Bagian 3

15 3 0
                                    

Di dalam kelas Maira hanya memikirkan kejadian tadi. Bayangan Alvaro, senyumannya begitu sangat berkesan.

Tiba-tiba salah seorang menepak bahunya Maira dan membuyarkan dari lamunan lamanya sejak tadi.

"Woy, ngelamun aja dari tadi, kesambet baru tau rasa. " ucap seorang yang didekat Maira.

"Sela, apaan sih ngagetin aja deh. " jawab Maira dengan nada kesalnya kepada Marsela, sahabatnya yang ia panggil sela.

"Abisnya dari tadi bengong mulu, mikirin apa sih ra? " tanya Sela penasaran.

"Aku engga ngelamun kok, cuma bengong dikit aja. " kekeh Maira sambil tertawa.

Sela hanya memalingkan matanya saja mendengar ucapan Maira, yang menurutnya sama sekali tidak lucu. Maira hanya tertawa melihat ekspresi  sahabatnya tersebut.

Lalu Maira teringat satu hal..."Apakah aku beritahu saja ya ke sela tentang perasaanku kepada kak Alvaro, sekalian minta saran aja. " batin Maira. Maklum saja Maira sampai sekarang tidak mengatakan kepada siapa pun perihal perasaannya, dan hanya memendamnya seorang diri saja.

"Mungkin kalau aku cerita ke Sela, dia bisa kasih saran supaya aku bisa deket sama kak Alvaro." batin Maira lagi.

"Sel, ada yang mau aku ceritain nih penting!" Maira yang memulai pembicaraan.

Bukannya mendengarkan Maira, Sela malah menarik tangannya dan berkata... "Nanti aja deh ra, kita ke kantin dulu aja, aku udah laper nih. Lagian kan gak enak juga sama Melda,  Sita,  Rahma yang dari tadi udah nunggu kita di kantin. " tutur Sela dengan menarik tangan Maira agar beranjak dari tempat duduknya.

Maira baru ingat bahwa tiga sahabatnya lagi sejak tadi sudah menunggunya di kantin, untuk makan. Mereka mungkin sudah menunggu dengan kesal. Tapi disisi lain Maira juga ingin menceritakan tentang perasaannya ke salah satu sahabatnya, sebelum akhirnya ke tiga sahabatnya lagi.

"Tapi sel, Maira mau cerita dulu. " Maira tetep kekeh mau cerita.

"Nanti aja deh ra, pulang dari kantin. Janji deh, masalahnya perut ku sudah memberontak nih. " jawab Sela dengan mimik melasnya.

Maira yang tak tega melihat sahabatnya kelaparan. Akhirnya memyetujui untuk ke kantin terlebih dahulu.

"Ya udah deh, tapi janji ya habis dari kan---
belum menyelesaikan perkataannya, Sela sudah memotong.. "Iya janji. " sambil menunjukkan jari kelingkingnya. "Ayo.. " ajak Sela.

Dan mereka berdua pun bergegas untuk segera ke kantin.

UNTUK ALVAROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang