Pantulan Cermin

258 28 17
                                    

Jika pepatah China mengatakan,
"Jangan ada dua singa di satu gunung."

Tapi apakah berlaku,
"Jangan ada dua Yamanbagiri di satu Citadel." ?

Logikanya, dua singa dalam satu gunung akan membuat mereka bertengkar berebut wilayah kekuasaan, alhasil gunung tidak tentram.

Tapi, akibat Aruji yang mengabaikan pepatah China itu dengan alasan-"Setiap pedang berhak untuk hidup." Ucapnya--membuat satu citadel tidak tentram.

Semenjak kedatangan Yamanbagiri Chougi, lebih dari biasanya, Citadel semakin ramai.

..o00o..

"Yamanbagiri, kalian di panggil Aruji ke ruangannya." Ucap Hasebe menginterupsi kedua Yamanbagiri yang sedang berebut kipas.

"Yamanbagiri... Siapa?" Kunihiro bertanya dengan ragu. Seharusnya Aruji memanggil dengan lengkap, pikirnya. Hal itu membuat ia merasa disamakan dengan Chougi. Jujur, ia merasa sedikit kesal dengan Aruji.

"Tentu saja, siapa lagi kalau bukan Yamanbagiri Chougi yang sangat-sangat bisa diandalkan! Daripada fake-kun. Ya kan, Hasebe?" Dengan kepercayaan level tinggi, Chougi bersedekap dada.

Kunihiro tak terima, ia pun menarik kerah Chougi dan menggeram kesal."Omae...,"

Alis Hasebe mengerut, mungkin ia sudah profesional menangani lebih dari 80 kelakuan pedang yang berbeda. Tapi yang ini, sungguh Hasebe angkat tangan, lambai ke kamera, 'Leburkan aku Aruji, aku lelah.'

"Dua duanya! Cepat!" Ultimatum Hasebe yang membuat kedua Yamanbagiri terbirit-birit menuju ruangan Aruji.

Siapa suruh tidak menuruti Hasebe.

..o00o..

"Akan kulalukan yang terbaik demi Aruji!" Teriak Chougi semangat.

'Apanya yang terbaik, hanya tugas mengangkat jemuran,' pikir si pirang.

Ah, Kunihiro kesal, sedari tadi hanya nama 'Yamanbagiri' yang keluar dari mulut Aruji, bukannya 'Kunihiro' atau 'Chougi' atau 'Manba-chan'.

Jujur, Kunihiro rindu panggilan yang terakhir. Ekhem

Chougi membuyarkan lamunan si pirang, menyenggolnya dengan tongkat jemuran. "Hoy fake-kun, lebih baik kau tak usah kerja, biar aku saja."

"Ugh, tugas Aruji itu mutlak! Dan aku juga Yamanbagiri, bukan fake-kun!"

"Cih,"

Pada akhirnya, Kunihiro dan Chougi berbalap-balapan. Siapa yang paling cepat mengangkat jemuran, menyetrika, melipat pakaian, serta memasukannya ke dalam lemari para toudan. Padahal tugas dari Aruji hanya mengangkat jemuran.

Perintah demi perintah dari Aruji datang silih berganti untuk Yamanbagiri.

Seperti biasa, Chougi menganggap itu--sebuah perlombaan untuk menarik perhatian Aruji--yang membuat keselamatan dan keamanan Citadel terancam.

Bukannya Kunihiro tidak mau menuruti. Sebenarnya perintah dari Aruji membuat ia senang. Tapi...

Tapi jangan dengan Chougi juga kali!

Kenapa hanya Yamanbagiri. Kenapa tidak Chougi atau Kunihiro?

Kenapa Aruji?
Kenapa?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Original FakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang