Keluarga Baru

112 5 6
                                    

Hari ini sangat berbeda, sekarang aku tinggal di rumah tanteku, atau adik termuda dari ibuku.

Dia orang yang baik dan juga selalu memberi perhatian denganku, dia sekarang berumur 28 tahun.

Dia yang selalu merapikan bajuku, memberi ku makan, dan mengajariku. Dia lebih baik dari ibuku.

Jadi suatu hari kami pergi ke rumah nenek untuk melakukan kegiatan keluarga.

Sesampai di sana kau tau apa yg terjadi? Perasaanku tidak enak, karna terlalu banyak orang yang hadir disini.

Aku membenci berkumpul keluarga disini, aku berjanji inila hari terakhir untuk aku berkumpul bersama keluargaku.

Jeritan demi jeritan kesenangan mereka membuatku muak, tertawa bahagianya anak anak, obrolan ibu - ibu yang sedang menggosipkan sesuatu.

Semua membuat kepala ku hampir pecah, suntuknya bukan main, di keluarga ini tak ada yang menyukai aku, karna masalah malasah yang selalu di buat oleh ayah dan ibuku.

Ada saja yang di lakukan mereka, selalu ada masalah yang ditimbulkan mereka. Jadi lebih baik mereka tidak ada di hidupku.

Mungkin jika ayah bebas nanti, akulah yang akan membunuhnya.

Waktu begitu lambat berlalu, aku tidak nyaman disini, aku mencoba keluar dari keadaan yang menyiksa ini.

Aku pergi menjauhi rumah itu, aku duduk di atas sebuah pohon yang sedang berbuah, pohon yang ku maksud adalah pohon mangga.

Sambil menatapi awan-awan tampa keributan, sambil mendengar suara binatang-binatang, ini adalah kesenanganku.

Tapi lebih menyenangkan melihat cucuran darah dan suara jeritan kesakitan seseorang.

Tak terasa sekarang pukul 17:00 sudah saatnya aku balik kerumah, aku mendatangi rumah neneku untuk mengajak tante pulang.

Masih banyak keluarga yang masih berada di rumah nenek, masih seperti biasa mereka tidak menyapa dan hanya melihatku dengan sinis.

Aku tak tau apa yang mereka pikirkan tentang ku, tapi aku membalas tatapan mereka dengan tatapan dingin.

Ingin sekali aku membunuh pria ini, tapi kau tau jika dia ku bunuh polisi akan mencurigai aku yang telah membunuh ibu.

Tante berpamit kepada nenek untuk pulang.

Di perjalanan menuju rumah Tante bertanya padaku "apa kamu sudah makan?" Aku menjawab "belum nte aku gk selera makan di sana, aku gk punya siapa siapa disana banyak yang tidak menyukai aku karna ayah dan ibu".

Lalu tiba - tiba tante memberhentikan motornya dan langsung memeluku dengan eratnya, tapi aku tidak membalas pelukan itu, aku tidak membalas bukan karna aku tidak suka, tapi karna ibuku tidak pernah memeluku se-erat ini dari hatinya.

Tante mengajak ku pergi ke tempat makanan kesukaanku, aku sangat menyukai yang namanya ayam, aku sangat senang, walaupun aku senang, mukaku tetap saja datar.

Dia tersenyum melihat aku yang tidak mengekpresikan apa - apa, dan aku hanya melihatnya kebingungan dan melanjutkan makanku.

Sekarang pukul 22:00 kami belum tertidur, kamu sedang menonton sebuah film luar negri, dia mengakatan bahwa dia lapar, dia menawari aku sebuah mie dan meminta untuk menemaninya memasak.

Aku duduk disampingnya dan melihat dia memainkan sebuah pisau, pisau ini adalah pisau yang di kembalikan oleh polisi kepadaku.

Tante sedang memotong bawang, tiba tiba hal yang tidak diinginkanya terjadi, pisau melukai tanganya, mataku membesar dan terlihat agak tersenyum, aku mencoba membatu tante yang sedang kesakitan.

Aku memegangi tanganya dan menghisap darah yang ada di tanganya, tante terlihat lebih baik, darahnya terasa enak karna rasa logam yang ada didarahnya sangat tinggi.

Dia menangis, lalu aku mengatakan "udah nte ndak papa, tinggal ambil perekat luka".

Aku memberi perekat luka sambil berfikir aku inginkan darahnya.

Tante memintaku untuk mengurutnya, dia sangat kecapean, lalu aku menyuruhnya membuka baju agar mudah mengurutnya.

Aku mengurutinya dengan minyak kayu putih, hingga membuat dia merasa lebih baik.

Sekarang sudah pukul 00:00 sekarang adalah malah jumat, selama yang ku dengar ini adalah malam berkeliarnya hantu, tapi aku tidak mempercayainya.

Tiba-tiba tante seperti ketakutan, dia menyembunyikan ku kedalam selimutnya, dia memeluk ku dari atas, badanya tidak berat, aku menanyakan "apa yang terjadi?" dia mengatakan "tante mendengar suara-suara aneh, lebih baik kamu tidur saja".

Aku tidak mempedulikanya dan tertidur, ketika aku bangun, aku sepertinya mengompol, jarang sekali aku mengompol seperti ini, tapi kau tau kasurku tidak basah, ini sangat aneh. Tapi aku tidak akan mengatakan ke tante kalau aku mengompol.

****
Apakah tanteku adalah korban selanjutnya? Jangan lupa vote dan masukan cerita ini kedalam daftar bacaan kalian semua.
Masih banyak kejadian seru episode-episode selanjutnya.
Aku menyukai darahnya.

Psikopat MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang