C

297 8 4
                                    

"Cinta. Emang pahit tapi aku menyukainya apalagi cintanya bareng dia."

-

Cerah suasana siang ini, langit mendukung dengan tidak terlalu terik namun tidak mendung.


Bel pulang sekolah pukul 14.00 WIB berbunyi,

"TTTRRIIIINNNNGGGGGG....."

Seluruh siswa siswi SMA Taruna Jaya berhamburan keluar kelas, termasuk Geby dan Zeeya. Mereka emang selalu pulang berdua, Zeeya selalu mengantar Geby pulang karena bunda mempercayakan Geby kepada Zeeya.

Saat di perjalanan menuju parkiran sekolah,

"By, kamu jalan aja dulu kedepan nanti aku kesana, aku mau ambil mobil dulu" ucap Zeeya.

"Okey zee, by tunggu ya. Zeeya jangan lama lama, by takut sendirian" jawab Geby.

Geby langsung berjalan menuju gerbang depan sambil menunggu Zeeya.

Namun, saat dijalan ada mobil yang menyenggolnya hingga terjatuh dan kakinya luka.

"BRUUKKK... "

"Aaaaaa.." teriak Geby.

Cowok itupun langsung memberhentikan mobilnya dan turun menuju arah Geby.

"Lo gapapaa?" tanya cowo itu.

"Kamu kan yang tadi dikantin? Ih kamu lagi kamu lagi, kaki by sakit tau gak berdarah nih gara gara kamu. Tanggung jawab ihh. Huhuhuhu" Geby sambil meneteskan air matanya.
"Eh sorry, gue ga sengajaa. Jangan nangis dong lo" pujuk si cowo itu.

"Sakit tau gakk.. Huhuhuhu"

"Yaudah sebagai permintaan maaf gue, gue anterin lo balik ya. Harus mau tanpa lo nolak" paksa sicowo itu.

"Gue pulang bareng Zeeya," jelasnya.

Zeeya pun datang menggunakan mobilnya dan langsung turun menuju mereka berdua.

"Kamu kenapa by?" tanyanya panik.

"Inii zee, dia nabrak by tadi. Sakit kaki by bedarah lagi ni zee" jawabnya. "Lo zeeya? Yaudah dia biar gue yang anter pulang, sebagai permintaan maaf gue ke dia" pinta si cowo.

"Tapi.. "
"Gaada tapi tapi, dia balik sama gue. Bakal gue antar sampe depan rumah. Lo tenang aja" yakinnya.

Cowo itupun langsung mengangkat Geby dan merangkulnya menuju mobil dengan berhati-hati.

"Gue duluan," pamit cowo itu kepada Zeeya.
Zeeya hanya bisa mengiyakan apa kata cowo itu, karna ia merasa dirinya kaku saat berpapasan dengan si cowo tersebut.

Geby dan si cowo itu langsung pergi dari tempat itu.

Saat dalam perjalanan,

"Maafin gue, gue ga sengaja tadi. Oiya, kenalin nama gue Nico," Nico membuka pembicaraan dalam mobil.

"Hem, nama aku Geby" jawabnya.

"Kok gue jarang liat lo disekolah?" tanya Nico.

"By jarang keluar kelas. Oiya, rumah by di Perum Villa Indah Mas Blok. J No. 2. Jangan salah ya" jelasnya.

"Iya, gue manggil lo by aja ya?" tanyanya. "Hm bolehh.. Aaahhh.." Geby merasa sakit.

"Lo kok desah?" tanya Nico heran.

"Desah? Apa itu?" tanya Geby. "Lo ga tau desah?" tanya balik. "Engga." ucap Geby.

"Gausah buat gue nafsu," tegas Nico. "Nafsu? Lo mau makan?" tanya Geby. "Kok makan sih?" tanyanya lagi.
"Nafsu makan?" Geby merasa heran kepada Nico.

"Gue gigit lo ya lama lama," Nico geram dengan Geby. "Takuuuttttt..." Geby menutup matanya dan menjauh dari Nico.

"Sebegitunya polos lo Gebyy........." geram Nico.

"Ini rumah by, udah sampe kita. Kamu mau mampir ga?" tanya Geby.

"Sini gue bantu lo masuk rumah,"

Nico langsung turun dari mobil dan membukakan pintu mobil Geby dan membopong Geby sampai masuk kerumahnya.

"Assalamualaikum..."

"Waalaikumsalam, " jawab bunda Resy.

Bunda Resy adalah bunda Geby. Ia sangat menyayangi anak bungsunya itu.

"Kamu kenapa by? Kok kami kamu bedarah gitu? Siapa yang buat kamu gini sayang?" tanya Resy panik.

"Maaf tante, tadi saya ga sengaja nyerempet by pas disekolah. Tapi ini udah saya obatin sedikit tante," ucap Nico.

"Yaudah, bawa by masuk aja."

Nico membawa Geby ke sofa di ruang tengah.

"Tante, saya pamit pulang dulu ya." pamit Nico.

"Hati hati ya nak," jawab Resy.

"Cepet banget kamu pulang? " tanya Geby.

"Iya abisnya gue ada acara lagi, gue duluan ya by" pamit Nico lagi.

"Iya hatihati ya, jangan nabrak orang lagi." teriak Geby.

Nicopun langsung pergi meninggalkan rumah Geby.

Cie ngebayangin polosnya Geby 😋

Geby itu ya gaes, polos banget terus suaranya imut imut banget gitu.

Read, vote and comment yaaa ❤

Ig : @mudzillahza

M I N ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang