Yang (Tidak) Di Nanti

324 34 3
                                    

"Kireii! Yamanbagiri-san."

Untuk pertama kalinya, Uchigatana yang jelita itu tidak marah saat dirinya disebut 'cantik'. Memang, semenjak kepulangannya dari kiwame, seluruh touken danshi di benteng memujinya. Bahkan Aruji pun terlihat senang sekali.

Dia bercermin. Dia tidak menyangka jika selama ini dirinya cantik. Dia terlalu sibuk meratapi nasibnya sebagai tiruan. Hingga lupa bersyukur, penempanya telah melakukan yang terbaik. Yah, banyak hal yang telah terjadi sehingga ia memutuskan untuk berubah.

"Kyoudai tumben kau bercermin." Komen Horikawa yang sedari memperhatikan.

"Kakaka! Mungkin sekarang kyoudai lebih memperhatikan kecantikannya seperti Kiyomitsu-san, tapi daripada cantik, ayo kita latihan untuk menjadi lebih kuat!"

Si pirang tersenyum, membenarkan ucapan saudaranya. Ah, Kunihiro bersaudara. Untuk apa ia khawatir tentang status tiruan atau bukan. Ia bahkan lebih dari itu.

"Entahlah, aku merasa...," Dia terhenti, menggeleng kuat. Untuk apa kau khawatir lagi, pikirnya.

"Eh, daijoubu."

Ya, tidak apa-apa.

Untuk saat ini.

..o00o..

"Minna!" Suara kumpulan lonceng honmaru berbunyi bersahutan dengan suara menggelegar Hasebe.

Kiyomitsu menghentikan kegiatan mengecat kuku, ia baru pada pondasi awal, niatnya hari ini ia ingin mewarnainya dengan warna magenta.

"Kiyomitsu, masaka...," Yasusada memasang wajah khawatir, dan Kiyomitsu peka akan hal itu.

"Uhk, ekhem...," Hasebe mengecek suara, disampingnya sudah ada Konnousuke. Ia merasa sedikit bangga karena diperhatikan lebih dari 70 pedang Aruji. Wajarlah sang 'asisten aruji'.

"Rute menuju dunia Jyurakutei yang terabaikan sejarahnya telah berubah saat ini karena pasukan perubah sejarah. Pemerintah Waktu mengarahkan semua saniwa untuk mengirim pihak untuk menyelidiki dan menghancurkan musuh di Jyurakutei pada tahun 1590. Untuk operasi ini, seorang Penyidik ​​akan menemani ekspedisi untuk tujuan peringkat." Ucap Hasebe panjang kali lebar, dibagi dua sama dengan tinggi (?)

"Jyurakutei? Benteng?"

Bisik-bisik saling bersahutan. Berbagai pertanyaan muncul. Termasuk pada Yamanbagiri.

"Seorang penyidik?" Tanyanya lirih... Pada diri sendiri.

"Sssttt.... Harap tenang, aku akan mengumumkan siapa yang akan pergi ekspedisi, sisanya, akan ada pembagian tugas seperti biasa."

"Kashuu Kiyomitsu
Gokotai
Kenshin Kagemitsu
Hirano Toushirou
Yamanbagiri Kunihiro
Dan terakhir sebagai ketua, Ishikirimaru-san. Yosh, Minna. Ekspedisi akan dimulai 30 menit dari sekarang!"

..o00o..

Yamanbagiri bercermin lagi. Sedikit nervous karena ini adalah ekspedisi pertamanya setelah kiwame. Apa mungkin Aruji ingin mengetes kekuatannya? Entahlah, sang saniwa itu memang susah ditebak.

"Ganbatte Kyoudai!" Kunihiro bersaudara memberi semangat. Sepertinya Horikawa akan menghabiskan waktu berlatih dengan 'Kane-san'nya, dan Yamabushi? Ia berencana mendaki gunung lewati lembah.

"Ooh, kau tidak menyembunyikan wajahmu lagi." Yamanbagiri berpapasan dengan kucing a.k.a. Nansen Ichimonji.

Mendengar kalimat itu Yamanbagiri jadi teringat pertemuan pertama mereka...

"Ooh, kamu benar-benar menyembunyikan wajahmu." Ucap pedang yang masih berstatus baru.

Yamanbagiri hanya menatapnya datar."...Apa? Apakah kamu punya masalah dengan itu?"

Pedang baru yang bernama Nansen itu hanya tersenyum. "Aku hanya berpikir kamu sama denganku. Kita berdua dikutuk."

"...Terkutuk? Hanya ada banyak orang yang suka menatap wajahku ..." Yamanbagiri menunduk, seraya menutupi wajahnya dengan jubah.

"Hmm? Itu terdengar lebih menyebalkan daripada kutukan ... Kalau saja aku bisa menyingkirkan kutukanku ini, aku bisa menjadi diriku sendiri lagi ... Bagaimana denganmu, apa yang kau rencanakan?" Mungkin Nansen hanya berpikir untuk berbagi cerita dengan seseorang yang ia anggap sama. Sama-sama terkutuk.

Tapi, Yamanbagiri sudah terbiasa hidup dengan sikap acuhnya. Ia tidak peduli apa itu kutukan, takdir, atau hanya legenda. Ia hanya sebuah 'tiruan'. "...Terserah, siapa peduli." Karena memang tidak ada yang peduli.

Sejak saat itu, mereka sedikit akrab. Dan hari ini, mereka hanya saling melempar pandang. Diam. Menatap. Saling menyemangati dalam sunyi.

Yamanbagiri melangkah bergegas, ia tidak boleh telat ekspedisi. Satu langkah, dua langkah....

"Ganbatte, pemotong penyihir." Nansen pun berlalu.

..o00o..

"Hati-hati ya..."

Chef honmaru, Mitsutada mengusap kepala adik kecilnya. Pasalnya, ini kesempatan baru untuk Kenshin meningkatkan kekuatannya. Yang diusap hanya bisa mengangguk. "Kiyomitsu-san yang akan menjagamu...," Tipikal 'kakak yang khawatiran'.

"Ya serahkan saja padaku."

"Berarti benar dugaan kita selama ini, Kiyomitsu aku mengandalkanmu...," Sayang sekali Yasusada tidak mendapat jatah ekspedisi kali ini. Sudah lama ia tidak bertarung dengan Kiyomitsu.

Mungkin lain waktu.

..o00o..

"Ekspedisi kali ini akan memakan waktu cukup lama, bertahanlah, Ishikirimaru-san, kau tau harus melakukan apa." Ucap Konnousuke setelah menjabarkan tentang misi mereka kali ini.

"Misi kali ini pertarungan dalam ruangan, aku heran kenapa Aruji mengirim ootachi...," Hasebe heran a.k.a kecewa karena tidak dipilih untuk ekspedisi.

"Hasebe-san, anda tidak bisa ikut karena anda sekretaris benteng ini, aku menitipkan Aruji padamu. Lagipula, aku juga belajar banyak dari pengalaman ku bertarung dalam ruangan dulu, jadi tenang saja."

Hasebe hanya bisa menghela pasrah. "Ya, tidak ada satupun yang tau jalan pikiran saniwa kita."

"Yosh minna, sutsujin!"

Preview Next Chapter

"Serang!"

"Harai tamae kiyome tamae"

"Minna, bertahanlah!"

"Rasakan ini!"

"Aku akan membunuhmu!"

"Nn?"

"Tch"

"Nani?"
.
.
.
.
.
.
A/n:

Saya bagi jadi 2 chapter dan akan pendek, sebagai bentuk kecewa karena tidak bisa nonton movie yang tayang besok :')

Sabar ya Aruji-tachi~

Original FakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang