Chapter 4

82 13 1
                                    

Author by: Fikaoctav

"Maaf, aku tidak sengaja," ujar Adam yang masih meredakan keterkejutannya.

"Oke tidak apa-apa," jawab Felicia berusaha tenang.

Mereka terjebak kemacetan sehingga belum juga sampai ke markas. Adam yang bosan menunggu kemacetan pun memilih untuk bermain game di ponsel, sedangkan Felicia sedang membaca sebuah novel.

Di tengah keheningan mobil terdengar bunyi dering ponsel yang berasal dari ponsel Felicia. Dan Felicia pun mengangkatnya.

"Hallo," ujar Felicia mengangkat panggilan tersebut.

"Hallo, segeralah ke markas sekarang ada yang harus di bicarakan tentang misi kita," ujar sang penelpon.

"Baiklah kita segera ke sana sekarang," ujar Felicia

"Cepat kita tidak punya banyak waktu!" ujar sang penelpon dengan nada yang tak terbantahkan.

tut.. tut.. tut..

Panggilan dimatikan secara sepihak oleh orang tersebut.

"Huft.. sampai kapan kita terjebak kemacetan seperti ini?" ujar Felicia lelah.

"Entah, aku pun bosan menunggu kemacetan ini berakhir," ujar Steve

Tiba-tiba Adam menjentikan jarinya dan berujar "Aku ada ide!"

Sontak saja Felicia dan Steve pun menoleh ke arah Adam. "Apa?" ujar mereka berdua.

"Bagaimana kalau kita jalan saja, melewati jalan tikus yang berada di sini, dari pada kita menunggu kemacetan yang entah kapan akan berakhir," ujar Adam dengan semangat.

"Oke aku setuju," ujar Felicia

Mereka pun keluar dari mobil. Saat keluar dari mobil Adam dan Felicia mendengar suara bunyi yang cukup mengagetkan mereka.

Bugh..

Ternyata suara tersebut berasal dari kepala Stave yang terbentur atap mobil.

"Hehe maaf mengagetkan," ujar Stave sambil menampilkan cengirannya.

"Ceroboh," ujar Felicia, sedangkan Adam malah terkekeh geli melihat tingkah Steve.

Lalu mereka pun sampai di markas setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh dan berbelok- belok.

Sesampainya mereka di markas mereka langsung saja menuju ruang utama tempat diadakannya diskusi.

"Maaf kami terlambat," ujar Adam

"Tidak apa-apa, tetapi lain kali jangan diulangi lagi, silahkan kalian duduk," ujar Ketua mereka.

"Oke jadi gini, dalam menjalankan misi ini kita di bagi menjadi beberapa tim supaya memudah kan untuk membagi tugas," ujar ketua mereka.

Sang ketua membagikan anggotanya menjadi beberapa tim, dan memberikan masing- masing tim tugas yang harus mereka kerjakan. Felicia dan Adam satu tim dan mendapatkan tugas untuk memata-matai orang yang terlihat mencurigakan di sekolah mereka.

"Baiklah sampai sini dulu diskusi kali ini, kalian jangan lupa dengan tugas kalian," ujar sang ketua dengan tegas. Semua anggota pun menangguk mengerti.

Semua anggota diskusi pun keluar dari markas dan pulang menuju rumah masing- masing.

"Kau pulang dengan siapa?" ujar Adam bertanya kepada Felicia.

"Taxi online," ujar Felicia cuek karna memang sudah lelah dan ingin segera istirahat.

"Bagaimana jika aku antar saja, ini sudah malam tidak baik anak gadis pulang larut malam seperti ini," ujar Adam menjelaskan.

"Bukannya kau tidak membawa kendaraan?" jawab Felicia sambil mengernyitkan dahinya.

"Iya, aku akan mengantarmu menggunakan mobil Harry," ujar Adam.

"Baiklah," ujar Felicia.

Di dalam perjalanan hening tidak ada yang membuka suara, sampai akhirnya mereka sampai di depan gerbang rumah Felicia.

Saat Adam melirik ke samping di mana Felicia berada, Adam tersenyum tipis melihat Felicia tertidur pulas sampai dia tidak tega untuk membangunkannya.

Adam keluar mobil dan memanggil satpam yang berada di rumah Felicia untuk membukakan gerbang.

Satpam pun membuka gerbang dan Adam pun melajukan mobilnya menuju pekarangan rumah Felicia.

Karena dia tidak tega untuk membangunkannya akhirnya dia pun menggendongnya.

Tok.. tok.. tok

"Assalamualaikum," ujar Adam sopan kepada pembantu Felicia yang membukakan pintu.

"Waalaikumsalam, haduhh non Feli teh kunaon atuh," ujar sang pembantu tersebut dengan nada kaget dan logat sundanya.

"Feli nya tidur, Bi. kalau boleh, saya mau mengantar Feli ke kamarnya, Bi," ujar Adam menjelaskan.

"Ohh silahkan atuh den... siapa ya aduh bibi nggak tau namanya," ujar bibi Anah asisten rumah tangganya, sambil berusaha berpikir.

"Nama saya Adam, Bi," ujar Adam sambil tersenyum ramah.

"Oh iya, Bi. Kamarnya Feli yang mana ya?" ujar adam bertanya.

"Oh iya bibi sampai lupa ngasih tau, maaf ya den, itu kamar non Feli di atas lantai 2 yang pintunya warna putih," ujar bi Anah.

Setelah mengantarkan Felicia ke kamarnya Adam pun pamit pulang, sesampainya di rumah dia langsung membaringkan badannya di kasur king size milik nya.

***

Felicia sudah siap dengan seragam sekolahnya pun langsung menuju ke sekolah menggunakan mobil yang biasa dibawanya kemana-mana.

Sampai di sekolah Felicia langsung memasuki kelas nya dan duduk di tempatnya.

Cause We're DetektivesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang