"Siang Pak,"Sapaku dengan cepat karena terlanjur didorong ke dalam kelas oleh dua cowok tengil ini.
"Siang,"Jawab Pak Jaya cuek.
Dialah Pak Jaya. Guru jomblo yang kadang cueknya melebihi gebetan yang lagi ngambek.
Umurnya sekitar 27 tahun. Tidak ada yang tau seputar kisah asmaranya. Yang kami tahu dia jomblo, sama seperti kebanyakan murid yang dia ajar sekarang.
"Mau mengikuti pelajaran Pak,"Sambung Ucup.
Pak Jaya menatap kami berempat.
"Jika telat minta surat,"Perintahnya.
Selain itu dalam berbicara kerap kali dia menggunakan sajak a-a-a-a.
"Baik Pak,"Aku tersenyum kepada Pak Jaya.
"Cowok aja. Kamu duduk sana,"Perintahnya lagi.
Aku bernapas lega.
"Terimakasih Pak,"Jawabku.
Akupun segera melangkah menuju kursiku dengan rasa bahagia.
"Habis kemana?"Tanya Gio ketika baru saja menempelkan pantatku di kursi.
"Muterin sekolahan."
"Gak mungkin."
"Dih apa urusanmu?"
"Jaga jarak sama Pak Jaya,"Kata Gio.
"Kenapa?"Tanyaku heran.
"Dia suka sama kamu."
"Gak mungkin."
"Terserah yang penting jaga jarak."
Tolong yang benar saja, tingkah Ucup sekarang saja sudah membuatku jengah! Kalau guru bahasa Indonesia ini bertingkah aneh juga, aku lebih baik pindah sekolah.
Et dah kenapa juga aku jadi kegeeran seperti ini. Tidak mungkin Pak Jaya menyukaiku, aku bukan levelnya. Lihatlah, di kelas ini yang lebih cantik banyak. Yang lebih pandai banyak. Kenapa harus aku?
Lagi pula tidak ada yang istimewa dari seorang aku.Tunggu. Kenapa aku jadi seolah berharap dengan Pak Jaya?
Oh my God. Gio ada-ada saja. Dia membuatku berpikir yang bukan-bukan.Tok tok tok
Terdengar suara pintu diketuk.
"Assalamualaikum Pak,"Kata Ucup. Damar dan Adin berada di belakangnya.
"Waalaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh."
"Ini Pak,"Ucup memberikan sebuah kertas pada Pak Jaya.
"Langsung duduk atau saya seruduk pakai tanduk,"Perintah Pak Jaya.
Barusan itu bersajak ak-ak. Lupakan imbuhan-imbuhan tak berguna lainnya. Yang penting bersajak. Begitu peraturannya.
Duduklah mereka di kursi masing-masing. Tapi tidak dengan Ucup, dia tiba-tiba menghampiriku.
"Kamu sama Gio nanti sepulang sekolah disuruh menemui wali kelas,"Katanya dengan wajah jutek.
Pak Jaya sedang sibuk membatik di papan tulis tentang contoh paragraf Induktif hingga tidak sempat memperhatikan Ucup yang menghampiri kami.
"Hah?"Ucap kami bersamaan.
Ucup mengangguk.
"Ucup iri. Udah duduk bareng. Terus dipanggil wali kelas bareng juga. Itu romantis banget,"Kini Ucup berceloteh di depan aku dan Gio.
Terus aku harus apa? Memangnya perasaan Ucup itu tanggung jawabku?
"Ucup ikut Oki ya?"Pintanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Siklus Pelangi
RomanceJadi cewek jangan kaya batu! Nanti didudukin cogan(hatinya).