Rasa

16 2 0
                                    

"bahagialah! Jangan hiraukan aku.
Seperti daun gugur yang terbawa angin,
Aku ikhlas meski harus jatuh dan terhempas."

***

"Ri, jajan apa coba?" tanya karin.

Aku mengangkat bahuku tanda tak tahu. Karin menatapku penuh penyesalan entah kenapa dia menatapku seperti itu, aku jadi heran.

"apa?" tanyaku dengan nada yang sedikit dingin. Dia tersentak dan meraih tanganku cepat.

"Ri, please forgive me. Aku gak mau semua jadi gini" ucapnya dengan mata yang berbinar binar.

"apaan sih Rin? Kamu kenapa sih? Aneh banget dah" ucap ku dengan nada heran. Ku lihat dia menghela nafasnya. Maksudnya apa sih😕

"gue kira lo ngamuk, btw tumben aku kamu." ucapnya dengan senyum yang kikuk dan sedikit berlari agar tidak ditinggal olehku

"mm, gue mau buka lembaran baru." ucapku santai

"eeeh?" karin terkejut dan bingung dengan perubahanku. Dia memukul mukul pelan pipinya. "gak mimpi." langkah selanjutnya dia menaruh punggung tangannya di jidatku "gak demam, terus kenapa?" ucapnya polos

"apaan sih ayok ahh." ucapnku menarik tangannya dengan sedikit erat agar tak terpisah dariku. Yaah, bakal ribet kalo sampai terpisah ditengah pameran lukisan kayak gini.

Jadi, ceritanya gue bolos sama Karin gara gara ini hari terakhir sekolah sebelum libur panjang.

-
-
-

"fik, lo ngapain sih? Sibuk ndiri ae" ucap eza menepuk pundak fikri yang lagi duduk santai di depan laptopnya sambil memegang sesuatu yang dengan cepat ia sembunyikan. Itu membuat rasa keingin tahuan Reza muncul

"vangke lu ngagetin! Ketuk dulu kalo mau masuk!" ketus fikri.

"iye, iye. Btw, foto siapa? Cewek yah?!" ucap reza antusias mengenang Fikri udah hampir 3 tahun ini masih menyandang status jomblo karena gagal move on.

"buk- eh apaan sih lo?! Balikin woy!" teriak fikri berusaha merebut kembali foto tersebut dari Reza.

"bentar, gue kepo siapa sih yang berhasil mengambil hati seorang Fikri." ucap Reza sambil terus mengelak dari tangan fikri yang terus berusaha mengambil foto tersebut.

Betapa terkejutnya Reza melihat siapa yang ada di foto itu.

"Fik? Lo boongan kan" ucap Reza cengo.

Fikri cuma bisa menutup matanya dengan tangannya dan mengacak acak rambutnya

"it's not be problem for you right?." ucap Fikri dengan setengah hati yakin

"kok bisa?! Lo nikung gua kayak gini huh?" ucap reza yang sudah setengah emosi

"kenapa lo bisa ngomong kayak gitu za? Bukannya lo gak peduli sama dia?" Tanya fikri yang setengah heran.

"She's my girl Fik!"ucap reza penuh penekanan

"What?! Selama kalian pacaran, lo cuma bisa nyakitin dia, dan sekarang gue ga boleh punya rasa sama dia?! Lo gila apa?! " ucap Fikri yang tak habis pikir

Move on!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang