ii | ii

100 4 2
                                    












Tuan...
Kutulis ini sebagai bukti bahwa aku benar-benar 'pernah' menyukaimu.

Bukan tanpa sebab, tapi satu hal yang harus kau tau.

Aku pernah terbelenggu rasa dalam lara, mencari cinta berujung derita, berharap hati yang berujung menanti.

Tuan, hari ini telah kuputuskan untuk terbebas dari perasaan itu. Berharap bahwa kelakkan bertemu tuan yang baru, sekadar mengingat bahwa akan ada dia yang menganggungiku, seperti aku yang kerap kali meninggikanmu.

Tuan, aku sudah belajar sejak lama. Jika hati tidak bisa terlalu dipaksa, ia telah lelah pada waktunya. Padahal aku baru saja ingin bertahan--sedikit lebih lama.

Tapi tidak, setelah lama sadar akan posisi diri. Percaya bahwa kau bukanlah cinta sejati yang kucari, kini lagi-lagi kukatakan, "Aku menyerah."

Bukan perihal ketidaktulusan, tapi ini tentang sesuatu yang selayaknya kuperjuangkan. Tentu saja kamu sudah tidak lagi di dalamnya.

Maaf, pernah menganggumu dengan obrolan ringan yang kuharap berujung keseriusan. Tapi kini, tenang saja. Aku tidak akan lagi melakukannya.











-merkuriusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang