Happy reading
Don't forget to vote ⭐
_______________Sinar mentari pagi mulai mengintip dari celah jendela Adel dan memaksa si empu untuk membuka mata karena silaunya. Adel memiringkan badannya untuk merenggangkan otot-otot badannya. Ia melihat jam yang berada di atas nakasnya.
"Jam 8?" Gumam Adel sambil mengerutkan dahinya. "Ku kira sudah jam 12." Sambungnya dan turun untuk membersihkan dirinya.
Beginilah selama dia telah wisuda. lebih jelasnya lagi selama dia belum melamar pekerjaan. Waktu terasa lama. Bahkan ia sudah mati kebosanan. Apa memang harus ia pertimbangkan lagi tawaran dari Elis?
"Huft..ku rasa memang sebaiknya aku melamarkan diri untuk bekerja." Kata Adel dan bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya cepat.
Tak butuh waktu lama, 10 menit kemudian Adel keluar dengan handuk yang melilit di tubuhnya. Ia segera memilah baju santai untuk di pakainya. Setelah itu barulah ia keluar untuk sarapan.
"Baru bangun?" Tanya Resti memandang putrinya intens. Adel hanya menganggukkan kepalanya dan duduk di meja makan untuk memakan buah yang selalu tersedia di meja makan itu.
"Ayahmu berpesan agar kau menemui lelaki itu." Ujar Resti yang membuat Adel terbatuk kaget.
"A..apa?! Bisa Ibu ulangi?"
"Huft..kau disuruh ayahmu untuk menemui lelaki itu." Ulang Resti. "Ibu harap kau menolaknya, Del. Ibu tak menyukai lelaki itu." Sambung Resti yang masih belum menerima.
"Apa alasan ibu tak menyukainya? Apa wajahnya kurang tampan?" Tanya Adel penasaran.
"Bukan. Dia tampan. Hanya saja ibu kurang suka kau dengannya." Jawab Resti jujur. Firasatnya mengatakan bahwa putrinya tak akan bahagia dengan lelaki itu.
"Alasan Ibu tak jelas. Kalau begitu, aku akan bersiap dulu untuk menemui lelaki itu." Kata Adel dan berlalu untuk bersiap-siap menemui calon suaminya itu.
Setelah 25 menit, ia berkutat dengan baju juga riasan. Ia keluar dengan dress hitam
selutut yang berlengan sebahu. Ia mengambil tas selempangnya sebelum keluar dari kamarnya."Ibu!! Aku pergi dulu." Ujar Adel sebelum berangkat ke tempat tujuan yang sudah ia tetapkan untuk bertemu lelaki itu.
"Ayah! sudah ayah bilangkan pada lelaki itu dimana kami bertemu?" Tanya Adel memastikan lewat sambungan ponselnya.
"....."
"Baiklah, katakan padanya aku mengenakan dress hitam." Ujar Adel sebelum menutup ponselnya.
Setelah perjalanan 10 menit, sampailah ia di kafetaria yang sering menjadi tempat berkumpul dengan teman-temannya. Ia memilih untuk duduk di pojok dekat jendela. Karena ia ingin menikmati pemandangan di luar sana.
Tak lama setelah itu pelayan datang menghampiri untuk menanyakan pesanannya.
"Mau pesan apa, Mbak?" Tanya pelayan itu ramah.
"Americano satu." Jawab Adel.
"Baik. Tunggu sebentar ya, Mbak." Ucap pelayan itu yang hanya di balas anggukan Adel.
Tak lama kemudian pesanannya datang bersamaan dengan seorang lelaki yang duduk di bangku kosong depannya. Adel mengerutkan dahinya menatap lelaki itu.
"Ini, Mbak pesanannya. Silakan dinikmati." Kata pelayan itu dan dihiraukan oleh Adel.
"Siapa kau?" Akhirnya kata itu lolos dari mulut Adel.
Lelaki di depannya menatap Adel tak percaya seolah berkata 'benarkah?'. Dengan nafas kasar, lelaki itu beranjak pergi dari tempat duduknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BG1]ADELIARLAN
Romance[C O M P L E T E D] FOLLOW DULU AUTHORNYA YA AGAR BISA MEMBACA KESELURUHANNYA :) _____________________ Ada rasa yang tidak tersingkap, Di balik bibir yang tak pernah berucap. Mencoba mengubur rapat, Namun semakin membuatnya terjerat. Rasa bodoh dan...