P R O L O G U E

161K 3.3K 30
                                    

Happy reading

Don't forget to vote ⭐
_____________

Cekrek

Jepretan photo memotret satu keluarga yang tengah merayakan pesta wisuda anaknya. Senyuman bahagia dari keluarga itu tak pernah luntur. Begitu juga anak yang telah wisuda itu, senyuman darinya juga tak pernah luntur. Namun, kesedihan juga terlihat jelas di matanya. Ia sedih akan berpisah dengan teman kuliahnya.

"Adel." Satu panggilan menyentak gadis itu untuk menoleh kepada orang yang memanggilnya.

"Congratulations." Sambung orang yang memanggil Adel tadi.

"Terima kasih, Mantan." Ujar gadis yang bernama Adel itu.

"Kau masih menyebalkan ternyata." Ujar lelaki itu.

"Kau memang mantanku bukan?" Tanya Adel.

"Ya. Tapi setidaknya kau harus menyebut namaku. Bukan statusku dengan dirimu." Kesal lelaki itu.

"Terserah kau saja, Revan. Ku rasa aku akan kesana dulu." Ucap Adel sambil meninggalkan lelaki yang bernama Revan itu, yang tak lain adalah mantan Adel.

"Mantan yang menggemaskan." Gumam Revan sambil berlalu pergi menuju tempat kawannya berkumpul menikmati hari bahagia ini.
______________

"Apakah kau sudah memutuskan dimana akan melamar pekerjaan?" Suara barinton memecahkan keheningan yang terjadi di dalam mobil itu.

"Ku rasa tahun ini aku belum ingin bekerja, Yah." Jawab Adel.

"Baiklah." Kata Adrian Dimastya, Ayahnya Adel.

Setelah perjalanan 25 menit, sampailah di kediaman mereka.

"Ibu." Panggil Adel menghentikan pergerakan Ibunya yang hendak menyusul Ayahnya yang akan memasuki rumah.

"Nanti malam, kemungkinan aku akan merayakan kelulusanku dengan temanku. Jadi.." Adel sengaja menjeda ucapannya.

"Kau ingin pulang telat? Itu maksudmu?" Tanya Resti memastikan perkataan anaknya ini.

Sontak Adel menganggukkan kepalanya cepat membenarkan ucapan Ibunya.

"Huft.. akan Ibu coba untuk meminta izin kepada Ayahmu." Kata Resti pasrah dengan permintaan anak bungsunya ini. Ia tak akan bisa untuk menolak.

"Terima kasih, Bu. Aku sangat menyayangi Ibu." Ujar Adel sambil memeluk Resti manja.

"Berjanjilah kau tak akan pulang terlalu larut." Balas Resti memperingati anaknya.

"Janji." Kata Adel dan berlalu duluan memasuki rumah.
______________

Malamnya...

"Ayah, Ibu!! Adel pergi dulu." Teriak Adel untuk meminta izin kepada orang tuanya yang entah berada dimana.

Kurang ajar?

Tapi, beginilah dia. Karena terlalu dimanjakan oleh orang tuanya membuat ia terkadang melakukan tindakan yang semena-semena saja.

"Adel." Suara barinton Adrian menegur putrinya yang berteriak sangat kencang. Di fikirannya hanya satu 'tak bisakah putrinya berhenti berteriak barang satu hari untuk memanggil seseorang?'

"Oops!! Maaf, Ayah. Adel kelepasan." Alasan yang selalu sama Resti dan Adrian dengarkan.

"Ingat! Jangan terlalu pulang larut." Ucap Adrian menghampiri putrinya yangs sudah di mulut pintu.

"Siap, kapten." Ujar Adel sambil memberikan hormat layaknya prajurit. "Kalau gitu, Adel berangkat dulu." Sambungnya sambil mencium tangan Ayahnya.

Adrian terus menatap punggung anaknya yang berjalan ke arah mobil mereka yang berada di garasi. Hingga mobil yang digunakan anaknya itu tak lagi nampak di matanya. Barulah ia memasuki rumah.

_____________

Thank you for reading, Sweatheart
Much love

[BG1]ADELIARLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang