bingung.

11 1 0
                                    

"Waktu terus berjalan
tapi aku tetap tidak akan berubah
begitu pula dengan hatiku"

Drrt...Drrrrt....

Ringtoone handphoneku terus berbunyi, menandakan ada panggilan masuk. Aku merongoh saku seragamku dan terkejut melihat nama orang yang menelfonku.

"ha-hallo...Za, a-ada apa nelfon?" tanyaku ragu dan sedikit rasa takut.

"lagi dimana?"ucap Reza ditelfon dengan nada dingin.

"l-lagi dipameran lukisan" ujarku mencoba rilex walau masih merasa gugup.

"tunggu disitu jangan kemana mana, bentar lagi gue sampe." ucap Reza

"k-kamu mau apa kesini Za?" tanyaku heran.

"mau apa? Ya jemput lo lah! Gimana sih, gitu aja gak peka" ucapnya dengan nada bicara yang sedikit halus dan sedikit terkekeh.

'ini pertama kalinya kamu ngomong sebaik itu ke aku za, bahkan saat ini kamu tertawa' batin

"T-tapi Za, a-aku lagi sama Karin" ucapku

"aku lagi pengen berdua Ri, bolehkan?" mohonnya

"Umm, ok, aku bakal usahain buat bilang ke Karin." ucapku ragu. Setelah aku berbicara seperti itu, Dia cuma bilang 'ya udah' dan langsung mematikan telfonnya.

"Kenapa Ri?" tanya karin polos sambil memakan ice cream.

"mm, Rin, t-tadi Reza bilang mau jemput." ucapku ragu

"oh, ya bagus dong! Kok muka lo malah tegang gitu?" tanya karin dengan tatapan heran.

"Kamu gimana?" tanyaku dengan tatapan cemas.

"yaelah, gue bisa pesen ojek online kali Ri..." jawab karin dengan senyum tulus. "ya udah, having fun yah sama Rezaa" goda karin dan berhasil membuatku salah tingkah

"Apaan sih Rin! Ngaco banget!" ucapku sambil menutup wajah merahku dengan masker.

"Eh, kamu udah pesen ojeknya belum?" tanyaku mengingatkan

"udah daritadi anak manis!" ucapnya dan berhasil membuatku sebal. Dia sengaja memanggilku anak manis karena dia tau aku dari dulu paling jijik dibilang 'anak manis'

"IH KARIN!!!" ucapku sebal dan mulai kejar kejaran dengan Karin

"ahahaha!" tawanya puas. "eh, ojek gue udah nyampe nih, dadaaah! Awas loh jangan macam macam Reza!" gurau Karin yang berlalu pergi.

Sekarang aku sendiri disini. Sesekali aku mengecek hp, barangkali ada chat dari Reza. Aku melihat jam tanganku dan sudah 15 menit aku menunggu namun dia tak kunjung datang juga.

'apa mungkin Reza ga jadi jemput aku?' batinku merasa agak bimbang. Tapi aku tetap memutuskan untuk menunggunya

'cabut aja dah, udah hampir setengah jam aku nunggu tapi dianya ga dateng dateng' batinku merasa bosan. Aku merasa kecewa dan pasrah karena Reza gak jadi jemput aku

Ckiit

Sebuah mobil berwarna putih berhenti di depanku dan, itu mobil reza.

'dia beneran jemput...aku' batinku sangat senang. Tanpa aku sadar sebuah senyuman mengembang cantik di wajah ayu milikku

"sorry, tadi gue kira lo didepan, jadi gue nungguin dipintu masuknya" ujar Reza. Dia menengok dan melihat ke arahku.

'kamu keren banget hari ini Za' pujaku dalam hati

"...Ri.."


"....RiRi..."

"Riri!"panggil reza yang berhasil membuatku tersadar dari lamunanku.

"E-eh? Kenapa Za?" tanyaku dengan muka kaget

"masuk, ngapain sih masih bengong aja?"

"ah, i-iya Za" jawabku gugup.

Akupun masuk ke mobil Reza. Dia tersenyum lembut ke arahku dan bertanya tentang kabarku hari ini. Kami mengobrol, dan sesekali aku tertawa kecil oleh gurauan Reza

"thanks Za udah nganterin sampai rumah" ucapku.

"iya" jawab Reza dengan sebuah senyum manis.

"mm... Aku turun yah, bye!" ucapku setelah melepas sabuk pengaman. Saat aku hendak keluar dari mobil tiba tiba, Reza menarik tanganku dan mencegah aku pergi

"mm... Kenapa Za?" tanyaku heran

"Ri, aku boleh minta sesuatu ga?" ucap Reza dengan sangat serius

"a-apa?" aku ragu dengan permintaan yang akan Reza ajukan

"please, jangan takut sama gue, gue bakal usahain bikin lo bahagia dan..." Reza menggantung ucapannya membuat gue kepo apa yang akan dia ucapkan. Dia mendekatkan wajahnya dan menatapku lekat, sangat lekat.

"Dan?" ucapku karena terlalu kepo

"dan... jangan dekat dengan lelaki lain selain aku boleh?" tanyanya lembut dan dengan memandangku serius

Aku terdiam menatapnya balik dengan pandangan tak percaya. Jarak antara aku dan Reza semakin menipis dan bisa kuhirup harum nafasnya Reza.

"mm... Maaf, Za ki-kita terlalu dekat" ucapku ragu

"ouh" ucapnya langsung mengatur jarak dariku."sorry, a-aku gak bermaksud apapun kok! Suer" ucapnya sambil menunjukan kedua jarinya.

"mm, gue turun sekarang yah?" tanyaku yang sudah merasa malu dan awkward banget

"iya, bye" ucap reza tersenyum.

Aku turun dari mobilnya dan saat aku akan menutup pintu aku sempat menjawab permintaan dari Reza

"oya Za! buat permintaan kamu yang tadi, maaf aku gak bisa janji"ucapku sambil tersenyum ragu

Reza yang mendengarnya hanya tersenyum kecut sambil terus memandangi bayanganku yang sudah hilang dibalik pintu

'apapun yang terjadi, gue ga akan ikhlas ngelepasin lo buat fikri!' batin Reza yang dibarengi oleh kepergiannya dari halaman rumah Ririn
-
-
-

Seorang pria duduk termenung menatap lekat sebuah photo gadis. Ia terus memandang setiap inci dari wajah gadis manis tersebut.

"karin, gue bakal buat lo inget sama perjanjian kita saat masa pendaftaran masuk sekolah dulu." seringainya "lo bilang, bakal nyerahin sahabat cantik lo ke gue. Dan sekarang saat yang tepat untuk menagih janji lo! Hehe!" ucapnya sambil terkekeh dan berseringai jahat.

Dia mengambil sebuah cutter dan menancapkannya diphoto tersebut, tepatnya diwajah seorang perempuan cantik dan merobek photo tersebut

*
*
*
TBC

Move on!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang