Other Side (snjk friendship)

Baikan (Prolog)

Ini adalah awal mula SanJok baikan...

Versi saya.

Lapangan lari Pelatnas pukul 06.00 WIB,

Jonatan melaksanakan ritual paginya yaitu lari keliling lapangan.
.
.
.
.

Jojo: "Tai, ga kuat gua kayak gini" /duduk/

Kevin: "ga kuat apa coba? Baru lari segitu"

Jojo: "anjir lu ngapain disini?!"

Kevin: "abis beli bubur di depan sana."

Jojo: "....."

Kevin: "soalnya kalo bangun suka kesiangan, sering bgt keabisan"

Jojo: "halah pemales sih lo"

Kevin: "pemalespemales gini,, juara terus,, 😁😁"

Jojo: "udah deh masih pagi jangan bikin gua kebakar"

Hening.
.
.
.
.
Kevin masih berdiri di belakang Jonatan, menatap buburnya yang masih hangat.

Jojo: "lu ngapain masih disini? Pegi sono"

Kevin: "santai dong, emang lo yg punya lapangan?"

Jojo:  "hhhh"

Kevin: "tadi cape kenapa coba??"

Jojo: "lo kepo bgt?"

Kevin: "ga begitu sih"
.
.
.
Jojo: "biar cepet, gua jawab, gua capek karna lari, puas?"

Kevin: "oh, oke deh orang lemah"
/pergi/

Jojo: "HEH BUKAN!"

Kevin: "dusta banget sih lo, jd bener ga?"

Jojo: "ish!! Lo ngeledek gua sih!!"

Kembali hening...

Kevin: "Soal lo kalah kemaren, ya?"

Jojo: "anying?!"

Kevin: "hahaha, bener?"

Jojo: "...."

Kevin: "keliatan"

Jojo: "yaudah, tau kan?"

Kevin: "kebanyakan citra sih lo, susah sendiri hahaha"

Jojo: "gua gak tengil dan nyablak kayak lo"

Kevin: "gue juga gak jaim dan pencitraan kayak lo"

Jojo: "ish"

Kevin: "... Segitu sebelnya ya ama gue? Jutek amat"

Jojo: "...."

Kevin: "udah ah, mau makan bubur, keburu dingin"

Jojo: "kalo gue cerita juga lo paling ga ada respon"

Kevin: "lo emang mau dengerin? Ngga kan? lagian lo emang mau ngobrol sama gue selama ini? Engga kan? jutek ama gue mulu kerjaannya"

Jojo: "abis dari dulu lo pemikiran dan kebiasaan nya beda terus sama gue, males."

Kevin: "tau darimana?"

Jojo: "keliatan".

Kevin: "lo nilai dari apa yang keliatan, yang gak keliatan lo belom tau, kan?"

Jojo: "....."

Kevin: "makanya, kenalan."

Kevin: "salam kenal, gue Kevin" Kevin mengajaknya bersalaman.

sarkas, cukup menyentil.
.
.
.
.
Jonatan kembali berpikir, benar juga selama ini ia hanya menilai Kevin dari apa yang dia lihat, tanpa mengajaknya untuk kenal satu sama lain seperti yang lainnya.