7 • Hilang

3.5K 236 96
                                    

Haechan terbangun dari tidurnya, ia menengok ke arah kanan, mendapati Jeno yang masih terlelap sambil memeluknya.

Haechan mengelus pipi sang dominan itu dengan lembut agar tidak membangunkannya.

Ketampanan Jeno memang bukan main, bahkan dalam keadaan nya sekarang yang sedang tidur, rambut berantakan, ia tetap terlihat tampan.

Pantat Haechan masih sakit karena semalam, Jeno benar benar tidak memberinya ampun tadi malam.

Haechan kembali menatap wajah tampan Jeno yang sedang tertidur itu. Tangan nya mengelus kepala Jeno dengan lembut.

" Mau sampai kapan kau menatapku? " ucap Jeno tanpa membuka matanya, Haechan terkejut.

" T-tidak, siapa yang menatapmu " Haechan memalingkan mukanya dari hadapan Jeno.

Jeno menarik wajah Haechan agar tetap melihat ke arahnya, " Tak apa, tatap saja aku sampai puas "

Jeno mengecup bibir Haechan sebentar sebelum ia kembali memejamkan matanya.

Pipi Haechan memerah. Jeno benar benar membuatnya gila.

Haechan mencubit hidung Jeno gemas, " Bangun, dasar pemalas "

" Tidak mau, ini kan hari sabtu, Jenono mau puas puas tidur " ucap Jeno sambil mempout kan bibirnya.

" Terserah Jenono saja, tapi Echannie mau bangun dan makan, Echannie lapar " ucap Haechan sambil beranjak pergi.

" Jangan, disini saja peluk Jenono " Jeno menahan tangan Haechan.

" Tidak ah, Jenono bau iler, Echannie gak mau peluk "

" Siapa bilang hah Jenono bau? Rasakan inii! " Jeno menggelitiki tubuh Haechan tanpa ampun.

" Ah geli Jenono! Hahaha ampunnn geli hahaha " Haechan berusaha melarikan diri tapi Jeno berhasil memerangkap tubuh Haechan dibawah tubuhnya.

" Jenono mau ampuni Echan kalau Echan cium Jenono " ucap Jeno sambil terus menggelitiki tubuh mungil dibawahnya ini.

Bibir Haechan mencium bibir Jeno sekilas.

" Sudah Echannie cium sekarang berhentii ahahaha " ucap Haechan yang masih kegelian karena Jeno belum berhenti menggelitikinya.

" Tidak ah, cium nya cuma bentar, Jenono kan mau nya yang lama "

Haechan menarik tengkuk Jeno, mendekatkan wajah mereka berdua, lalu mencium bibir Jeno lama.

Jeno tersenyum sebelum membalas ciuman Haechan, tak lupa melumat bibir tersebut dengan lembut.

" Jenono sayang Echannie~ "

" Echannie juga sayang Jenono~ "

Jeno berhenti menggelitiki Haechan dan beranjak pergi untuk mandi. Ia tidak ingin dibilang bau iler lagi oleh Haechan.

Satu hal yang Haechan tidak mengerti, rasa sayang Jeno terhadap dirinya itu berbeda. Jeno menyayangi nya lebih dari seorang sahabat, atau 'abang'. Jeno benar benar jatuh cinta dengan Haechan makanya ia berani melakukan hal itu semalam.

Tapi berbeda dengan Haechan. Haechan menyayangi Jeno sebagai 'abang'. Sosok pelindung yang selalu menemani dan melindungi nya dari kecil. Haechan juga beranggapan bahwa kegiatan mereka semalam itu hanya dilakukan atas rasa sayang yang hanya sebatas teman, tidak lebih.

Haechan memang menyayangi Jeno, sangat malah. Tapi rasa sayangnya hanya sebatas itu, tidak seperti Jeno yang memang menyanyangi Haechan lebih dari sekedar teman atau 'adik'.

Jeno tidak mengetahui perasaan Haechan terharap dirinya, begitu pula Haechan yang tidak mengetahui perasaan Jeno pada dirinya.

/time skip/

Prey • MarkNoHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang