Hi, Triplet! - Raffael Pratama

93.2K 4.9K 85
                                    

Seorang anak lelaki berseragam putih abu berjalan kaki seorang diri menuju ke sekolahnya. Berjalan dengan santai sambil bersenandung pelan menyanyakin lagu yang terdengar melalui airpods yang meyumbat kedua telinganya. Kedua tangannya dimasukan ke dalam saku hoodie yang ia kenakan

Dialah Raffael Pratama.

Anak lelaki pertama dari Viola, yang mempunyai sifat sedingin es dan secuek bebek. Ia paling pendiam di antara dua saudaranya yang lain. Walaupun terkenal pendiam dan dingin tapi Raffa tak begitu kepada kedua saudaranya apalagi kepada ibunya. Siapapun yang berani menyakiti mereka maka harus berhadapan dulu bersama Raffa.

"Woy! Raffa!" Panggil seseorang.

Raffa menengok, dilihatnya Adnan teman sekelasnya yang baru turun dari motor.

"Tumben lo udah sampe," ledek Raffa pada Adnan.

"Hahaha daripada elo masih aja jalan kaki, padahal punya motor," cibir Adnan.

"Nambah polusi aja kalau gue pake motor, lagian jarak rumah gue ke sini deket, jalan kaki cuma lima belas menit," ujar Raffa santai.

"Padahal dua saudara lo pakenya motor, kadang bawa mobil juga," ujar Adnan lagi.

"Sama aja, kalau gue lagi mau ya gue juga nebeng ke mereka."

"Iya terserah lo, debat sama lo gue kalah mulu," keluh Adnan.

"Udah ayok masuk! Gue yakin elo belum kerjain tugas matematika," ajak Raffa sambil berlalu meninggalkan temannya itu.

Adnan menepuk jidatnya, "Bangsat, kenapa gue lupa."

Dengan langkah cepat Adnan segera berjalan untuk menyusul Raffa.

🌛 🌛 🌛

"Raffa," panggil seorang perempuan sambil berjalan anggun mendekati Raffa.

Raffa tak merespon, ia hanya melirik sebentar lalu fokus lagi ke ponselnya.

"Ih Raffa, gue manggil elo!" Rengek cewek tersebut.

"Apaan sih Emily?" Tanya Raffa risih.

"Makan ke kantin bareng yuk," ajak Emily manja.

"Gak lapar!"

"Raffa, cuma lo cowok yang jarang ke kantin. Lo cowok tapi cupu, bawa bekal dari rumah terus jalan kaki padahal lo mampu bawa motor atau mobil," cibir Emily tanpa sadar membuat seorang Raffa emosi.

"Kalau gitu, silahkan lo pergi dari sini," usir Raffa dengan emosi tertahan.

"Raf, gue cuma ngasih---"

"PERGI DARI SINI SEKARANG!" Sentak Raffa kepada Emily.

Emily terlonjak kaget dan terdiam seketika.

"Dengerin gue, Emily! Gue gak tahu masalah hidup lo apa sampe elo selalu ngejar-ngejar gue tanpa tahu malu. Tadi lo bilang gue cowok cupu hanya karena gue bawa bekal dari rumah dan gak pernah mau ke kantin. Lo gak kenal gue dengan baik, Emily. Jadi, please mulai dari sekarang enggak usah ganggu hidup gue dan berhenti berharap kalau gue bakalan suka sama lo," ujar Raffa dengan menatap tajam Emily.

"Gue gak akan nyerah Raffa! Gue yakin suatu saat gue bisa naklukin elo, jangan nganggap gue remeh. Gue bisa ngelakuin apa aja buat apa yang gue mau, lihat nanti!" Ujar Emily dengan air mata yang berurai di pipinya. Setelah itu Emily pergi dari hadapan Raffa dengan perasaan malu lagi karena ini kesekian kalinya Raffa menolak dirinya.

"Diganggu lagi?" Tanya Adnan.

Raffa tak membalas ucapan Adnan, lelaki itu hanya mengedikan bahunya lalu kembali duduk di bangkunya tak lupa menyumbat kedua telinganya dan menenggelamkan wajahnya di kedua lipatan tangannya.

🌛 🌛 🌛

"Bun, Raffa pulang," ucap Raffa begitu ia membuka pintu rumahnya

"Iya sayang, sini minum dulu," suruh Viola.

Raffa mencium dulu tangan sang bunda lalu menerima gelas pemberian bundanya itu.

"Makasih, Bunda," ucap Raffa tulus.

"Sama-sama sayang."

"Bunda enggak ke butik?" Tanya Raffa.

"Enggak, mana bisa Buunda ke butik kalau adik kamu sakit," jawab Viola.

"Tapi udah dibawa ke dokter kan, Bun?"

"Udah, tadi Bunda sendiri yang bawa."

"Kata dokter gimana?"

"Adik kamu cuma demam biasa, dia kelelahan aja, apalagi dua hari yang lalu dia pulang sekolah hujan-hujanan sama adik kamu yang satunya."

"Ya udah, nanti Raffa lihat ke kamarnya ya, Bunda."

"Oke, kalau gitu Bunda mau lanjutin masak dulu. Kamu mau Bunda masakin apa?" Tanya Viola kemudian.

"Apa aja yang penting masakan Bunda pasti Raffa makan," jawab Raffa.

"Hahaha, you're the best!"

Setelah Viola berlalu, Raffa tersenyum. Ia bersyukur menjadi anak dari Viola. Wanita cantik dengan sejuta kebaikan serta hatinya yang lembut. Meski selama hidupnya ia belum pernah merasakan kasih sayang ayahnya, Raffa akan tetap baik-baik saja selama  Viola dan kedua adiknya selalu ada di sisinya. Raffa dibuat lebih bersyukur lagi karena Viola selalu memperlakukan anak-anaknya dengan baik. Seperti tadi, saat Raffa pulang sekolah maka Viola akan menyambutnya sambil membawakan air putih dan itu juga berlaku untuk kedua adiknya.

"Selama Raffa sama Bunda, Raffa bakal baik-baik aja walaupun selamanya tanpa Ayah," gumam Raffa.

TBC

Uwuuuu!!! Kita kenalan dulu sama tripletnya ya 😂😂 gimana? Mau lanjut tydak? Jangan lupa vote dan komen kalau udah baca ya~ see u next part! ❤️

17 Maret 2020
Love, groseee

Amazing Triplet [ PINDAH KE INNOVEL ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang