11 : Sebuah Ancaman

1.7K 312 84
                                    

"Yakin lo?" tanya Arin sekali lagi, berharap Mark akan goyah dengan pilihannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yakin lo?" tanya Arin sekali lagi, berharap Mark akan goyah dengan pilihannya. Namun Mark tetap mengangguk mantap membuat anggota lain mendeaah kecewa.

"Tapi Mark, tanpa lo kami nggak bakal bisa menang," ucap Akbar yang menyayangkan keputusan Mark.

"Nggak usah alay anjir, kita punya lo," ucap Mark sembari meninju bahu Akbar.

Pagi ini, saat diskusi rutin selesai, Mark memilih mengundurkan dirinya dari lomba debat yang akan mulai minggu depan. Hingga akhir tahun, Mark hanya tetap ingin bersama dua sahabatnya tanpa kesibukan yang berarti, seperti mengikuti lomba debat contohnya.

"Oke, enggak apa, Mark."

"Tapi lo enggak keluar kan?" tanya Radika membuat Mark menggeleng. "Kagak gue cuman ngundurin diri buat lomba aja, makasih ya."

Setelah membicarakan beberapa hal, Mark keluar dari ruang klub dan menghampiri kedua sahabatnya yang sedang berada di kantin?"

"Ih, Mark! Mark sini cepetan!" seru Alesha bersemangat membuat Mark mengerutkan keningnya bingung. "Ada apa?"

"Tadi ada kakak kelas ganteng banget nyamperin Doyeon," jawab Alesha bersemangat membuat Mark mengangkat alisnya. "Siapa?"

"Eza- Doyeon siapa sih namanya tadi?" Masih dengan nada bersemangat, Alesha bertanya pada Doyeon membuat gadis bertubuh tinggi itu merotasikan matanya. "Ezra. Nama belakangnya gue nggak tau."

"Iya, kak Ezra! Astaga dia ganteng banget, Mark. Udah kayak tokoh-tokoh komik gitu," pekik Alesha membuat Mark menggelengkan kepalanya, tak menyangka kalau Alesha seantusias ini.

"Udah ayo buru, gue laper," ucap Doyeon yang tak terlalu peduli kalau dia baru saja didekati salah satu kakak kelas paling tampan.

Alesha cemberut. "Doyeon kok responnya kayak gitu, ganteng loh dia."

"Percuma ganteng kalo nggak masuk di hati," ucap Doyeon membuat Alesha semakin cemberut.

***

"Eh, ada apaan sih rame-rame itu?" tanya Alesha saat ketiganya sedang berjalan menuju kedai es krim langganan mereka.

"Eh, Doyeon!" Alesha sedikit berteriak saat melihat Doyeon berjalan mendekati kerumunan.

Baik Alesha maupun Mark tak tinggal diam, keduanya berjalan mengikuti Doyeon yang tampak berbicara dengan seorang Ibu yang juga berada di sana.

"Doyeon, ada apa?" tanya Alesha penasaran, sedangkan Mark menoleh ke kanan dan ke kiri, entah mencari apa.

"Mark." Panggil Doyeon sembari menatap Mark dengan tatapan terkejut membuat Mark bingung. "Apa? Ada apaan?"

"Mantan lo, si Serena..., dia sama keluarganya meninggal terbunuh."

"Hah?" Mark dan Alesha terkejut bukan main. Terlebih Mark karena kemarin sore setelah pulang sekolah, Mark masih berpapasan dengan Serena dan berbicara sebentar.

relacionar ; Epoch ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang