Chapter 7

83 13 0
                                    

Author by NaaNonet

"Bagaimana mobilku bisa ada di sini?" tanya Felicia heran.

"Kau menjatuhkan kuncinya di depan gerbang sekolah, dan aku memutuskan untuk mengikutimu menggunakan mobil,"

Kemudian Adam membuka pintu mobil depan sebelah kiri dan mendudukkan Felicia di sana.

"Aku akan membawa orang tadi ke sini, kau tunggulah di sini jangan kemana kemana," Felicia tersenyum dan mengangguk mendengar ucapan adam.

***

"Ah, sial! Ternyata ada orang lain disini," umpat adam kesal. Bagaimana tidak kesal? Mayat orang tadi sudah tidak ada dan di sana hanya ada,,

"Kertas apa ini?" gumam adam seraya membungkukkan badannya untuk mengambil kertas itu.

"Hmm, jadi dia ingin bermain-main dulu ya dengan para detektif?" batin adam dengan menunjukkan senyum miringnya.

***

"Ada apa dengan Felicia?" tanya ketua khawatir saat melihat adam membopong Felicia yang dengan kaki terluka.

Felicia sudah tak sadarkan diri sejak adam kembali ke mobilnya, mungkin karena ia kehilangan banyak darah.

"Dia tertembak." jawab adam setengah berlari membawa Felicia masuk ke ruangan dokter di markas mereka.

Setelah itu, Adam keluar dan duduk menghadap ketua di ruangannya. Tak ada yang memulai pembicaraan, mereka hanyut dalam pikirannya masing masing.

Adam yang mengkhawatirkan keadaan Felicia, dan ketua mengkhawatirkan pergerakan musuh yang begitu cepat.

"Ketua," seketika Adam dan ketua menoleh pada sumber suara, di ambang pintu ruangan ketua.

"Ah, Felicia. Apa kau baik baik saja?" tanya ketua pada Felicia. Adam menghampiri Felicia yang masih di pintu menggunakan kursi roda.

Adam mendorong kursi roda Felicia sampai ke depan meja ketua dan duduk di kursinya kembali.

"Adam, dimana orang tadi?" tanya Felicia yang menoleh pada adam.

"Soal mayat itu dia sudah tidak ada di sana saat aku kembali. Hanya ada kertas ini di sana. Dan jangan lupa, aku sudah banyak mengambil gambarnya."

Adam mengambil kertas kecil dari dalam sakunya dan memberikan kepada ketuanya. Lalu ia mengambil map berisi foto foto orang misterius yang berhasil ia ambil.

"Apa maksudnya? Dia ingin mempermainkan para detektif?" tanya ketua. Setelah membaca kertas yang diberikan Adam.

"Mungkin pergerakan kita yang lambat, sehingga dia ingin bermain-main dulu dengan kita," ucap Felicia.

"Percepat gerakan kalian, musuh sudah mempermainkan kita," ujar ketua.

"Siap laksanakan ketua," tegas Adam dan Felicia.

"Kami berdua pulang dulu," pamit Adam.

"Silahkan."

***

"Terima kasih kau telah mengantarku dan menemukan kunci mobilku," ucap Felicia dengan masih menggunakan kursi roda yang didorong oleh Adam ke dalam rumahnya.

"Sama-sama, sudah sepantasnya aku membantumu," balas Adam tersenyum.

"Aku pulang dulu, taksi sudah menunggu," lanjut Adam sambil masuk ke dalam taksi tersebut.

***

Cuaca pagi ini kurang bersahabat. Gerimis menyapa hingga dingin terasa nyata, membuat siapapun tak ingin meninggalkan kasurnya.

Pengecualian untuk Felicia dan Adam. Mereka sudah lama tiba di sekolah sebelum bel masuk berbunyi. Tentu saja untuk memata-matai semua yang mencurigakan.

"Hai Felicia, bagaimana keadaanmu?" tanya Adam setelah duduk disamping Felicia.

"Seperti yang kau lihat, kakiku sudah membaik," jawab Felicia seraya menggerak-gerakkan kaki kirinya. Felicia sudah tidak menggunakan kursi roda lagi sekaran.

"Syukurlah kalo begitu," ucap Adam tersenyum lembut.

"Kita harus percepat pergerakan kita supaya musuh tidak mudah mempermainkan kita." usul Felicia.

"Baiklah, perhatikan semua yang terlihat mencurigakan," ucap Adam.

***

Cause We're DetektivesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang