"SHE IS MY BEST FRIEND!!!!"
Yea, Mark i kno.
Alesha memasang senyum terbaiknya. Dia tak ingin terlihat sakit. Sebenarnya, gadis itu masih belum diperbolehkan pulang namun Alesha memaksa. Alesha tak ingin menghabiskan waktunya bersama para sahabatnya dengan berada di rumah sakit.
Baginya, Mark dan Doyeonㅡjuga ayahnya adalah obat terbaik. Senyum dan tawa mereka selalu berhasil membuat Alesha merasa lebih baik. Pun Alesha tak ingin mengeluh tentang sakitnya karena itu hanya akan membuat dua sahabatnya juga ayahnya khawatir.
"Alesha?"
Alesha menoleh lalu tersenyum. "Kak Ezra, ya?"
Lelaki ituㅡEzra, tersenyum. Rasanya Alesha jadi ingin berubah menjadi mode fangirl begitu melihat senyum Ezra, manis sekali. Namun tak boleh, dia harus menjaga image karena bagaimsna pun Ezra adalah kakak kelasnya.
"Katanya sakit, ya?" Mata Alesha melebar. "Kok tau?"
"Kakak sempet denger dari anak kelas kamu, ada beberapa juga yang tau. Sekarang gimana? Udah sembuh?"
Alesha mengangguk semangat. Gadis itu menatap tas berukuran sedang yang di pegang Ezra dengan penasaran. "Itu apa, kak?"
"Oh ini." Ezra menyerahkan tas berisi buah itu pada Alesha. "Buat kamu."
Alesha mengintip ke dalam dan menemukan sesuatu. Matanya menyipit seolah menggoda Ezra. "Bilang aja mau kasih ke Doyeon, si kakak mah."
Ezra menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal. "Ketahuan deh, tapi buahnya beneran buat kamu kok. Mark bilang, Doyeon butuh waktu dan aku rasa sekarang bukan saat yang tepat buat deketin dia. Jadi tolong, ya?"
Alesha mengangkat jempolnya. "Siap, serahkan aja ke Alesha Zahra."
Begitu Ezra berlalu, Alesha segera pergi ke kelas Doyeon dan menemukan sahabatnya itu tengah tertidur. Akhirnya dengan pelan, Alesha meletakkan pemberian Ezra di atas meja gadis itu, sebuah kotak berukuran sedang dan sebuah surat.
Alesha tebak, Ezra ini termasuk orang yang romantis. Gadis itu jadi penasaran apa yang Ezra berikan untuk Doyeon. Ingin rasanya mengintip ke dalam kotak kecil itu namun rasa tak sopan.
"Doyeon, ini dari kak Ezra. Istirahat nanti harus kasih tau dia kasih apa, oke?"
Alesha tak peduli Doyeon mendengarnya atau tidak, yang penting gadis itu senang, hatinya bahkan berbunga padahal yang di beri hadiah itu Doyeon.
***
"Demi apa?" Mark melotot tak percaya mendengar cerita Alesha. Gadis itu menceritakan semuanya begitu mendudukkan bokongnya di kursi.
"Ya Allah, terima kasih karena ternyata masih ada yang suka sahabat hamba padahal kerjaannya cuman ngomel."
Alesha mendelik melihat itu. Namun gadis itu kembali tersenyum begitu menebak apa yang Ezra berikan pada Doyeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
relacionar ; Epoch ✔
Fanfiction"Dan jika pergiku dapat membuatmu sakit, maka cintai aku dengan sepenuh hatimu. Karena dengan begitu, kamu akan tahu sakitnya ditinggalkan." ©Ineffablelv, 2018.