02

74 32 43
                                    

Vote please 😀

_☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆_


"Raa, jangan ngambek dong. Kan becanda doang."

Aira tetap melajukan langkahnya tanpa peduli dengan sosok manusia yang sedang merengek padanya itu.
Bel pulang sudah berbunyi. Cici sudah pulang duluan tadi.

Aira juga berniat untuk pulang, hanya saja sepupunya ini terus mengikutinya.

"Geserin badan lo sebelum gue geserin rahang lo," titah Aira dengan tatapan beserta nada datar.

Kevin meringis. Ia bingung harus dengan cara apa ia bisa membujuk Aira. "Abang traktir deh."

Tidak ada respon dari lawan bicaranya. Kevin kembali memutar otak. "Traktir satu minggu full. Gimana?"

Masih sama. Aira masih diam, tidak mempedulikan kehadirannya. Aira berjalan cepat membuat Kevin harus setengah berlari.

"Gue beliin 3 novel baru."

Aira berhenti seketika membuat Kevin terkejut. Ia menatap sepupu satu-satunya itu dengan tatapan mengintimidasi, sedangkan yang ditatap justru tercengir lebar.

"Maafin yahh." Kevin menyatukan kedua tangannya di depan dada.

"Beneran?" tanya Aira yang diangguki Kevin dengan semangat.

"Sekarang?" tanyanya lagi kurang yakin, pasalnya Kevin sering kali membohonginya.

"Terserah kamu. Mau sekarang juga boleh," jawab Kevin sambil tersenyum manis.

Sontak Aira ikut tersenyum memeluknya erat yang juga dibalas olehnya.

Kevin mengelus kepala Aira lembut. "Tapi jangan ngambek lagi yah."

Aira menganggukkan kepalanya sambil melepaskan pelukannya.
Keduanya lanjut berjalan sambil bergandengan. Aira tersenyum penuh kemenangan, akhirnya ia tidak perlu mengeluarkan uangnya untuk membeli novel baru, sedangkan kegiatan mereka tidak lepas dari tatapan seseorang.

"Jadi dia yang namanya Aira?" ia tersenyum sinis memandang sepasang remaja yang mulai menghilang dibalik tembok.


☆☆☆☆☆

"Ambilin minum dong Ra, haus nih."

Melihat gadis di hadapannya tidak beranjak membuatnya berdecak sebal. Beginilah Aira jika sudah memegang novel, seakan terjun ke dalam dunia imajinasinya. Ia bahkan tidak memperdulikan orang di sekitarnya.

"Tahu gitu aku gak beliin kamu novel," gumam Kevin sambil berdiri menuju dapur.

"Sekalian ambilin buat aku yah," ujar Aira tanpa mengalihkan pandangannya.

"Wahh, siapa yang tuan rumah siapa yang tamu sebenarnya?"

Tak lama kemudian Kevin balik dengan segelas air putih di tangannya kemudian meletakkannya di meja.

"Mama sama papa mana Ra?" tanya Kevin sambil mengamati seisi rumah saudaranya itu.

Aira menutup novelnya. "Urusan bisnis."

"Ke luar kota?"

Aira menganggukkan kepalanya setelah meneguk habis segelas air yang dibawakan Kevin tadi. "Kata mama, aku nginep di rumah kamu aja."

Afstand (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang