju kelas mereka yakni 11 IPS 3. Berangkat dan pulang selalu bersama dengan Arga sering ada rumor yang mengatakan jika keduanya berpacaran, padahal itu tidak sama sekali. Arga sendiri saja sudah memiliki pacar bernama Keyra yang bersekolah di SMA lain. Rumor itu tiba-tiba muncul, tapi kadang juga menghilang dengan sendirinya sehingga tidak perlu membuat Lia dan Arga perlu berkoar-koar seolah mereka adalah artis.

"Gimana sih lo?"

Lia kesal dengan Arga yang tiba-tiba menabrak seseorang yang tengah membawa tumpukan buku sehingga buku-buku tersebut berceceran. Arga sendiri hanya tertawa kemudian mengucapkan minta maaf lalu membantu orang tersebut memunguti buku. Orang yang ditabrak Arga adalah Bara yang merupakan ketua OSIS di sekolahnya. Cowok itu hanya diam dan terus saja memunguti buku.

"Ini lo marah, Bar? Diam ae dari tadi." Arga terus saja mengoceh, sedangkan Bara hanya melirik sebentar tanpa menjawab.

Lia yang melihat itu memutar bola matanya malas. Tangannya bersedekap, di saat 2 pemuda itu berjongkok untuk memunguti buku, ia tetap berada pada posisinya. Bara itu ketua OSIS yang tentunya taat pada peraturan. Seringkali mereka—Lia dan kawan-kawan—bertemu dengan Bara di saat mereka sedang membolos atau apapun masalah yang lain. Tugas Bara adalah menertibkan, dan itu berbeda dengan apa yang Lia dan yang lainnya lakukan. Sering terjadi perdebatan antara Bara dan Lia karena merasa paling benar sendiri. Sedangkan Dimas, Arga, dan Leon mempunyai tugas untuk memisahkan perdebatan keduanya sebelum menjadi perkara yang lebih panjang.

Cerita Cewek Tomboy✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang