Singkat cerita malam itu tiba dimana kami akan makan malam di rumah Presedir. Aku sudah di beritahu Bobby sejak sore tadi jadi aku sempat membuatkan kue beras manis kesukaan Ayah mertuaku.
"Apa kau sudah siap sayang?" Tanya Bobby seraya memakai jam tangan nya
"Sebentar lagi aku masih harus menata rambutku sedikit lagi" jawabku sambil sibuk mencatok bagian depan rambutku
Bobby senyum mendengar jawaban ku tadi "tidak perlu berlebihan kita hanya akan makan malam"
"Aku harus cantik karena sehabis makan malam aku ingin pergi menonton denganmu. Pokoknya kau harus mau" ucap ku setengah memaksa
Bobby menghampiriku dan memelukku dari belakang "baiklah malam ini aku tidak sibuk jadi mari habiskan waktu bersama"
Aku hanya tersipu dan sangat senang mendengar ucapannya barusan. Aku sangat merindukan quality time dengan Bobby, dia selalu saja sibuk dengan pekerjaannya dan jarang ada dirumah. Tentu aku sangat kesepian.
.........
"Kenapa kau lama sekali ayo cepat aku tidak ingin ayah menunggu lebih lama" teriak Daniel di ruang tamu
"Apa kau tidak mengerti sabar?! Aku hanya harus menyocokkan bajuku dengan sepatu yang akan ku pakai" jawab Mira kesal
"Astaga..! Kau harus memakai sepatu warna hitam itu akan bagus untuk semua baju kan?" Daniel sudah tidak sabar dengan situasi seperti ini
Mira hanya diam dan cemberut karena kesal dengan Daniel. Mira pun langsung keluar kamar "Ayo cepat"
Daniel menyadari bahwa kekasihnya itu kesal dengannya
"ah baiklah baiklah tentukan dulu apa yang ingin kau kenakan aku akan menunggu lagi pula ini belum terlambat, ayolah cepat cocokan dulu sana aku akan menunggu kok" rayu Daniel agar mira tak kesal lagi"Ya aku sudah baik dengan busana ini. Ayo cepat kita pergi" mira menggandeng tangan Daniel untuk segera bergegas pergi
***
^Rumah Presedir Raon Kim^
Suasana malam itu sangat cerah, cahaya bulan dan bintang penuh menghiasi langit semesta. Aah sangat indah melihatnya.
Dirumah ayah mertuaku dia hanya tinggal dengan para pembantu nya. Istrinya sudah lama meninggal. Aku sebenarnya kasihan pada ayah mertuaku, dia memang pria yang keras dan terlihat sangat kokoh tapi aku tau dia kesepian, dia tetaplah hanya orang tua yang ingin perhatian keluarganya.Dengan senyum di wajahnya ayah menyambut kedatanganku dan bobby "ah kalian sudah datang, ayo cepat masuklah"
Ayah segera menghampiri Bobby dan seolah ingin merangkul anaknya itu namun Bobby seperti tidak menghiraukan dan segera menghindari hal itu
"aku akan pergi ke kamar mandi"
dan dia pun langsung menuju kamar mandi dirumah itu aku sangat tidak senang melihat hal itu, aku kasihan pada ayah . Apa yang sebenarnya suamiku pikirkan ? Kenapa dia selalu seperti ini pada ayahnya sendiri?.Aku melihat wajah ayah yang tadinya sangat bahagia berubah menjadi sedikit muram. Sebisa mungkin aku ingin membuatnya lupa dengan kejadian buruk barusan.
"Iya ayah aku datang aku juga membawakan makanan kesukaanmu, kue beras manis" jawabku dengan senyuman semanis mungkim sembari menyodorkan kotak makanan ditanganku
"Hahaha kau ini memang menantu yang baik" ayah mertuaku tertawa lepas sambil mengelus kepalaku.
Disana aku tidak melihat ada Daniel. Dia belum sampai. Aku juga melihat banyak sekali hidangan di meja makan rumah itu. Sepertinya ayah mertuaku memang menyiapkan ini dengan matang. Aku rasa dia memang sangat mengharapkan kedatangan anak-anaknya malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
True Brothers
Randomcerita ini tentang persaudaraan dua pria yang berbwda karakter dan mempunyai kesalah pahaman selama bertahun-tahun.