10 - Ejekan dan Pelukan

1.7K 321 74
                                    

Mark berdiri di depan Doyeon yang duduk memangku kakinya di atas bangku taman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mark berdiri di depan Doyeon yang duduk memangku kakinya di atas bangku taman. Kepalanya ia tenggelamkan di antara lututnya tanpa suara.

"Doy," panggil Mark.

Tak peduli meski seluruh tubuh Doyeon sudah basah karena hujan, Mark tetap menutupi kepala Doyeon dengan almamaternya.

"Doyeon ayo bangun, hm? Lo bisa sakit kalo kelamaan di sini," bujuk Mark sembari berusaha menarik lengan Doyeon. Namun gadis itu menepisnya.

"Amanda Doyeon." Suara Mark meninggi, seolah ingin mengalahkan derasnya suara hujan sekarang. "Gue nggak mau lo sakit kalo terus-terusan di sini."

Doyeon tetap pada posisinya, tak berubah sedikitpun membuat Mark menghela napasnya frustasi dan mecoba meneriakkan nama Doyeon secara berulang namun gadis itu tetap diam.

"Amanda!"

Demi apa pun Mark bersumpah jika Doyeon tak juga bergerak, Mark mungkin akan mengangkat Doyeon dan kursi taman itu ke mobil. Namun sepertinya Doyeon mengalah dan mengangkat wajahnya, menatap Mark tanpa ekspresi.

Mark berjongkok di depan Doyeon, berusaha menyamakan pandangan matanya dengan gadis itu.

"Ayo pergi, lo bisa sakit kalo lebih lama di sini, ya?" bujuk Mark dengan suara melembut.

Mark menyentuh pipi Doyeon yang mendingin, lelaki itu menghela napasnya dan menggenggam tangan sahabatnya itu.

"Amanda?"

"Alesha bener, Mark," ucap Doyeon.

Gadis itu menatap Mark, lalu tatapannya terarah pada mobil Mark yang terparkir tak jauh dari posisi mereka sekarang. Meski samar, Doyeon bisa melihat Alesha sedang menatapnya juga.

"Gue harus berhenti terkurung sama masa lalu gue. Gua harus berani nemuin Lucas, tapi Mark." Doyeon menatap Mark dengan tatapan berkaca-kaca. "Gue butuh waktu yang nggak sedikit. Ini terlalu berat buat gue."

Doyeon mulai menangis dan Mark memeluknya. Mark mengerti perasaan Doyeon sekarang. Selama ini Mark tahu kalau Doyeon berusaha untuk keluar dari zona nyamannya sedikit demi sedikit.

Doyeon mungkin tak tahu kalau Mark mengawasinya saat gadis itu mulai berpergiaan sendirian. Mark selalu tahu kalau Doyeon akan pergi ke taman ini di jam-jam tertentu.

"Gue hanya belum bisa lepasin Lucas, Mark.Nemuin Lucas juga butuh keberanian yang besar bagi gue.  Bener-bener nggak semudah itu jadi kasih gue waktu, jangan paksa gue," ucap Doyeon di tengah tangisnya dengan nada memohon.

Mark paham. Terlebih kondisi sekarang yang hujan, tentu semakin mengingatkan Doyeom pada hari itu. Dimana dia dan Lucas bertengkar. Doyeon menangis, dan Lucas yang frustasi. Mark tahu, karena dia ada saat itu dengan sebuah kebetulan.  Mark juga tahu, kalau karena dirinya lah, Lucas pergi.

"Ayo pulang, ya?"

"Mark," panggil Doyeon membuat Mark yang tadinya ingin berdiri kembali berjongkok menatap sahabatnya. "Ya?"

relacionar ; Epoch ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang