"Kamu harus yakin bahwa kamu pasti akan terus hidup, oke nak? "
"Terima kasih kak sudah berusaha melindungiku."
"Jangan lupa untuk tetap hidup nak. "
Kata - kata dari mereka mengingatkanku, bahwa aku belum boleh menyerah. Bukan. Aku tidak boleh menyerah! Masih banyak yang dapat kulakukan. Masih banyak yang dapat membuatku hidup.
.
5 tahun berlalu, setelah perang dunia selesai. Negaraku sudah merdeka, dan aku berhasil selamat dari kematian karena aku berhasil berlindung di belakang rumah yang terbuat dari marmer. Haha, beruntung sekali ya.
Dahulunya, sebelum perang dunia terjadi banyak warga negara yang hidup ditempat itu membangun rumah menggunakan marmer sebagai rangkanya. Karena itulah banyak terdapat rumah yang beberapa bagiannya masih kokoh saat itu.
Aku tidak pernah melihat Enny lagi, aku berasumsi mungkin saja, Enny sudah tak lagi di dunia sebab terkena ledakan itu juga. Cukup sedih aku karena walau baru sebentar kita bertemu, aku merasa Enny cukup berharga . Aku merasa kita sudah kenal cukup lama. Tapi karena aku sudah berumur 19 tahun, aku memutuskan untuk pergi berkelana di negara tetangga.
Disana aku menemukan sebuah tempat yang pas untukku bekerja,dan disanalah aku melihat seseorang yang aku rindukan.
"You? Are you Enny?! " Aku melihat seorang laki - laki sebaya denganku.
" Omaygosh, Yanda?! I thought i lose you. " ucapnya sambil memelukku erat.
" What are you doing here?! " tanyaku yang sangat kaget.
" I wanted to go to the graveyard. But i got lost. And here i am. " katanya
Tak dapat berkata - kata, aku hanya tersenyum lebar dan memeluknya seerat mungkin.
" How did you survive from that gigantic blast? " Tanyaku heran
" I was fired before the bomb was launched. And i thought you'll be... " katanya sambil mengisyaratkan bahwa dia mengira aku sudah pergi akibat ledakan yang begitu dahsyat itu.
"Yeah, i thought i'll die too. But i lived because of the support from others. Lucky huh? You know i worried so much about you." Ucapku kepada Enny. Dia tersenyum manis.
"You know Yanda, after i got fired all i could think is your safety. So i was really glad when i didn't see your name in the died victim book. " Katanya lega.
" And Yanda, you remember when I said i liked you at the first sight? " Tanyanya kepadaku
Aku mengangguk.
"Then, will you be my girlfriend?" Tanyanya padaku yang membuatku terkejut.
Sekali lagi aku mengangguk namun disertai senyumku yang paling manis.
.
4 bulan kemudian, kami sedang berkencan Enny tiba - tiba membungkuk dan memberikan cincin padaku. Ia mengatakan,
"Just like my name 'Yellow' bright like the sun in the morning. And i want to make your life even brighter than before, so will you marry me Yanda? "
" Yes! I will! " Jawabku dengan yakin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Survivor
Short StoryIni short story karena dare, baca juga karya temenku yang lain @kie_naaa (instagram) adilaqnz -short story- Namaku Yanda, seorang perempuan remaja yang berada di tengah perang antar negara. Negaraku dan negaranya sedang bertempur. Pertemuanku denga...