Bagian 1

31 4 0
                                    

"Pakkk.... " seorang gadis memakai jilbab memanggil dari kejauhan dengan keadaan tergesa-gera sambil berlari.

"Pak tolong, pak jangan ditutup dulu gerbangnya... Please. " dengan menyodorkan kedua tangannya memohon kepada pak penjaga agar tidak menutup gerbangnya.

"Maira Nafeezah, kamu lagi!" dengan nada sedikit menekan.
"sudah berapa kali bapak bilang, jangan telat mulu. Kamu ini telat mulu yaa"dengan nada kesalnya.

"Maafin Maira pak, kali ini Maira telat karena harus mengantar umi Maira ke pasar." jelas Maira.

"Memangnya yang mengantar umi kamu cuma kamu saja, kan ada bapak kamu, sodara kamu, mereka juga kan bisa. Alesan saja kamu." pak penjaga yang tak mau tau.

"Ya Allah pak. Saya seriusan. Lagian abi Maira gak bisa karna harus berangkat kerja, dan kakak Maira juga harus berangkat kuliah. Maira juga cuma telat satu detik aja kok. Marahnya minta ampun." jelas Maira dengan nada kesal.

"Bukan begitu, maksud bapak. Kamu ini udah sering telat. Bapak malah udah baik hati loh sering ngijinin kamu buat masuk, karena kamunya sering telat." ucap pak penjaga.

"Iya deh pak maaf. Kali ini aja, janji gak bakalan telat lagi. " Maira yang memohon lagi.

"Janji, janji bosen tau janji mulu. Kemaren juga kaya gitu." sambil mengangkat alisnya.

"Please pakk. Masa ada murid yang mau belajar dilarang. " sedikit memelas.

"Ya sudah, bapak ijinin tapi inget ini yang terakhir kalinya. " ucap pak penjaga.

"Iya pak, Maira janji deh." dengan menunjukan dua jarinya.

"Awas ya kalau telat lagi. Pokoknya gak ada toleransi. " tegas pak penjaga.

"Janji. " dengan menunjukkan jari kelingkingnya.

Akhirnya Maira pun berhasil masuk ke sekolah, walau harus berdebat panjang lebar dengan penjaga sekolahnya tersebutt.

Jangan lupa kasih bintang yaa. Sama komennya 1 bintang sangat berarti buat aku:)

UNTUK ALVAROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang