28. Couple R

431 20 0
                                    

Pagi ini ayah Aletha dan Ibunya Nanda kembali dipanggil ke ruang kepala sekolah untuk menyelesaikan masalah mereka.

"Jadi gimana, Aletha kamu mau minta maaf sama Nanda," ucap Pak Tomo

"Ya pak. Saya aku saya salah karena udah mukul Nanda. Walaupun sebenarnya bukan saya yang mulai. Tapi kata pacar saya, minta maaf itu bukan karena siapa yang salah tapi itu bisa buat menyelesaikan masalah. Jadi Nan, maafin gue. Gue salah udah mukul lu." ucap Aletha

"Nanda kamu mau maafin dia?" ucap Pak Tomo

"Gak saya gak terima permintaan maaf dari anak ini. Dia kalau dibaikin bakalan makin ngelunjak," ucap Bu Dira melampiaskan amarahnya.

Baru saja Pak Bimo akan berbicara tangan Aletha sudah mencegah untuk ayahnya berbicara.

"Maaf Bu kalau ucapan saya gak sopan. Kata guru ngaji saya, tuhan aja maha pemaaf masa hambanya gak. Ibu juga punya tuhan kan?! Agama ibu juga islam kan?!" ucap Aletha

"Saya tahu saya ini anak yang bandel. Tapi sebandel-bandelnya saya. Saya masih ingat sama tuhan saya. Saya bandel cuma mau agar orang tua saya itu peka dan perduli sama saya. Saya capek bu. Saya seperti anak yang ditelantarkan. Jika mereka tak menginginkan saya hidup kenapa saya dilahirkan?! Kenapa yang meninggal harus kakak kembar saya?! Kenapa gak saya saja. " Ucap Aletha meluapkan isi hatinya.

"Aletha,, udah maafin papa," ucap Pak Bimo

"Tha gue minta maaf. Gue yang salah karena buat lu emosi. Gue juga udah maafin lu," Nanda kini angkat bicara.

"Jadi saya nyatakan masalah ini selesai," ucap Pak Tomo

"Kalian berdua bisa kembali kekelas masing-masing. Jangan pernah ulangin ini lagi," ucap Pak Tomo

Setelah itu Aletha dan yang lainnya keluar dari ruang kepala sekolah. Ayah Aletha langsung pulang. Dia malu saat mendengar isi hati Aletha. Ia tak tahu bagaimana caranya ia harus menyayangi Aletha.

_______________

Aletha kembali kekelasnya. Banyak pertanyaan dilontarkan padanya. Dan dia tak diperbolehkan masuk karena telat masuk kelas. Padahal ia sudah menjelaskan pada gurunya. Tapi gurunya bersikeras untuk Aletha tak boleh ikut pelajarannya.

Kini Aletha duduk tepi rooftop. Ia merenung. Tak disangka kini air matanya membasahi pipinya. Tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya dari belakang. Ternyata itu adalah kedua temannya Rendy dan Andy.

"Kok kalian disini?!" ucap Aletha sambil menyeka air matanya

"Lu nangis?! Bentar gue foto dulu," ucap Andy

"Resek lu pada," ucap Aletha memukul pelan lengan Andy dan Rendy

"Tha, gue mau ngomong?!" ucap Rendy

"Ngomong apa?!" ucap Aletha dan Andy

"Gue,, gue," ucap Rendy

"Dia suka sama Rain," ucap Andy

"Beneran?!" mata Aletha kini membulat sempurna.

"Hehe," ucap Rendy sambil tersipu malu.

"Tenang gue restuin," ucap Aletha sambil merangkul Rendy.

"Tuh udah dapet lampu ijo. Kapan rencananya buat nembak nih?!" ucap Andy

"Kalian bantuin gue ya?!" ucap Rendy

"Okey. Kita pasti bantuin," ucap Aletha

_________________

Pulang sekolah Rendy mengajak Rain ke suatu tempat. Yang pasti bukan taman melainkan Cafe Cemara yang biasa ia datangi bersama teman-temannya.

"Ngapain sih kesini?!" ucap Rain

"Lu laper gak?! Pesen aja gue bayarin," ucap Rendy

"Thank gue gak laper. Gue pesen minum aja boleh," ucap Rain

"Terserah lu," ucap Rendy

Lalu Rain berteriak memanggil pelayan Cafe tersebut.

"Mbak moccalatte satu ya. Ren lu mau pesen apa?!" ucap Rain

"Samain kaya lu aja," ucap Rendy

"Okey, jadi moccalatte nya dua ya Mbak," ucap Rain

"Okey ditunggu ya Mbak," ucap Pelayan itu lalu pergi dari hadapan Rain dan Rendy.

"Jadi mau ngomong apa?!" ucap Rain

"Gue,, boleh minta no lu gak?!" ucap Rendy

"Buat apa?!" ucap Rain

"Nambah kontak," ucap Rendy

"Ohh," ucap Rain

"Jadi ?" ucap Rendy

"Siniin handphone lu," ucap Rain

Rendy langsung memberikan handphonenya kepada Rain. Dan Rain langsung menuliskan nomor hpnya di handphone Rendy.

_________________________________

AlethaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang