3. Terjebak dalam Hijab

991 116 11
                                    

Olahraga menjadi kegiatan yang haram ditinggalkan, apalagi pada saat weekend. Prinsip Kayra, tubuhnya harus terbebas dari timbunan lemak jahat. Jogging, gym, dan serangkaian olahraga fisik rutin dijalani Kay untuk mendapatkan tubuh yang ideal seperti mimpi kebanyakan perempuan.

Gea dan Tara yang tidak punya biaya cukup untuk gym, memilih alternatif seperti car free day. Dia pun mencoba untuk mengajak Kay agar ketiganya bisa CFD bersama.

"Gue mau CFD bareng kalian, asal jangan lima menit lo lari, selebihnnya makan makanan yang ada di sana. Sama aja elo bakar lemak tapi nimbun lemak lebih banyak."

"Siap, Ratu." Keduanya tersenyum puas.

Tiba di hari minggu, Gea dan Tara menunggu Kay tepat di depan patung Jenderal Sudirman. Langit membiru sempurna mulai bersianar terang. Para pedagang menjajakan dagangannya berbagai macam, di sepanjang jalan ramai orang berjalan santai, berlari, atau bersepeda. Melihat ke arah Bunderan HI, arus manusia semakin padat bak barisan semut mengerubung.

"Kay lama banget, sih. Keburu siang nih." Tara mulai gusar.

Keduanya sudah rapi memakai pakaian olahraga. Tara memakai kaus putih lengan pendek, celana training selutut, plus handband di tangan kirinya. Sementara Gea memai celana training panjang dipadukan jaket Nike berwarna hitam.

"Tara! Gea!" Kay berlari dari arah halte Tosari beserta senyum merekah di wajahnya.

Gea dan Tara menengok, diam sejenak mengamati penampilan Kay dari ujung kaki sampai ke ujung kepala. Kay berhenti di depan mereka dengan terengah-engah. Butir-butir keringat mengalir di kulit wajahnya yang mulus. Merasa diperhatikan, Kay ikut-ikut melihat pakaian yang ia kenakan.

"Ada apa sih? Ada yang salah ama gue?" tanya Kay.

"Tumben amat lo nggak pakai celana pendek atau baju ketat," celetuk Gea.

Mereka bingung, Kay memang tidak pernah memakai celana pendek ke kampus, tapi keduanya tahu, Kay suka memakai celana pendek. And... now, Kay look different! Sweater abu-abu yang panjang, celana abu-abu polos yang panjang sama sekali tidak ketat, justru terlihat gombrong, kebesaran. Melihat Kay yang tertutup hari ini malah sangat mengherankan, apakah nanti akan ada hujan warna-warni?

"Lah, emang kenapa? Gue mau olahraga, bukan mau ke mall," jawab Kay enteng.

"Iya sih... Cuma itu baju ama celana gombrong amat. Kegedean ya?" Tara justru membolak-balikkan badan Kay layaknya boneka.

"Ish! Ini tuh lagi kekinian keleus. Tara! Stop muter-muterin badan gue!"

Ketiganya pun menghentikan perbincangan dan mulai berjalan santai sebelum akhirnya jogging dari Bundaran HI sampai ke Monas. Pembuatan MRT yang belum selesai mengakibatkan sempitnya ruas jalan. Namun, tidak menyulutkan semangat warga untuk car free day. Transjakarta beroperasi seperti biasa, sesekali klaksonnya terdengar nyaring mengagetkan orang-orang yang sedang berjalan di sekitar.

Penjual minuman akan tampak setiap radius 10 meter, pun penjual batagor dan rujak. Ada penjual roti bakar, sate padang, dan berbagai macam makanan. Ada penjual pakaian, aksesoris wanita, ataupun sandal jepit. Jadi, niat ke car free day sebagian orang untuk olahraga, sebagiannya lagi untuk belanja, selebih untuk cuci mata. Adakah yang ingin menambahkan?

"Eh! Tung-guh gu-eh cah-pek!" Tara berhenti berlari ketiak mereka sampai di gerbang monas.

Kay dan Gea berhenti berlari tapi tetap berlari-lari kecil di tempat, menunggu Tara yang mengatur napas.

"Cupu!" teriak Kay meledek.

"Katanya cita-citanya kurus, tapi lari dari HI ke monas aja ngos-ngosan!" imbuh Gea menertawakan.

Hijrah KayraWhere stories live. Discover now