Part 7

32.8K 4.4K 606
                                    

AKIBAT melawan 20 orang sendirian sembari melindungi Taeyong. Jaehyun mendapatkan 3 luka tembakan, pertama di bahu, kedua di paha, dan ketiga di perut. Tapi walaupun seperti itu, ia masih bisa membawa Taeyong untuk keluar dari sana karena tugas mereka sudah selesai.

Saat ini Jaehyun sudah berada di mansion milik monster Chicago. Tubuhnya terbaring di kasur dalam keadaan setengah telanjang, dan bagian yang terkena peluru sudah di tangani oleh medis yang memang bekerja untuk Jaehyun.

Di sebelahnya, Taeyong merenggut, merasa cemas. "Kau yakin kau tidak apa?" ia terus bergelayut manja di tangan Jaehyun; memeluk lelaki itu dengan erat. Harusnya Taeyong membantu Jaehyun, tapi ia kehilangan tongkat baseball nya.

Lagipula, Jaehyun kan belum pernah mengajari Taeyong untuk membunuh orang dengan tangan kosong. Walaupun Taeyong sangat ingin sekali menghancurkan semua orang yang sudah membuat Jaehyun terluka seperti ini dengan barang-barang di sekitarnya saat itu.

Jaehyun terkekeh pelan. "Kau bercanda? Ini belum seberapa." ia bangun dan merenggangkan otot tubuhnya yang terasa kaku. Wajahnya mengerenyit saat merasakan sakit di seluruh lukanya.

"Ehhh.." Taeyong menatap bingung ke arah Jaehyun yang sudah berdiri di samping kasur; sepertinya mendapat 3 tembakan seperti itu bukan masalah besar untuk Jaehyun, "mau kemana?" tanya Taeyong penasaran.

Lelaki tampan itu menyisir helain rambutnya ke belakang dengan menggunakan jemari. "Mengajarkanmu cara bertarung, ayo."

"Sungguh?!" kini mata Taeyong berbinar. Ia senang sekali jika Jaehyun mau mengajari dirinya cara untuk bertarung dan membunuh seseorang.

"Tentu tentu, ayo." lelaki tampan itu sengaja tidak memakai baju, lagi pula perban yang melilit perut dan bahunya sudah cukup untuk membuatnya terlihat seperti orang dungu. Jaehyun hanya memakai celana pendek selutut saat ini.

Dengan sigap Taeyong langsung melompat dan memeluk Jaehyun dengan erat. "Gendong~" ia bahkan tak memperdulikan luka di tubuh Jaehyun.

Namun tanpa mengatakan apapun, Jaehyun langsung mengangkat tubuh Taeyong dan menggendong lelaki mungil itu di depan tubuhnya. Hingga beberapa kali paha Taeyong menyenggol luka di perutㅡdan sepertinya Jaehyun tidak perduli.

Kedua tangan Taeyong melingkar Indah pada leher Jaehyun; matanya menatap wajah Jaehyun yang sangat tampan. Lalu ia memberikan kecupan kecupan basah pada seluruh permukaan wajah Jaehyun. "Tampan sekali.." ia terkikik geli.

Jaehyun menyeringai, kakinya membawa Taeyong masuk ke dalam sebuah ruangan besar yang di tutup oleh dua pintu baja. Seluruh ruangan itu gelap sebelum Jaehyun menyalakan saklar lampu.

"Euh?" mata Taeyong mengerjap, ia menurunkan tubuhnya sendiri dari gendongan Jaehyun, bibirnya terbuka, takjub. "WOAHH!" Serunya.

Ruangan itu sepertinya adalah ruangan stimulasi yang sengaja di buat untuk bertarung. Sebenarnya ini bukan milik Jaehyun, melainkan milik Monster Chicago. Lagi pula, Jaehyun tidak membutuhkan latihan untuk membunuh, karena ia menggunakan insting.

Sedangkan Taeyong, lelaki cantik itu awalnya tidak seperti ini, Taeyong memiliki pikiran yang sehat. Oleh karena itu Taeyong tidak bisa menggunakan insting membunuhnya dengan baik, sedangkan Jaehyun bisa.

Beberapa senajata terpasang Indah di dinding dengan menggunakan penyangga. Ada begitu banyak dan lengkap, lebih lengkap di bandingkan dengan ruangan milik Jaehyun kemarin.

Tatapan Taeyong jatuh pada gergaji mesin yang terlihat gagah. "Aku ingin itu!" ia menunjuk benda ganas tersebut dengan riang.

Namun Jaehyun menggeleng. "Carilah sesuatu yang mudah untuk di gunakan, gergaji mesin itu beratㅡkalau kau tidak bisa menggunakannya dengan baik, kau bisa memotong tubuhmu sendiri nantinya." ia menjelaskan dengan raut wajah datar.

They Don't Know About Us《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang