Kali ini aku buat yang versi karinnya, jadi ini sudut pandang karin. - - -
"Karin ada yang nyari!"
"ah, iya! Bentar!!"
Hai! Ketemu lagi! Ini cerita tentangku, bukan Ririn. Kini aku lagi dikelas nungguin Reza yang lagi beli makanan buatku dikantin.
"siapa sih? Ga tau apa gue lagi maen game?!" gumamku dengan kesal. Aku berdiri dari kursiku dan menemui seseorang yan mencariku.
"hai"
"kak arkham?" ucapku, aku heran kenapa dia nyariin aku "em, ada apa kak cari karin?" ucapku sopan
"mm, mau apa yah?" ucapnya sambil mengusap usap dagunya ( kaya orang yang lagi mikir gitu lah) " nggak, nggak, aku kesini mau nagih janji kamu" ucapnya sambil terkekeh pelan
"janji?" ucapku sambil mengingat ingat
"iya, janji kamu" ucapnya. Melihat aku sedang berfikir ia kemudian mendekatkan wajahnya kepadaku "jangan bilang kamu lupa" ucapnya curiga
"err, itu... a-aku ti-tidak tau kak" ucapku grogi karena wajah kita terlalu dekat.
"WHAT? REALLY?!" ucapnya dengan nada bicara yang tinggi " lo lupa janji lo? Padahal susah payah gue masukin lo kesekolah ini cuma buat dapetin janji lo! Dan sekarang lo lupa?" ucapnya.
Aku tau dia pasti merasa kesal, bahkan sangat kesal.
"arghh!" dia menutup matanya dengan tangan dan berkacak pinggang dengan tangan. Aku tak berani menatapnya, aku terlalu takut.
Dia menoleh ke arahku dan menunjukku dengan jarinya "pokoknya gue mau lo nepatin janji lo! Inget!! Kalo gak... Lo tau apa akibatnya" ancam arkham
"WOI!!" aku menoleh ke arah sumber suara
"reza?" gumamku. Kini sang pemilik nama mulai berlari kecil sambil membawa pesananku.
"mau apa lo Hah?" ucap reza pelan tapi masih terdengar mengerikan. Ia mendorong tubuh arkham menjauh dariku
"lo ga usah ikut campur!" ucap arkham.
"jelas gue harus ikut campur, KARNA DIA CEWEK GUE!!" ucap reza yangpelan diawal dan membentak diakhir kalimatnya
Aku terkejut dengan bentakannya. Tapi kini aku bisa melihat kesungguhan reza padaku
'andai aja dulu gue terima lo za' batinku sesal. Kini air mataku mulai terbendung.
"Reza?" suara lirih itu mengejutkan kami
"Ririn?" ucap Reza dengan wajah terkejut dan tubuh yang bergetar hebat.
"Ri.." kini gue mendekat ke arah Ririn, tapi ia malah mengambil langkah mundur dan berlari pergi menjauh meninggalkan kami dengan air mata yang terus mengalir keluar.
"RIRI" teriak reza yang mulai berlari mengejar riri yang sudah jauh.
Aku menatap nanar kedua insan yang saling kejar mengejar.
"heh, coba lihat, lelaki macam apa dia?" ucap arkham sambil terkekeh melihat kejadian tersebut"aku tak yakin dia mencintaimu" lanjutnya.
Aku menunduk, merenungkan ucapan arkham tadi. Tak terasa butiran air mulai keluar dari mataku. 'why? Why it's fell so hurt' batinku
"ku tunggu janjimu!" ucap arkham sebelum ia berlalu pergi ke arah yang berlawanan.
Kriing!!
Bel pulang berbunyi, semua siswa berhamburan.
"Ri" panggilku tapi tak sedikitpun direspon olehnya. Jujur! Aku sangat merasa tak enak pada Riri, karena semenjak kejadian tadi dia mulai mendiamkanku, bahkan ia pindah duduk.
"jadi gue harus gimana? Haruskah gue ngajak lo jalan jalan, neraktir lo, hangout sama lo, yang udah ngerebut pacar gue, gitu?" ucapnya. Dia meninggikan suaranya diakhir kalimat. Butiran bening mulai keluar dari matanya.
"nggak gitu ri... maksud gue tuh, gue mau lo kaya biasa-" ucapanku dipotong olehnya
"heh, biasa kata lo? GIMANA GUE BISA BERSIKAP BIASA AJA SETELAH GUE TAU KALO SAHABAT GUE SENDIRI NIKUNG GUE!!! COBA LO JELASIN GIMANA CARANYA GUE BISA TENANG HAH?!" dia membentakku dengan keras sehingga kini kami menjadi pusat perhatian orang orang.
"udahlah gue cape" ujarnya melemas dan meninggalkanku sendiri. Aku terdiam dan perlahan aku mulai menangis
Skip time
Aku melempar tasku ke ranjang dan berjalan menuju meja belarku. Aku membuka bukuku dan mulai belajar.
"arkhhh!!"aku melempar pulpenku dan menenggelamkan wajahku ditanganku yang terlipat.
Aku menangis sejadi jadinya 'ini terlalu berat buat gue' batinku. Aku mengangkat sedikit kepalaku dan hanya memperlihatkan mataku yang bengkak.
Aku melihat sebuah surat yang terselip dibukuku. Aku bangun dari posisiku dan tergerak untuk mengambil surat tersebut.
"apa ini?" gumamku. Aku membuka surat tersebut dan membacanya.
Atas nama Karin Saya membuat perjanjian ini secara sadar Dan tanpa paksaan dari pihak manapun.
Saya mengajukan sebuah perjanjian kepada saudara Arkham amir.
Bila anda berkenan untuk membantu saya, saya berjanji untuk memberikan imbalan apa saja dari anda. Tapi, bila boleh berusul, saya ingin mengajukan teman saya sebagai imbalannya.
Ini foto teman saya
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sekian tawaran dari saya,
Tertanda Karin althermano young
"i-ini, kenapa gue bisa lupa?" ucap karin
"ahh, semua ini membuatku stres" ucapku sambil memegang kepalaku
"apa yang harus kulakukan?" ucapku sambil menangis.
TBC
Sekian, semoga readers suka, jangan lupa untuk vote dan comment, salam dari autho and see you in next chapter, Bye!!