Tersangka

122 5 4
                                    

Besok paginya aku terbangun dari tidurku tepatnya pukul 05:00 subuh, saatnya aku beraksi, aku mencoba melihat keadaan,

ayahku? dia masih tertidur pulas.

Aku berpura-pura menangis tersedu-sedu seolah aku baru mengetahui kematian ibuku.

Aku berlari kerumah tetangga terdekat, aku menggedor rumah mereka dan mengatakan bahwa aku melihat ayah dan ibuku meninggal dan banyak darah yang ada di kamar mereka.

Aku masi berpura - pura menangis suami dari tetanggaku mencoba untuk memeriksanya, dan dia melihat banyak darah yang berceceran di kamar ibu dan ayahku, dia juga langsung berlari untuk menelfon polisi.

Kau tau mengapa aku mengatakan aku melihat ayah dan ibuku meninggal? Agar mereka tidak mencurigai aku karna yang tebunuh cuma ibuku.

Tak lama kemudian ada sekitar 6 orang polisi datang, mereka memeriksa rumah ku.

Salah satu dari mereka mencoba menenangi aku yang sedang menangis tersedu - sedu. Dan mereka mencoba memberi beberapa pertanyaan.

Polisi : Apa yang kamu dengar tadi malam?

Griper : Aku tidak mendengar apa apa, aku tidur jam 9 malam, tapi 2 hari yang lalu ayah dan ibuku berkelahi karna ibuku kehilangan pisaunya. Aku mendengar ayah menampar ibu sangat kuat.
( masi berpura-pura menangis)

Lalu polisi bertanya

Polisi : apa yang anda lakukan pagi tadi?

Griper : aku terbangun jam 05:00 subuh aku ingin berangkat sekolah, berkali-kali aku memanggil ibuku, bu bu bu, dia tidak menjawab, hari ini dia tidak memasak apa apa, lalu aku coba membangunkan dia, kulihat ayah dan ibuku penuh dengan darah.

Aku sangat ketakutan, aku tidak sanggup melihat ibu dan ayahku"
(kali ini aku menangis lagi sambil berpura-pura tidak sanggup untuk berbicara)

Polisi mencoba menenangi aku, lalu tak lama kemudian aku mulai berbicara "aku ketakutan aku tak sanggup melihat mereka bercucuran darah, aku berlari kerumah tetangga ku, mereka mencoba menenangkan aku, aku mencoba menjelaskan apa yang terjadi, lalu mereka menelfon polisi".

Setelah beberapa jam mereka melakukan pemeriksaan, mereka mengatakan kepada ku bahwa ayahku masih hidup. Lalu aku menanyakan keadaan ibuku "bagaimana dengan ibu? " mereka menjawab ibumu telah meninggal
(keluarla air mata buaya lagi)

Polisi mencoba menanyakan kepada tetanggaku.

Polisi : apa yang anda ketahui tentang tetangga anda?

Tetangga : aku sering mendengar mereka berkelahi, suara mereka sangat keras, dan kadang terdengar suara tamparan yang sangat kuat.

Polisi : apalagi yang anda ketahui?

Tetangga : tak banyak yang aku ketahui tentang mereka, mereka adalah keluarga yang tertutup, jarang bersosialisasi karna mereka berkerja pagi dan pulang malam hari, mereka juga memiliki satu anak yang pintar dan selalu mendapat juara, menurutku dia anak yang baik dan ramah.

Polisi : baiklah terima kasih.

***(Setelah polisi melakukan pemeriksaan di tempat kejadian dan memeriksa mayat ibu)***

Polisi kemudian menanyakan beberapa hal dengan ayahku.

Polisi : apakah anda yang membunuh istri anda?

Ayah : tidak pak!

Polisi : polisi memukulnya dengan kuat dan bertanya sekali lagi.

Polisi : apakah anda yang membunuh istri anda?

Ayah : bukan saya pak, pasti orang lain yang membunuh istri saya, yang pasti bukan saya.

Polisi : anda masi tidak mengaku? Polisi memukul lagi sampai ayah betul-betul bonyok.

Polisi : apakah anda yang membunuh istri anda?

Ayah : (ayah hanya diam dan tidak sangup berkata kata lagi)

Lalu polisi mengatakan bahwa ayahla yang telah membunuh ibu, banyak barang bukti yang di dapat oleh polisi.

Pertama, ketika ibu sudah tertidur ayah langsung menyembelih leher ibu, terdapat sidik jari ayah pada pisau yang sudah ku letakan di tanganya.

Kedua, ayah di tuduh yang merusakan jendela dan pintu kamarku agar polisi mengira yang membunuh ibu adalah orang lain.

Ketiga, setelah membunuh ayah meminum obat tidur yang banyak karna mengalami sulit tidur yang berat karna telah membunuh ibu.
(Aku tidak memberi ibu obat tidur karna jika ku beri, polisi akan mencurigai aku yang telah memberi obat tidur kepada mereka berdua)

Keempat, pisau terdapat sidik jari anda.
Ayah mencoba meyakinkan polisi bahwa bukan dia yang membunuh.

Kelima, cuma kamu dan anakmu dirumah, kami sudah menanyakan anak mu beberapa pertanyaan dan bukan dia pelakunya, dia sangat ketakutan dan dia juga mengira bahwa ayah ibunya telah meninggal tetapi dia salah hanya ibunya yang meninggal.

Lalu ayah ingin berjumpa dengan ku, ayah mengatakan maafkan ayah tidak terlalu peduli selama ini denganmu, jaga dirimu baik baik, ayah sayang padamu.

Lalu aku menjawab "aku sayang ayah juga dan memeluknya dengan erat "
(aku masih berpura pura menangis)

Tak beberapa lama kemudian polisi mencoba berbicara padaku, polisi menjelaskan apa yang telah terjadi lalu aku mengatakan "aku tidak menyangka ayah melakukan ini, apakah benar ayah yang membunuh ibu? Aku membenci ayah"

Polisi berkata "iya itulah yang telah terjadi, kami akan mengantarmu ke keluarga ibumu, jaga dirimu baik baik, dan berhati-hatila selalu"

Dalam hatiku aku sangat senang bisa melakukan ini semua, aku ingin melakukanya lagi, aku butuh darah, aku ingin mendengar jeritan kesakitan orang -orang, siapa korban selanjutnya?

*Dan kurasa ayah mengetahui akulah pembunuhnya*

Sekian dulu cerita ini, masih banyak kejadian kejadian yang seru di episode selanjutnya, jangan lupa vote dan masukan cerita ini ke daftar bacaan anda.

Bukan kah yang kulakukan ini menyenangkan? Haha sangat menyenangkan!






Psikopat MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang