2 • Bagaimana

2.6K 261 18
                                    

" Chan, kau mau kuantar pulang? " tanya Renjun.

" Tidak perlu Injunnie, aku akan pulang terlambat hari ini " ucap Haechan sambil menghela nafas.

" Hm? Kenapa? "

" Jenono memintaku untuk menemani nya mengurusi berbagai proposal untuk lomba minggu depan "

" Yah, mau bagaimana lagi, Jeno kan ketua osis dan kau wakilnya, mau tidak mau Echannie~ " ucap Renjun sambil mencubit gemas pipi temannya itu.

Haechan kembali menghela nafas, " Tapi aku malas dengan Jenono, dia selalu menganggapku anak kecil padahal aku sudah dewasa. "

" Kau memang sudah dewasa, tapi imut mu itu masih seperti bocah Channie.. " Renjun mencubit hidung Haechan.

" Uh! Kalian sama saja! Yasudah kalau gitu aku mau nyamperin Jenono dulu, bye Injun.. " Haechan pergi meninggalkan Renjun.

Haechan berjalan menuju ruang osis, tempat Jeno dan osis osis lainnya biasa berbincang. Berbagai gantungan kunci di tas Haechan bergemerincing setiap kali ia jalan, seperti anak kucing.

" Jenono~ " Haechan membuka pintu ruang osis mendapati Jeno sedang sibuk main game di hape nya.

" Hai Echannie sayang " ucap Jeno tanpa memalingkan pandangannya dari hapenya.

Haechan geram melihat sikap Jeno yang akhir akhir ini sibuk bermain game. Pasti karena berteman dengan si orang Jepang itu Jeno jadi gemar bermain game.

Haechan merebut handphone Jeno dari tangannya.

" Channie! Handphone ku! Nanti aku kalahh! " ucap Jeno sambil berusaha mengambil hapenya kembali.

Haechan memasukkan hape Jeno kedalam saku nya.

" Jangan main game terus. Cepat kerjakan proposal nya, aku ingin cepat pulang " ucap Haechan datar.

Jeno hanya bisa menghela nafas, Haechan memang tidak bisa dilawan.

Jeno mengambil laptopnya lalu mulai mengetik proposal yang mereka butuhkan untuk lomba minggu depan. Sebenarnya Jeno tidak butuh Haechan untuk sekedar mengetik ini, ia hanya ingin Haechan menemaninya.

Lihat saja sekarang, mahkluk imut nan bohay itu sekarang sudah setengah merem tanda ia menahan kantuknya. Jeno terkekeh melihat Haechan yang begitu menggemaskan.

" Tidur saja kalau kau ngantuk " ucap Jeno sambil menarik kepala Haechan agar bersandar di bahu nya.

Haechan yang terlalu mengantuk pun memilih untuk menuruti Jeno dan menyandarkan kepala nya di bahu bidang Jeno.

Sebenarnya ia dan Jeno sudah berteman sejak kecil, Haechan tidak membenci Jeno, ia hanya kesal kalau Jeno jahil kepadanya. Karena Jeno selalu mempunyai berbagai cara untuk membuat pipi Haechan merona merah.

30 menit berlalu, Jeno sudah menyelesaikan proposalnya. Ia melirik kepada Haechan yang sudah terlelap sambil bersandar padanya.

" Echannie ku ini sungguh menggemaskan~ " ucap Jeno seraya mencubit pelan pipi gembul Haechan.

Jeno membereskan barang barangnya lalu menggendong Haechan ala bridal style menuju mobilnya. Walaupun gembul dan semok, tapi nyatanya Haechan ini ringan.

Jeno menidurkan Haechan di jok tengah mobilnya, lalu meletakkan bantal kesayangan Haechan di kepalanya. Ya, bantal itu sengaja Haechan tinggal di mobil Jeno karena Haechan sering terlelap di mobil Jeno.

Jeno mengendarai mobilnya menuju rumah Haechan yang hanya berjarak 3 rumah dari rumahnya.

Setelah sampai, ia kembali menggendong Haechan dan masuk ke rumah nya dengan kunci cadangan yang ia miliki. Ya, Jeno punya kunci rumah Haechan karena mamanya Haechan yang tau sifat Haechan yang pelupa sehingga ia lebih memilih untuk menitipkan kunci nya ke Jeno.

" Hng? Tidak ada orang? " Jeno melihat keadaan rumah Haechan yang sunyi, seperti tidak ada orang.

Ahh pasti mamanya belum pulang kerja, dan papanya masih dinas di luar kota. Pikir Jeno.

Jeno membaringkan Haechan di ranjang kamar Haechan dan menyelimutinya sampai batas leher.

" Tidur yang nyenyak ya Echannie.. " Jeno mengecup dahi Haechan dan hendak melangkah pergi, namun tangan Haechan dengan cepat menahannya.

" Jangan pergi Jenono, temani Echan disini " ucap pria manis itu dengan mata setengah terbuka.

Jeno terkekeh, " Tapi Jenono belum mandi, masih mau asem! Memangnya Echannie mau peluk Jenono yang asem ini? "

Haechan menggeleng, " Yasudah, Jenono mandi disini saja, bajumu masih ada di lemariku. "

" Tidak ah, baju Jenono yang itu kan untuk Echannie pakai, bagaimana kalau aku pulang dulu, mandi, lalu kembali kesini lagi segera setelah aku selesai mandi? " ucap Jeno sambil mengelus pipi Haechan.

Haechan mengangguk, " Yasudah, tapi janji untuk segera kembali kesini setelah mandi! "

Jeno mengusak rambut Haechan pelan, " Iyaa, Jenono janji! "

Beginilah sikap Haechan sebenarnya kepada Jeno, ia berubah menjadi sangat manja kalau hanya berdua dengan Jeno. Jeno juga tidak keberatan dengan hal itu. Menurut Jeno, Haechan sangat menggemaskan di saat saat seperti ini, makanya Jeno tidak pernah meninggalkan Haechan dari dulu. Orangtua Haechan juga sudah mempercayakan anak semata wayangnya itu kepada Jeno.

" Kau juga jangan lupa mandi ya Echannie, Jenono juga tidak mau memelukmu kalau kau masih bau asem! " Jeno pura pura menutup hidungnya.

" Echan mau mandi kalau Jenono yang memandikan Echan " ucap anak itu polos.

Jeno menelan ludahnya, " T-tidak bisa Echannie, kau kan sudah besar, harus mandi sendiri! "

" Kalau begitu Echan tidak mau mandi kalau bukan Jenono yang mandikan " Haechan melipat tangannya di dada untuk menandakan bahwa dirinya marah.

Jeno bingung harus apa. Ia sudah sering sih memandikan Haechan, tapi itu dulu! Saat mereka masih kelas 2 SD. Haechan sekarang sudah tumbuh menjadi remaja yang cantik, imut, sexy, bohay- AH! Cukup jangan memikirkan hal aneh aneh!

Ia hanya takut jika ia memandikan Haechan, ia tidak bisa menahan hormon nya dan takut menyakiti Haechan nya yang masih polos itu.

" Jadi bagaimana Jenono? Jenono mau kan mandiin Echan? " ucap Haechan dengan mata berbinar, berharap Jeno akan meng-iya kan permintaan nya.

" B-baiklah, nanti Jenono mandikan "

" Yeay! " Haechan memeluk Jeno erat.

" Cepat sana pulang dan mandi, kau benar benar bau asem! " Haechan mendorong Jeno pergi.

Jeno pun segera pulang dan mandi, ia tidak mau Haechan nya itu menunggunya lama lama.

Tapi ia masih khawatir akan satu hal.

Bagaimana ia akan menahan nafsu nya nanti saat memandikan Haechan?





Tbc.

Prey • MarkNoHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang