Bab 1: Mengejar Punggungnya
Kakak iparnya menentang sampai akhir.
Tetapi, kedua orangtuanya dan kakek-nenek mereka terlalu bersemangat. "Kamu tolak saja kalau kamu tidak mau," ungkapnya, dan berjalan pulang dengan penyesalan. Itu karena ini perjodohan.
Si lelaki masih berumur sepuluh tahun; pasangannya dikatakan berumur tujuh. Ia dibawa ke sebuah taman hijau yang disewa oleh kedua belah keluarga. Di suatu tempat dalam taman itu, ada pasangannya, seorang gadis. Dan seakan dituntun oleh takdir, ia akan menemuinya, dan hubungan mereka pun akan dimulai. Hubungan mereka akan semakin dan semakin dalam, hingga akhirnya, pernikahan yang murni pun bisa didapat.
Bodoh sekali.
Sampai sejauh itu hanya untuk sandiwara ini, sampai-sampai menyebut semua ini takdir - yang ada, ini semua lelucon! Setiap bagian dari naskahnya, dari awal sampai akhir, semua tidak masuk akal.
Ia mendengar kalau semua rancangan ini dibuat oleh penjodoh terkenal yang sudah berhasil menyatukan ratusan pasangan sepanjang karirnya. Bagi bocah itu, semua ini membosankan. Dua ratus lelaki dan perempuan jadi pasangan cuma karena cara tidak jelas begini? Biarkan aku berkomentar dengan segenap hati. Doakan aku semoga beruntung dalam melewati cobaan ini.
Pemikiran itu terlintas dalam benaknya, si bocah titu pun melangkah turun dari kereta kuda dan memasuki taman.
Dalam taman terdapat danau kecil dengan jalan beraspal yang mengitarinya. Ia juga melihat sebuah taman bunga yang berdekatan dengan semak rimbun yang tampak pas jika dilihat dengan mata. Namun mual rasanya. Terang-terangan sekali ingin membuat nuansa romantis.
"Kita selesaikan sekarang juga."
Si bocah merasa bersalah karena kakak iparnya telah repot-repot mengatarnya kemari, tapi sebenarnya ia tidak begitu peduli. Ia datang dari keluarga di mana bocah seumurannya jadi alat untuk pernikahan semacam ini. Dari sejak awal, ia mengerti kalau cinta dan percintaan hanyalah mimpi sesaat.
Juga ada masalah lain yang perlu digairsbawahi -umur dari tunangannya. Ayolah, tujuh tahun? Tiga tahun lebih muda dari aku?
"Mereka berdua masih anak-anak, jadi bukan masalah," kata si orang yang mengusulkan pernikahan ini. Orang itu mungkin tidak mengerti sama sekali. Itu adalah kesalahan yang biasa dilakukan oleh kalangan tua, mereka tidak sadar dengan pengalaman hidup tiga tahun seorang anak yang begitu penting. Dulu mereka juga pernah jadi anak-anak -bagaimana bisa orang tua lupa dengan hal remeh begitu?
...Oke, itu tidak penting sekarang. Di mana si anak tujuh tahun ini? Aku akan cek semua spot yang romantis satu per satu.
Taman Bunga? Tidak ada.
Gazebo di puncak bukit? Tidak ada juga.
Jalan berangin di sekitar danau? Ia berjalan mengitari danau sebanyak yang ia bisa, tapi masih belum bisa menemui batang hidungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shuumatsu Nani Shitemasuka? Mou Ichido Dake, Aemasuka? (Sukamoka)|Indonesia
FantasyApa yang Kamu Lakukan Saat Akhir Dunia? Sekali Lagi, Boleh Aku Bertemu Denganmu? (終末なにしてますか? もう一度だけ、会えますか?) adalah sekuel dari seri Novel Ringan bahasa Jepang, Apa yang Kamu Lakukan Saat Akhir Dunia? Sibukkah? Bisa Tolong Aku? (終末なにしてますか? 忙しいですか? 救っ...