Talk

5 0 0
                                    

Malam itu setelah mengantarku pulang Bobby segera menemui Donghyuk untuk memulai semua rencana mereka pada proyek baru ini. Aku tidak tau kenapa Bobby tidak pernah bisa menunda apapum tentang perusahaan demi diriku. Jujur saja aku sudah sangat sering dikecewakan seperti ini. Memang sepele tapi bagiku waktu berdua itu sangat berharga.

^Dikediaman Donghyuk^

"Benarkah? Benarkah presedir menyutujui permainanmu itu ?"     Tanya donghyuk terheran-heran mendengarka cerita Bobby tentang kejadian di rumah ayahnya

"Ya dia menyetujui itu. Jd sebaiknya kita mulai memikirkan cara untuk menghancurkan para musuhku itu" 
begitulah ucapan nya sesuai dengan apa yang ada di kepalanya

Donghyuk terdiam sejenak mengingat krang-orang yang sedang terlibat dalam permainan perebutan kekuasaan itu. Dia seperti mulai memikirkan kekuatan dan kelemahan musuh atasannya itu. Donghyuk memang terkenal orang yang banyak mengetahui seluk beluk dunia bisnis. Wajar saja dia adalah pria yang pumya IQ tinggi ditambah dia selalu bersungguh-sungguh dengan apa yang dia jalani.

Memecah kesunyian yang terjadi donghyuk mulai mengungkapkannya   "pak, sebenarnya aku dulu sempat pernah bekerja untuk perusahaan Tony Choi"

"Lalu?" Tanya Bobby penasaran

"Aku rasa dia punya banyak skandal dalam bisnisnya, dia bukan orang yang tidak mungkin melakukan hal buruk demi kemajuan bisnisnya. Kau harus berhati-hati untuk itu"   jelas donghyuk dengan tatapan mata yang seolah menyaksikan  ulang kejadian di masa lalu

"Lalu bagaimana dengan Yang Mino? Aku dengar dia selalu memenangkan banyak proyek ?" Tanya bobby lagi

"Yang Mino adalah pria yang sudah banyak pengalaman, usianya hanya 10 tahun di bawah usia presedir Raon. Sepertinya tidak mudah untuk mengalahkannya dalam bisnis gabungan seperti ini" begitulah penjelasan donghyuk pada atasannya yang penasaran.

Bobby hanya diam memikirkan semua ucapan donghyuk barusan, aku rasa semua pikiran yang ada di otaknya hanyalah bagaimana bisa memenangkan proyek ini dan menyingkirkan ayah dan adiknya saja.

"Lakukan apapun untuk kemenanganku. Aku tidak perduli caranya seburuk apapun" ucap Bobby menatap tajam orang kepercayaan itu

"Baiklah pak" Donghyuk orang yang sangat patuh dan bertanggung jawab pada pekerjaannya maka tidak mungkin dia membantah

........

Keesokan harinyaa ...

Hari ini hari minggu tentu saja hari libur bagi semua orang. Pagi itu sekitar pukul delapan pagi aku sudah menyiapkan sarapan untuk suamiku. Tapi sampai sekarang dia belum pulang di telephone pun dia tidak menjawab. Aku rasa dia bermalam di perusahaan atau di rumah donghyuk.

Setelah beberapa lama menunggu akhirnya dia pulang. Terlihat wajahnya sangat lelah, dia pasti tidak tidur semalam.
Bobby mulai masuk ke ruang tamu apartemen kami dan mulai mencopot sepatunya. Dia menatap ke arahku dan tersenyum

"Apa kau tidak tidur? Kenapa wajahmu jelek begini?" Ucapku sambil berjalan mendekatinya

"Banyak yang aku bahas dengan donghyuk sampai tidak bisa tidur dan pulang. Maaf ya" Bobby mengelus pipiku

"Jangan ulangi lagi kau harus tidur bila mengantuk. Kalau begitu ayo makan dulu" aku menyuruhnya sarapan sambil menarik nya menuju meja makan

"Baiklaaah" suara lelah itu membuatku sangat sedih

Bobby manyantap masakanku dengan semangatnya, aku rasa dia kelaparan atau dia hanya ingin membuat hatiku senang karena semalam sudah mengecewakanku hahaha itu tidak penting bagiku yang teepenting adalah dia sudah ada dihadapanku dan makan dengan bahagia.

.............................

"Kita akan memesan gedung atau melihat gaunku terlebih dahulu" tanya Mira pada calon suaminya yang akan menikahinya akhir bulan ini

"Kita harus memesan gedung dulu" jawab Daniel sambil terus mengendarai mobilnya

"Baiklah kalau begitu, aku harap semua cepat selesai dan kita hanya akan menunggu hari bahagia itu" Mira dengan wajah berbinar seperti sedang membayangkan betapa bahagianya pernikahannya nanti

Daniel mulai menggenggam tangan Mira dan mencium punggung tangan gadis yang sangat dicintainya itu "aku harap juga begitu, aku sangat mencintaimu"

"Dasar gombal, mulutmu sangat manis siapa gadis yang tidak akan teegoda" goda Mira pada kelasih hatinya itu

"Apa maksudmu? Aku hanya seperti ini padamu tau, aku bahkan tidak melihat gadis lain" dengan memanyunkan bibirnya daniel terlihat sangat menggemaskan

"Apa kau menutup matamu saat bertemu gadis lain?" Tanya Mira

"Akan aku lakukan kalau kau mau" jawab Daniel dengan tegasnya

"Hahahhaa tidak tidak itu sangat berlebihan, kau hanya perlu menjaga hatimu saja sudah cukup bagiku" Mira menyenderkan kepalanya di bahu Daniel Kim

"Kau tidak perlu khawatir untuk itu, aku sudah memilihmu maka tidak akan ada yang lain sampai kapanpu" ucapan Daniel yang membuat hati Mira tenang dan tambah mencintanya
............

Akhir bulan yang ditunggu sudah tiba....

Singkat cerita hari pernikahan Daniel dan Mira sudah sangat dekat, Besok adalah hari pernikahan mereka. Aku sangat senang dan tentu saja aku sudah menyiapkan banyak hadiah pernikahan bagi mereka berdua. Aku tidak punya saudara kandung jadi aku sudah menganggap mereka berdua sebagai saudara kandungku.

"Sayang besok kita harus pergi kepernikahan adikmu lebih awal ya" rengekku pada Bobby

"Kenapa?" Dengan wajah datar andalannya dia bertanya alasan untuk rengekanku tadi

"Aku ingin menemani Mira, dia pasti sangat gugup aku akan disana menenangkannya dan memberinya beberapa pelajaran tentang pernikahan" jelasku pada Bobby

"Pelajaran tentang pernikahan? Apa maksudmu bercinta? Hahaha"  pria mesum ini selalu saja menghubungkan semuanya kearah yang negatif sepertinya dia sangat senang melihatku salah tingkah

Dia sukses aku sangat gugup sampai pipiku memerah "Tentu saja bukan apa maksudmu? Aku tidak bermaksud begitu, kau salah sangka aku tidak pernah berfikir begitu"

"Hahahaha Baiklah baiklah kau tidak perlu salah tingkah begitu aku kan cuma nanya" sepertinya dia sangat senang membuatku merasa malu begini. Aiih aku jadi menyesal kenapa harus mengucapka  kalimat yang salah tadi

"Ya lagipula aku tidak gugup kok" jawabku dengan wajah yang berusaha tenang

"Kalau benar juga tidak apa-apa aku akan memberi praktek malam ini agar besok kau lebih pintar lagi memberi pelajaran pada Mira " ucap Bobby sembari menahan tawa di bibirnya dan mengedipkan sebelah matanya yang membuatku semakin muak

"Ah terserahlah aku akan tidur aku tidak perduli denganmu" aku memutuskan untuk masuk kamar saja karena aku sangat malu walau kami sudah lama menikah

Dengan suara pelan Bobby mulai mengomel sendiri " kenapa dia malu seperti itu, dia sangat lucu padahal melakukannya sudah sangat sering"

..................

True BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang