Part 12

24.7K 3.6K 513
                                    

TUBUH Taeyong mematung begitu ia turun dari mobil. Gedung besar di hadapannya terlihat familiarㅡbahkan rasanya kini kepala Taeyong terasa berputar, perutnya mual dan tenggorokan nya tercekat. Ini adalah rumah sakit tempatnya bekerja dulu, sebelum kegilaan ini terjadi.

Sisi otak Taeyong yang lain memberontak, berteriak padanya untuk tidak melakukan misi gila ini, menghancurkan semuanya dan membunuh beberapa orang yang ia kenal di dalam sana. Namun sisi liarnya berkata lainㅡmengaskan pada Taeyong bahwa membunuh itu sangatlah menyenangkan, ia harus membunuh banyak orang agar bisa menyelamatkan satu psikopat di dalam sana.

Bahkan kini kedua sisi otaknya saling bersitegang; membuat Taeyong menjatuhkan tombak panjang yang ia pegang. Tubuh Taeyong merosot ke bawah; ia berteriak kesakitan sembari memegangi kepalanya. Semua memori menyakitkan itu kembali terulang, dimana Jaehyun menyetrum kepalanya dengan begitu tega.

"Taeyong!" Jaehyun berteriak begitu melihat kekasihnya kesakitan, ia segera menghampiri Taeyong dan memeluk tubuh lelaki mungil itu. "Hey hey, ada apa?"

"Menjauhlah! Menjauhlah Jaehyun!" teriaknya penuh dengan amarah, Taeyong tidak mengerti. Hatinya terasa sakit saat berteriak seperti itu kepada Jaehyun, namun otaknya berhasil membuat rasa sakit itu hilang.

Ini tidak benar, Taeyong tidak bisa melukai semua orang yang ada di dalam sanaㅡsemua rekan kerja nya yang sudah Taeyong anggap sebagai keluarga sendiri. Dokter Oh, Minhyun dan yang lain.

Kedua tangan Jaehyun kini menangkup pipi Taeyong; membuat lelaki mungil itu mendongkak dan menatap lurus ke arah mata cokelat Jaehyun. "Dengar! Jangan bersikap seperti ini oke? Kita harus masuk ke dalam sana dan menyelamatkan Jeno, kau adalah kekasihku, ratuku dan belahan jiwaku. Tidak sepantasnya kau bersikap seperti ini." ujarnya penuh dengan penekanan, hal itu berhasil, nafas Taeyong kembali tenang. Namun ada sepercik keraguan di dalam matanya.

Melihat hal itu Jaehyun mendesah keras, ia mengeluarkan belati dari dalam sepatunya lalu mengiris pergelangan tangannya sendiri hingga mengeluarkan banyak darah. "Apa kau ingin aku terluka seperti ini?" tidak ada ekspresi kesakitan di wajah Jaehyun, ia terlihat biasa-biasa saja meskipun luka sayatan nya cukup lebar.

Taeyong memekik, ia menggeleng. "Tidak! Tidak Jaehyun!"

"Kalau begitu lindungi aku, berdiri di sampingku. Jadilah ratuku yang baik, bunuh semua orang yang ingin melukaiku, kau mengerti?" Jaehyun mengecup bibir Taeyong dengan lembut, lalu kembali melepaskannya dan menarik tangan lelaki mungil itu hingga mereka berdiri tegap.

Nafas Taeyong terengah, ia tidak akan pernah membiarkan Jaehyun teluka. Karena lelaki tampan itu adalah Rajanya, hanya Jaehyun yang bisa mengendalikan Taeyong seperti ini.

Ada sekitar 18 orang yang berkumpul disana. Jaehyun memberi isyarat kepada Daniel untuk menekan tombol bomㅡkarena sebelumnya anak buah Johnny sudah meletakkan bom di beberapa titik gedung besar itu. Meskipun sebelumnya gedung itu terlihat berantakan dan hancur, namun ternyata pihak rumah sakit merenovasi kembali.

DUARRR!!

Suara bom bergema begitu keras hingga tanah yang di pijak oleh Jaehyun bergetar, gedung yang semula terlihat indah itu kini sudah di penuhi oleh kepulan asap dan percikan api. Jaehyun memberi isyarat untuk kelima belas orang itu agar mereka masuk terlebih dahulu, lalu setelahnya ia masuk bersama Daniel dan Taeyong.

Menghela nafas, Taeyong menghilangkan semua keraguan di dalam hati dan juga otaknya. Ia memegang tombak dengan erat sebelum mengikuti Jaehyun untuk masuk lebih dalam ke gedung rumah sakit itu.

Beberapa orang yang selamat dari ledakan segera melarikan diri, namun mereka tidak menyangka jika ada pasukan psikopat di depan sana. Semua dokter, perawat dan juga pasien terbunuh oleh kelima belas orang yang maju terlebih dahulu.

They Don't Know About Us《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang